BAB 17

411 25 4
                                    


Sedangkan Vela keluar dari toko itu sambil menghentak hentakkan kaki nya dengan kesal.

Para bodyguard tu lengah karena memerhatikan keadaan sekitar dan tak melihat Vela keluar dari toko itu.

Sedari tadi ada yang mengintai Vela, mulia dari awal masuk kedalam Mall sampai sekarang.

Orang itu memiliki gerombolan 3-6 orang.

Seseorang itu pun langsung mendekap mulut Vela dengan kain yang sudah tercampur obat bius. Sedangkan sisanya langsung berlari ada yang keruang CCTV dan ada juga yang menyiapkan mobil.

Para bodyguard yang menjaga pangeran Mateen maupun Vela yang ikut tadi, tak ada yang tau. Jikalau Vela sudah tak bersama pangeran Mateen lagi.

Sedangkan pangeran Mateen, ia menggelengkan kepala ulah istrinya itu. Langsung saja ia keluar dari toko itu untuk menyusul Vela. Ia mengedarkan pandangannya keseluruh sudut Mall ini tetapi tak ada tanda tandanya Vela berada disana. Ia hampiri bodyguard yang menjaga didepan toko itu.

"Kau tau dimana istri ku?" Tanya pangeran Mateen dengan rahang yang mengetat.

Bodyguard itu pun kaget. Ia-maksudnya sang bodyguard- menggeleng.

"Saya tidak melihat nyonya muda, tuan muda." Ujar bodyguard tadi.

"Apakah benar?" Tanya pangeran Mateen dengan wajah yang sangat merah. Ia benar benar marah sama dirinya.

Bodyguard tadi pun menggeleng lagi, tetapi lebih cepat. Ia sungguh tak melihat istri dari tuan mudanya itu.

Pangeran Mateen pun langsung berlari kearah pintu masuk, ia hanya memastikan apakah Vela sudah pulang atau tidak. Tetapi jawaban nya, sama. Para bodyguard yang menjaga pintu masuk mau pun keluar tak ada yang melihat jejak Vela.

Tak hanya disitu, pangeran Mateen pun langsung berlari lagi keruang CCTV, untuk memastikan sesuatu. Tetapi apa yang ia dapat? Tak ada. Video itu menampakkan Vela yang keluar dari toko baju itu dan rekaman itu langsung gelap. Tak ada lagi kelanjutan video nya. Pangeran Mateen kehilangan arah kemana Vela nya pergi.

Langsung saja ia memerintahkan para bodyguardnya itu berkumpul di gudang yang sudah ia siapkan sebelum berangkat dari kenegaraan nya sampai keBanjarmasin.

Pangeran Mateen pun langsung masuk kemobil keluaran terbaru itu, ia memerintahkan sang supir kegudang tempat berkumpulnya ia dengan para bodyguar bodyguard nya itu.

《《《《《《《《《《《《

Vela tak tau apa yang terjadi sama dirinya. Yang ia ingat adalah dimana saat seseorang sedang mendekap area mulut dan hidungnya lalu semuanya gelap. Ia ketakutan. Ia berharap suaminya, yaitu pangeran Mateen dapat menemukan diri.

Ia mengedarkan pandangan matanya kepenjuru sudut. Satu yang Vela gambarkan, yaitu gelap. Disini gelap. Tangan Vela dan juga kaki Vela diikat. Sedangkan mulutnya, disumpal dengan kain, jadi ia tak bisa berteriak meminta tolong.

Tak lama kemudian, ada setitik cahaya, yang berasal dari pintu ruangan tersebut. Semakin dibuka lebar maka cahaya itu semakin terang. Setelah terbuka sempurna pintu itu, seorang pria yang berpakaian serba hitam dan jangan lupakan. Dia berbadan besar. Ketakutan Vela semakin bertambah ketika pria tersebut mendekat kearahnya. Cahaya yang minim itu membuat Vela tak mengenali siapa orang itu. Tak hanya pria itu, ada dua-tiga orang ikut juga masuk, tetapi yang mencuri perhatiannya lah, pria paruh baya. Yang ia kira sangat sayang sama dirinya, tapi??

"Emppphh." Ujar Vela sambil menggerak kan tangan serta kaki nya.

Segerombolan pria itu pun tertawa keras melihat Vela yang tak berdaya.

FOR MY HUSBAND Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang