BAB 16

432 23 6
                                    

"Aaa.. ponakan acil." (Aaa.. keponakan tante) ujar Vela dengan bahasa Banjarmasin.

Sedangkan pangeran Mateen ia tak paham, jadi ya berdiam diri saja.

》》》》》》》》》》》》

Pangeran Mateen maupun Vela sudah beristirahat dikamar bekas Vela dulu sebelum pergi kekerajaan pangeran Mateen. Sedangkan para bodyguard yang banyak tadi sudah pangeran Mateen perintahkan kembali ketempat tinggal masing masing, yang tersisa hanya sepuluh, itu pun mereka tidur dihalaman rumah, ada juga tidur di mobil.

Mereka-maksudnya pangeran Mateen dan Vela- sedang berbaring dikasur, ya tidak empuk sih, tapi masih layak pakai.

"Kak Mateen." Ujar Vela.

Pangeran Mateen pun menoleh kearah Vela.

"Apa?" Tanya pangeran Mateen.

"Kakak paham gak bahasa mamah tadi?" Tanya Vela.

Pangeran Mateen pun menggeleng, ia tak paham apa yang dibicarakan oleh keluarga Vela.

Sebelum mereka istirahat tadi, terjadi keributan, ya antara pangeran Mateen dengan keluarga Vela.

flashback.

Mamah Vela pun mata nya tertuju pada pangeran Mateen, Vela pun yang tau kondisi langsung melepas pelukkan nya antara dirinya dan juga keponakan nya.

"I-ibu.. it-itu s-su-suami k-"

Plak..

Sebelum menyelesaikan kata kata nya Vela pun mendapat tamparan di pipinya. Sedangkan pangeran Mateen kaget gara gara tindakan ibu mertuanya.

"Mah." Ujar pangeran Mateen sambil membawa Vela dibelakang tubuh nya.

"Apah? Ikam kesini lawan Vela pas sudah berumah tangga?" Tanya mamah Vela kepada pangeran Mateen. ( apa? Kamu kemari dengan Vela sesudah berumah tangga?)

"kenapa kam Vela kada memadahi kami hah? Kenapa? Supan ikam bisi urang tuha nang kaya kami? Supan? Jawab mama Vela! Ikam aku rawat mulai dari bayi sampai nang ikam bepadah handak merantau tapi apa balasan ikam wan kami!? Apa Vela!??" (Kenapa kamu Vela tidak bilang sama kami hah? Kenapa? Apakah kamu malu mempunyai orang tua seperti kami? Malu? Jawab mama Vela! Kamu kami rawat mulai dari bayi sampai kamu meninta izin mau pergi merantau, tapi apa balasan kamu dengan kami!? Apa Vela!??) Ujar mamah Vela murka.

Pangeran Mateen pun tak paham apa yang dibicarakan mamah Vela, sedangkan para bodyguard sudah mau maju saat mamah Vela mau menyerang Vela. Tapi pangeran Mateen larang, akhirnya mereka pun tak jadi maju.

Vela pun maju kedepan mamah nya dan langsung bersimpuh dikaki yang mamah.

"Maaf ma.. ulun semalam handak meminta izin tapi.. hiks.. k-kawinan u-ulun b-behehancapan." (Maaf ma.. saya kemarin mau meminta izin tapi.. hiks.. pernikahan s-saya d-dadakan.) Ujar Vela dengan sesegukkan.

Pangeran Mateen pun tak paham apa yang mereka bicarakan, sedangkan para warga sudah berkumpul menonton apa yang terjadi.

Pangeran Mateen pun berjongkok mensejajarkan dirinya juga Vela. Ia-maksudnya pangeran Mateen- memegang bahu Vela tapi langsung ditangkis Vela, akhirnya pangeran Mateen pun membiarkannya saja.

"Mah.. saya, saya gak paham apa yang mamah bicarakan dengan Vela, tapi dari yang saya simpulkan, pasti ini masalah pernikahan kami kan? Maafkan saya mah.. demi Allah, kemarin saya juga Vela mau mengundang mamah sama ayah, buat ikut hadir di acara pernikahan kami, tapi atas desak-an ayah saya, jadi saya maupun Vela gak sempat memberi tahu tentang pernikahan kami. Sekarang Vela hamil anak pertama kami mah, lama saya juga Vela menunggu anak yang ada dikandungan Vela. Maaf mah.. maaf." Ujar pangeran Mateen sambil menangkupkan kedua tangannya didadanya.

FOR MY HUSBAND Where stories live. Discover now