BAB 15

519 27 10
                                    

"Tunggu sebentar ya? Aku mau keluar dulu mau mengambil makanan nya." Ujar pangeran Mateen dan di angguk-i oleh Vela.

》》》》》》》》》》》》》

Sekitar lima belas menitan , dua sejoli itu sudah sampai di bandara Syamsudin Noor (yang rumah nya di BJB pasti tau.. hehehe..). Di bandara itu pangeran Mateen maupun Vela sedang menunggu mobil jemputan yang sudah pangeran Mateen siapkan.

Sekitar dua puluh menit-an menunggu, akhirnya mobilnya sampai juga.

"Yuk Vel!" Ajak pangeran Mateen kepada Vela.

Tadi sebelum mereka dijemput mereka menunggu terlebih dahulu, para bodyguard dan juga TNI BJB, sudah mengawal mobil Vela mau pun pangeran Mateen.

Selama di perjalanan, Vela terus mengunyah snack keripik kentang. Sedangkan pangeran Mateen pun sekali kali mencomot keripik kentang Vela, juga sembari memainkan hp canggihnya.

"Ka.. kita menginap ke hotel? Atau kerumah orang tua ku saja?" Tanya Vela dengan mulut yang terus mengunyah keripik kentang.

Pangeran Mateen pun menyimpan hp nya dengan sembarang. Lalu menengok kearah Vela.

"Jika kau mau nya, menginap pada ibu mu, ya kita menginap. Kalau kau mau nya di hotel aku juga tak masalah. Asalkan kau nyaman saja." Ujar pangeran Mateen sambil meng-elus elus pucuk kepala Vela dengan sayang.

Vela pun mengangguk-angguk kan kepalanya, ia-maksudnya Vela- tersenyum.

"Aku mau nya menginap sama ibu saja, tak apakan? Kalo kaka gak nyaman kita pesan hotel saja, banyak kok kalau di Banjarmasin yang menyediakan hotel, tapi aku gak tau kualitas nya gimana? Aku gak pernah menginap di hotel soalnya. Hehe.." ujar Vela sambil cengengesan. Pangeran Mateen pun ikut tertular juga, ia-maksudnya Pangeran Mateen- ikut tersenyum.

"Yasudah, gimana nyaman kamu nya. Udah ah tidur! Lumayan perjalanan antara BJB ini sama BJM jauh, sekitar 1jam 2menitan, kalau gak macet." Ujar pangeran Mateen.

"Disini bukan Jakarta ka. Di sini kalau di Jakarta banjir ya di Banjarmasin gak ada banjir. Kan kota Banjarmasin kota seribu sungai, hehe.." ujar Vela.

Pangeran Mateen pun hanya menganggukkan kepala saja.

"Kau tak mengantuk?" Tanya pangeran Mateen kepada Vela.

Vela pun menggeleng. Ia-maksudnya Vela- sudah tertidur selama perkajalanan tadi.

"Aku sudah tertidur tadi, kalau kakak ngantuk sini bobo di paha ku, kakak mengantuk kan?" Tanya Vela dan dibalas anggukkan sama pangeran Mateen.

Pangeran Mateen pun langsung menaruh kepalanya di paha Vela. Vela pun meng-usap usap rambut hitam legam suami nya. Sedangkan pangeran Mateen ,ia terus menggesekkan hidung mancung nya keperut buncit Vela.

"Tidur kak! Geli tau! Haha.." ujar Vela sambil mencoba menjauhkan kepala pangeran Mateen.

Pangeran Mateen pun semakin gencar menggesekkan hidung nya keperut Vela.

"Haha.. udah ka.. s-sakit ini perut aku." Ujar Vela, lalu seketika pangeran Mateen bangun dari pangkuan Vela.

"Hah? Dimana sakit nya? Maaf ya? Perlu gak kita kerumah sakit? Atau kita putar balik aja? Tadi aku liat ada rumah sakit. Vel?" Tanya pangeran Mateen dengan raut wajah yang khawatir.

Vela pun tersenyum, diarahkan nyalah kepala pangeran Mateen ke pangkuan nya.

"Gak papa kok, udah ah sini tidur! Nanti keburu sampai kita nya." Ujar Vela sambil mengarahkan kepala pangeran Mateen kepangkuan nya.

FOR MY HUSBAND Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang