BAB 18

439 24 4
                                    


Vela terus meronta, perutnya sudah kram beberapa jam lalu, tetapi tetap ia paksakan untuk memberontak.

Vela mendengar dirinya akan dibawa pergi kembali, karena dari yang ia dengar pangeran Mateen sudah menemukan lokasinya sekarang. Ia merapalkan bermacam doa, agar sang suami sampat tepat waktu.

《《《《《《《《《《《《《

Sekarang pangeran Mateen juga rombongannya sedang menuju titik terang bahwa disana terdapat Vela. Perjalanan memakan waktu 1jam 8menit. Setelah menempuh perjalanan cukup lama akhirnya rombongan pangeran Mateen sampai ketempat titik yang terdapat di laptop Axel. Tetapi yang mereka lihat adalah sebuah gudang yang kosong. Seperti tak ada penghuninya.

Pangeran Mateen pun langsung turun dari mobil. Semua para bodyguard nya pun ikut turun juga.

"Kok kosong Xel?" Ujar sang pangeran Mateen.

Axel pun meneliti dan memerintahkan anak buahnya mengelilingi tempat tersebut. Apakah benar kosong atau tidak. Tetapi hasilnya, kosong.

"Maaf tuan. Tempat ini kosong, tak berpenghuni." Ujar anak buah Axel.

Pangeran Mateen pun menggeram kesal. Kuku tangannya pun sudah berubah menjadi putih.

"Brengsek! Kemana mereka membawa istri ku! Axel cari lagi kemana nomor itu membawa Vela." Ujar pangeran Mateen.

Axel pun mengangguk. Beberapa menit kemudian, Axel tak mendapat dimana titik terang lagi, nomor tersebut juga tidak aktif lagi. Mencari dan terus mencari tetapi tak ada tanda tanda kalau nomor itu menunjukkan titik terang.

Taklama kemudian handphone pangeran Mateen berbunyi lagi. Tetapi kali ini dari sang ayah.

"Hallo ayah." Ujar pangeran Mateen.

"Cepatlah kembali kesini Mateen! Negara kita sedang dalam masalah. Kau harus cepat kembali, karena aku sudah tak bisa menghandle. Cepatlah!" Ujar sang raja Brasta.

Telpon diputuskan secara sepihak oleh sang raja Brasta.

Pangeran Mateen pun langsung menggeram frustasi.

"Arghh.. sialan! barbaric!" Ujar pangeran Mateen mengumpat.

"Axel!" Teriak pangeran Mateen kepada Axel, kebetulan jarak pangeran Mateen lumayan jauh.

"Iya tuan muda." Ujar Axel.

"Kau cari Vela sampai dapat! Aku akan kembali kenegara ku! Kau dan anak buah kau tetap disini!! Paham Axel!?" Ujar pangeran Mateen dengan wajah yang merah.

Axel pun mengangguk. Pangeran Mateen langsung berlalu kemobil. Ia langsung bergegas kebandara. Ia tak perduli apakah pesawat nya sudah siap pakai atau tidak. Yang terpenting urusannya dinegaranya sudah selesai dan artinya ia bisa seluasa mencari keberadaan Vela.

《《《《《《《《《《《《

Para penculik Vela membawa dirinya entah kemana, karena menurut sang penculik pangeran Mateen sudah mengetahui dimana dia disekap. Vela yang mulanya memberontak akhirnya pasrah. Ia tak mau anak yang ada dikandungannya kenapa napa. Mulai dari jam 17:30 tadi, perut Vela sakit. Tetapi ia tahan dan puncaknya adalah sekarang. Sakit perutnya tak bisa lagi ia bendung.

Cairan bening sudah meluncur diselangkangannya. Sampai tempat yang ia tempati basah, juga bercampur cairan pekat merah. Darah.

"Argh.. s-sakit.. tol-tolong." Ujar Vela sembari meringkis.

"Tolong.. hiks..in-ini sakit sek-sekali, argh...!!" Ujar Vela sambil teriak.

Salah satu anak buah yang menculiknya pun muncul.

FOR MY HUSBAND Opowieści tętniące życiem. Odkryj je teraz