BAB 35

469 17 1
                                    

Ia pun memijit pangkal hidungnya karena kepalanya yang sedikit pusing. Setelah itu gelap tak ada penglihatan lagi.

===============

Sedangkan Vela, ia masih menunggu sang suami agar video call tapi sampai sekarang tidak ada. Sang mertua pun sudah tertidur disofa yang lumayan besar, tak lama handphone milik sang mertuanya berbunyi. Ia pun mihatnya sekilas, nomor tak dikenal mangirim sebuah foto. Ada rasa berkeinginan melihat siapa yang mengirim foto tersebut. Tapi ia tak berani meminjam handphone milik sang mertua tanpa persetujuan. Vela pun kembali berbaring, ia pun menatap lurus kearah langit langit ruangan nya, entah kenapa firasat nya sekarang mengatakan ada sesuatu yang tak beres. Ia pun tak tau apa itu, lama berdebat dengan fikiran nya. Vela pun tertidur dengan lelap.

#######

Pangeran Mateen pun mengedarkan pandangannya keseluruh ruangan, ia terasa asing dengan ruangan tersebut, kepalanya pun masih sakit karena efek dari alkohol yang ia minum malam tadi masih bekerja, tapi tak sepening malam tadi. Pandangannya terhenti dengan adanya wanita, hah? Wanita?? Tanya sang pangeran dalam hati. Lantas langsung saja sang pangeran duduk dari tidurnya, tapi serasa sangat dingin kalau sekarang, pangeran Mateen pun melihat kearah badan nya yang ternyata sudah tak terbalut apapun. Hanya tersisa selimut, ia pun mengalihkan pandangannya kearah wanita tadi. Ia merasa familiar dengan wajah sang wanita, pangeran Mateen pun mendekatkan tangan nya, lalu ia selipkan rambut tersebut agar tak menutupi wajah sang wanita. Ia terkejut bukan main. Dia, dia.. Anisha? Tanya sang pangeran dalam hati.

Pangeran Mateen pun menggelengkan kepalanya dengan kuat.

Ini tak mungkin Anisha! Tak mungkin! Bodoh kau Mateen! Bodoh!

Bantah sang pangeran Mateen dalam hati.

Ia tak percaya apa yang telah ia lakukan bersama dengan Anisha.

Ini tidak mungkin??? Bagaimana bisa aku berada disini?? Bukan kah malam tadi..? Argh..

Tanya kebingungan sang pangeran dalam hati.

Lantas, pangeran Mateen pun langsung memakai bajunya yang berserakan, pening dikepalanya pun sudah mulai berkurang. Pangeran Mateen pun langsung mengambil kunci mobil yang tergelak di atas nakas. Saat keluar dari kamar tersebut, banyak yang menatap kearah dirinya. Tapi pangeran Mateen acuh dengan semua itu, saat di parkiran, pangeran Mateen mengedarkan pandangan nya. Ia mencari dimana letak mobil yang sedang ia genggam kunci nya tersebut. Ia pun menekan remote kunci mobil tersebut, berbunyilah mobil yang berwarna merah cabai diujung sana. Ia pun bergegas berjalan kearah mobil tersebut, setelah itu. Ia pun masuk kedalam mobil dan setelah itu mobil yang ia tumpangi melaju dengan kecepatan di atas rata rata. Saat sampai dikerajaan milik sang ayah, pangeran Mateen pun langsung keluar dari mobil tersebut, ia tak memarkirkan nya dengan benar ia tak perduli. Saat masuk, ia di suguhkan penampakkan dimana sang bunda, Vela dan juga ayah nya yang menatap dirinya seolah olah dirinya adalah bagaikan virus yang datang kekeluarga itu, ia menatap wajah sang istri, Vela menangis sesegukkan, lalu atensi nya berubah menjadi kearah bundanya dan terakhir kearah sang ayah.

Pangeran Mateen pun berjalan menuju kearah sang istri, Vela. Saat beberapa langkah lagi, ia dikejutkan karena sang bunda melempar beberapa lembar foto tepat didepan wajahnya.

"Ini apa Mateen!!?" Bentak sang bunda.

Pangeran Mateen pun berjongkok lalu mengambil satu buah foto, ia pun langsung melihatnya. Disana terpampang jelas kalau itu foto dirinya dan juga Anisha yang tak memakai sehelai benang pun. Pangeran Mateen pun mengetatkan rahangnya.

"Apa yang sudah kau perbuat?? Apa Mateen??! Selama ini, apakah didikan saya kurang!!? Apakah saya tidak pernah mengajarkan kepada anda hal yang benar dan mana yang buruk??! Jawab Mateen!!" Ujar sang bunda dengan bahasa formal.

FOR MY HUSBAND Wo Geschichten leben. Entdecke jetzt