BAB 29

364 24 0
                                    

Ketika seseorang membicarakan keburukan kita, jangan kita balas dengan keburukkan pula. Tapi balaslah dengan kebaikkan yang membuat dia malu akan dengan sifat dirinya :"
                       

===========

Saat ini Vela maupun Kansa sudah berada di bandara Bandar Udara Changi Singapura. Setelah menempuh waktu sekitar 1 jam 30 menit. Vela maupun Kanaa mencari penginapan terlebih dahulu, karena badan mereka sangat lelah jika diteruskan terbang kenegara Brunei Darusslam. Mereka berdua sudah berada didalam mobil mengantarkan mereka kehotel terdekat dengan bandara tadi. Vela sangat yakin, kalau sang penculik masih memata mata-i dirinya walaupun Vela tak melihat hal yang mencurigakan. Saat mobil itu berlalu, mereka berdua chek-in dan langsung masuk kedalam kamar yang sesuai resepsionis sebutkan. Vela yang terlalu lelah langsung saja ia lempar tas selempang miliknya kearah sofa yang sudah disediakan. Juga Kansa yang sama lelah jadi ia pun sama seperti Vela, setelah nya mereka berdua terjun kearah kasur. Dikamar yang Vela dan juga Kansa tempati terdapat dua kasur.

"Kansa." Panggil Vela kepada Kansa.

Kansa yang menatap arah langit langit pun menoleh kearah Vela.

"Ada apa?" Jawabnya Kansa.

Vela pun duduk dari rebahannya.

"Besok kita pergi jam berapa? Aku tidak bisa meminta tolong sama Max ataupun Roby untuk beli tiket. Kalaunya pasawat pun; rasanya tak mungkin. Pilotnya pasti tau kalau kita mau pergi ke Brunei." Ujar Vela sambil menatap kearah Kansa.

Kansa pun ikut berduduk sama apa yang dilakukan Vela.

"Hm.. Beli tiket online saja? Gimana? Gue juga gak tau gimana kita nantinya." Ujar Kansa sambil melepas jilbab instannya.

"Gimana kita besok pagi kebandara tapi. Berbeda bandaranya, aku takut disana masih ada pilot serta pramugari yang ada dipesawat hari ini masih ada dibandara sana." Ujar Vela sambil berjalan kearah koper miliknya.

Kansa pun menganggukkan kepalanya.

"Gue dulu ya?" Ujar Kansa sambil berjalan kearah kamar mandi.

Ditangan kanan nya terdapat baju tidur yang panjang dan sebelah kirinya terdapat handuk putih yang memang disiapkan oleh pihak hotel.

Vela pun menganggukkan kepalanya.

"Baiklah." Ujar Vela kepada Kansa.

Sekarang yang tertinggal hanyalah Vela. Karena Kansa yang tadi pamit kearah kamar mandi.

Vela yang membongkar isi kopernya pun akhirnya dapat juga. Ia mencari baju tidur yang terselip tadi karena banyaknya baju jubah miliknya. Ia berjalan kearah sofa lalu mengambil handphone yang ada didalam tas selempang miliknya. Ia buka handphone itu, sebelum menonaktifkan mode pesawatnya. Vela pun menonaktifkan lokasi milik handphone nya. Ia yakin, jika Max maupun Roby akan melacak keberadaannya. Setelah sudah ia nonaktifkan. Vela pun membuka aplikasi WhatsApp. Serasa tak ada yang penting Vela pun membuka aplikasi instagram. Ia membuka akun milik suaminya, tetapi tak ada satu pun foto yang pangeran Mateen unggah, ia pun menutup aplikasi instagram lalu ia buka Twitter tetapi hasilnya sama. Vela pun menghela nafas lelah.

"Huft.. sebentar nak.. mamah akan bertemu dengan diri mu.. tapi.. mungkin." Ujar Vela pelan.

Sangat pelan mungkin hanya dirinya dan Tuhan yang tahu.

Sekitar tiga puluh menit-an Kansa pun keluar. Selama itu pula Vela pun melamun apa yang akan ia lakukan ketika bertemu dengan sang anak.

"Vela." Panggil Kansa dengan baju tidur yang panjang bermotif polkadot.

FOR MY HUSBAND Where stories live. Discover now