BAB 19

456 28 5
                                    

"Kau baik baik saja kan nona?" Ujar Boby.

"Ya. Aku baik baik saja." Ujar Vela dengan muka datar.

"Haha.. kalem nona. Tak lama lagi bos kami akan kemari, untuk melihat bagaimana cucunya. Dan saat itu juga, kau dan anak kau terpisah, bersiaplah!" Ujar Boby lalu ia langsung keluar.

Vela pun termenung. Ia tak mau dipisahkan dari sang anaknya. Sungguh, ia tak mau. Dan tak akan rela.

×××××××××××××××××

Setelah menempuh perjalanan 1jam 25menit, karena pesawat tak di delay, akhirnya pesawat bisa menempuh perjalanan dengan sempurna, tak ada halangan. Pangeran Mateen pun turun dari pesawat sudah banyak Anggota Bersenjata, yang sudah menunggu dirinya. Serta bundanya. Ratu Kholnaliga.

Pangeran Mateen pun mendekat dan mencium punggung tangan bundanya. Ratu Kholnaliga pun mengusap punggung lebar anaknya. Pangeran Mateen.

Ratu Kholnaliga pun menunggu menantunya turun dari pesawat, tetapi tak ada tanda tandanya kalau Vela ikut bersama anak nya ini. Ia pun bertanya.

"Loh, Mateen. Kemana menantuku Vela?" Tanya ratu Kholnaliga. Masa perginya dengan Vela. Lah sekarang? Pulang tau taunya sendiri. Aneh. Monolong ratu Kholnaliga sendiri dalam hati.

Pangeran Mateen pun menggaruk pelipisnya yang tak gatal. Lalu ia mencoba tersenyum.

"Anu bunda.. anu, ah ya! Vela tak mau ikut dengan ku, dia maunya di Indonesia beberapa waktu. Iya itu kenapa Vela tak ikut pulang dengan ku." Ujar pangeran Mateen dengan wajah yang gugup.

Ratu Kholnaliga pun menatap curiga kearah anak keempatnya itu.

"Benarkah? Kau tak sedang bohongkan? Kau tak membohongi bunda mu ini kan? Kau hidup sudah lama bersama ku Mateen. Jadi aku tau ada yang kau sembunyikan dari ku, jujurlah!" Ujar ratu Kholnaliga.

Pangeran Mateen pun semakin bingung. Ia hari ini sudah berbohong dua kali dengan ini. Maafkan Mateen bunda. Ujar nya dalam hati.

"Apaan sih bunda.. sudah ah, Mateen penat, pingin istirahat. Bukannya anaknya disuruh istirahat, lah bunda? Malah menanyakan sederetan pertanyaan." Ujar pangeran Mateen, setelah itu ia langsung pergi meninggalkan sang bunda.

Ratu Kholnaliga pun menghembuskan nafas lelah. Pasti ada sesuatu dengan anaknya itu. Tapi nanti saja ia akan bertanya.

Ratu Kholnaliga pun masuk kedalam mobil dan menglihat pangeran Mateen yanh bersandaran dikursi penumpang dengan mata yang terpejam. Ratu Kholnaliga pun menyentuh pundak anaknya dan itu pun langsung membuat pangeran Mateen membuka matanya.

"Kau ada masalah sayang?" Tanya ratu Kholnaliga dengan penuh kasih sayang.

Pangeran Mateen pun menggelengkan kepalanya. Tetapi ratu Kholnaliga tau kalau pangeran Mateen sedang berbohong.

"Ceritakan sama bunda! Bunda tau kau dengan Vela pasti ada masalahkan?" Tanya ratu Kholnaliga dengan tegas.

Pangeran Mateen pun menggeleng.

"Kau dengah Vela sedang bertengkar?" Ujarnya lagi.

Lagi lagi pangeran Mateen menggeleng.

"Kau ini! Aku tak bisa menebak. Ceritalah sama bunda!" Ujar ratu Kholnaliga.

"Aku tak apa bun." Ujar pangeran Mateen yang masih menikmati duduknya.

"Ceritalah Mateen!" Ujar bundanya sekali lagi.

Pangeran Mateen pun sudah tak bisa lagi mengelak jika dipaksa terus menerus. Ratu Kholnaliga pun mengalihkan pandangan nya kearah jendela, karena sedari tadi ia menatap sang anak.

FOR MY HUSBAND Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang