BAB 10

663 31 1
                                    

"Doktor! jururawat! tolong selamatkan isteri saya!" Ujar pangeran Mateen dengan bahasa Melayu.

------------------------------------------

Yovelansa pun langsung dilarikan ke ruang UGD.

Sedangkan sang pangeran Mateen duduk dikursi depan ruangan itu. Ia merapal kan bermacam macam do'a untuk sang istri di dalam sana. Ia berharap anak dan juga istri nya.Vela. Bisa selamat dan kedua dua nya sehat.

Waktu sudah berlalu lama, tetapi tak ada tanda tanda nya dokter yang ada diruangan tersebut keluar.

Sebelum Vela masuk, sang pangeran Mateen ngotot masuk, tetapi dokter yang menangani Vela menjelaskan jikalau ia tak bisa masuk, karena sudah aturan prosedur rumah sakit, jadi disinilah sekarang sang pangeran Mateen, yaitu dikursi depan ruang UGD.

Tiga puluh menit berlalu, akhirnya sang dokter yang ada di dalam ruangan UGD tadi keluar juga.

Sang pangeran Mateen yang menglihat dokter keluar dari ruangan itu pun langsung menghampiri nya. Dan menanyakan sederetan pertanyaan yang sangat panjang, sehingga sang dokter tak bisa menjelaskan nya lagi.

"Doktor bagaimana keadaan isteri saya? adakah ia baik-baik saja? adakah dia sedar? Adakah berbahaya untuk mendapat sakit perut? adakah mereka berdua baik-baik saja?" Ujar sang pangeran Mateen.

Dokter pun tersenyum melihat sang pangeran nya ini khawatir sama keadaan istri nya.

"anda tenang, ini adalah perkara biasa bagi wanita hamil, kerana Gas yang terkumpul di saluran pencernaan semasa mengandung membuat wanita hamil merasa sakit perut. Ini disebabkan oleh peningkatan hormon progesteron yang menyebabkan otot di saluran pencernaan berehat dan melambatkan pencernaan."  Jelas dokter tersebut.

Akhirnya, sang pangeran Mateen pun bisa bernafas lega, tetapi ada satu pertanyaan lagi.

"adakah dok berbahaya itu?" Tanya sang pangeran lagi.

Dokter pun menggeleng dan menjelaskan nya.

"Semasa rahim isteri anda terus membesar untuk memberi ruang kepada janin, ini dapat memberi tekanan pada otot, sendi, dan saluran darah. Oleh itu, ia boleh menyebabkan rasa tidak selesa atau sakit di sekitar perut. Sudah tentu, ini bukan sesuatu yang perlu anda bimbangkan dan tidak akan membahayakan kesihatan isteri dan bayi anda." Ujar dokter itu lagi.

Dokter pun pamit undur diri, sedangkan sang pangeran Mateen duduk kembali ketempat awal ia tempati, karena Vela belum di pindahkan keruang inap.

#==================#

Sekarang Vela sudah dipindahkan keruang inap. Pangeran Mateen pun terus menggenggam tangan Vela. Ia-maksudnya sang pangeran Mateen- berharap istri nya tersebut lekas sadar dari pingsan nya. Didalam ruangan ini pangeran Mateen hanya sendiri, karena ayah mau pun bunda nya belum ia kasih tau. Sedangkan di tangan Vela tertancap jarum infus, karena kata dokter istri nya kurang asupan, padahal setiap hari ia melihat sang istri selalu makan, terus dimana kurang asupan nya? Tanya sang pangeran Mateen dalam hati.

Ini kali kedua Vela masuk rumah sakit, tetapi rumah sakit yang berbeda. Saat di bandara, rumah sakit itu jauh dari kediaman nya.

Entah berapa lama kemudian tangan Vela akhirnya terbuka juga dari pejaman mata yang sangat rapat. Ia-maksudnya Vela- menoleh kearah sang suami. Yaitu sang pangeran Mateen. Sedang menelungkupkan kepalanya ditangan Vela. Vela pun meng-usap usap rambut suami nya, akhir nya sang pangeran Mateen pun mengangkat wajah nya dan di lihat nya lah wajah pucat istri nya. Pangeran Mateen pun tersenyum dan didekap nyalah sang istri.

FOR MY HUSBAND Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang