BAB 25

540 29 1
                                    

Jagalah Sebelum menjauh, genggamlah sebelum pergi. Karena mempertahankan tidak semudah mendapatkan.

-------------------------------

Sinar mentari menyinari wajah cantik Vela. Vela yang merasa terganggu pun terpaksa bangun dari tidur nyenyak nya. Pergi kekamar mandi dan mandi, sekitar tiga puluh menit, Vela pun keluar dari kamar mandi dengan wajah yang lebih fresh.

Berjalan kearah walk in closet. Disana ia memilih jubah syar'i berwarna coksu. Jubah tersebut terlihat sangat cantik setelah berada ditubuh Vela. Setelah itu ia pun memakai bedak bayi serta memakai sedikit liptint merah muda. Serasa cukup dengan rias wajah nya ia pun keluar dari walk in closet. Ia berjalan keluar kamar, sampai diruang tengah, tak ada seorang pun selain dirinya. Ia pun berjalan lagi kearah ruang makan, disana sudah tertata rapi makanan, ada empat makan makanan yang tertata rapi dimeja makan besar tersebut. Ia tarik kursi tersebut, ia hanya mengambil roti tawar, ia makan tanpa selai atau apapun. Setalah itu ia meminum susu putih full krim. Selesai urusan sarapannya, Vela kembali kekamar untuk mengambil tas nya serta handphone miliknya. Ia mengaktifkan handphone tersebut, banyak notifikasi dari aplikasi WhatsApp. Kebanyakan dari grup falkutasnya. Serasa tak penting ia pun memasukkan handphone nya kedalam tas, ia ambil mungkena dan sejadah, karena hari ini ia bakalan pulang sampai sore, kalau minjam dimushola punya kampusnya, mungkena nya gak se-higienis.

Pernah ia lupa membawa mungkena, waktu itu ada acara seminar gitu, jadi sampai malam. Pas waktu ashar, zduhur ia lupa membawa mungkena, pingin meminta Max Atau Roby mengambilnya, tapi ia tak enak hati. Terpaksa ia meminjam punya kampusnya.

Sekarang dirinya sudah didalam mobil yang mengantarkan dirinya kekampus. Selama diperjalanan, jalanan sudah tak macet lagi. Ia melihat jalanan yang ia lalui sekarang berjalan dengan lancar, tak ada hambatannya. Sekitar dua puluh lima menit selama diperjalanan akhirnya Vela pun sampai di area kampusnya. Ia pun bersiap siap keluar dari mobil. Saat ia membuka pintu mobil, Max memanggil dirinya.

"Ada apa Max?" Tanya Vela kepada laki laki itu.

Max pun terlihat canggung.

"Anu.. aduh gimana ya?" Ujar Max lalu menggaruk pelipisnya yang tiba tiba gatal.

"Bicaralah Max! Jika tidak, aku bakalan telat." Perintah Vela.

Vela pun terus menerus melihat jam tangan miliknya.

Sebentar lagi kelas bakalan mulai ini. Ujar batin Vela.

"Minggu depan apakah nyonya ada janji?" Ujar Max sambil memandang kearah Vela.

Vela pun mengingat lagi, ia rasa minggu depan ada janji dengan Kansa. Temannya itu. Vela pun menganggukkan kepalanya.

"Ya. Aku ada janji, memang nya ada apa?" Ujar Vela kepada Max.

Max pun menggelengkan kepalanya.

"Yasudah, silahkan nyonya masuk, nanti telat lagi." Ujar Max kepada Vela.

Vela pun mengendus kesal. Kan tadi dia yang menahan ku? Lah sekarang? Dia yang mengusirku. Ujar Vela dalam hati.

Vela pun keluar dari mobil, tak lupa ia menutup pintu mobil tersebut dengan kasar. Ia tak perduli jika pintu mobil tersebut rusak.

Sedangkan Max mengelus dadanya karena kaget.

Punya majikkan kok gada akhlak ya? Astagafirullah. Ujar Max sambil melajukan mobilnya kekuar dari area kampus tersebut.

Vela berjalan kearah kelasnya, karena kelas pertama sebentar lagi akan dimulai. Diseper-empat jalan, ada yang menepuk pundak nya. Otomatis Vela berhenti, sebelum orang itu berbicara, ia tak akan mau berbalik badan.

FOR MY HUSBAND Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang