BAB 39

594 16 4
                                    

Pangeran Mateen pun menggelengkan kepalanya tanda ia tak setuju, padahal dia-maksudnya pangeran Mateen- tau kalau Vela tak melihat dirinya menggelengkan kepala.

"Engga. Mereka perlu adaptasi sama kamu, aku juga gitu. Dan saat sudah terbiasa mereka malah lengket sama aku dari pada sama bunda." Ujar pangeran Mateen menenangkan sang istri.
=================

Vela yang lumayan tenang pun mulai menghentikkan tangisnya, tapi isakkan nya masih terdengar serta pelukkannya tak terlepas dari tadi.

Pangeran Mateen pun mengelus serta mengecup puncak kepala Vela dengan sayang.

"Udah ya? Itu Lio sama Lia nya heran melihat kamu, coba lihat." Ujar sang pangeran Mateen seraya mencoba melepaskan pelukkan Vela yang super erat itu.

Vela pun akhirnya melepaskan pelukkannya.

"Sini cium dulu." Ujar sang pangeran Mateen tanpa malu kalau ada Axel yang masih ada disini, sedangkan asisten Axel sudah ia- maksudnya Axel- suruh pergi, sedangkan dirinya harus menggendong kedua anak milik pangera Mateen.

"Ish! Gak mau! Malu aku kak!" Ujar Vela sambil cemberut oh jangan lupakan tangannya yang mengusap kearah matanya.

Axel pun tersenyum serta menggelengkan kepalanya gemas akibat ulah kedua orang tersebut.

"Axel gak bakalan liat kok. Balik badan Axel!" Perintah sang pangeran Mateen dan langsung diikuti Axel sekarang itu juga.

"Udah." Ujar sang pangeran Mateen.

Cup.. yang pertama di kelopak mata sebelah kanan

Cup.. sedangkan yang kedua di kelopak mata sebelah kiri

Cup.. yang ketiga ujung hidung Vela.

"Udah ya? Jangan nangis, hari ini kamu nangis mulu." Ujar pangeran Mateen setelah mencium inci wajah Vela.

Vela pun menganggukkan kepalanya.

Vela menunjuk kearah Axel yang sedari tadi tak berpaling badannya.

"Itu.." Ujar Vela sambil menunjuk kearah Axel.

Pangeran Mateen pun mengikuti arah tangan Vela yang rupanya merujuk kearah Axel.

"Berbaliklah Axel." Ujar sang pangeran Mateen dan detik itu juga Axel berbalik kearah dirinya.

"Sini!" Lambai Vela kearah Axel.

Axel pun berjalan kearah Vela dengan kedua anaknya- maksudnya anak Vela dangn pangeran Mateen- dangan sebelah kanan ada Lio dan sebelah kiri ada Lia.

Vela pun merentangkan kedua tangannya.

"Sini yuk! Ikut mamah, ayo nak!" Ujar Vela dengan bersemangat.

Awalnya kedua anaknya tak mau mengikuti Vela tapi akhirnya mau dengan segala bujuk Vela kepada kedua sang anak.

"Lio.. ini mamah nak, Lia ini mamah nak.." Ujar Vela sambil menciumi pipi gembul milik Lio maupun Lia.

Pangeran Mateen yang melihat wajah sang istri senang pun mendekat kearah penyemangat hidupnya tersebut dan didekapnya lah dengan erat Vela beserta Lio dan Lia yang berada didalam gendongan Vela.

Axel pun hanya tersenyum lalu berbalik arah. Ia-maksudnya Axel- tak mau mengganggu keluarga yang sedang berbahagia itu.

Sedangkan pangeran masih mendekap Vela dengan erat, bahkan kedua anak nya pun tak apa apa walaupun badan mereka berdua terhimpit sebab pangeran Mateen memeluk Vela berarti mereka berdua ikut terpeluk juga.

"Ihh.. udah kak. Kasihan Lio sama Lia nya terhimpit, aku juga sesak gak bisa bernapas." Ujar Vela sambil meronta ronta agar sang suami mau melepaskan dekapan ini.

FOR MY HUSBAND Donde viven las historias. Descúbrelo ahora