BAB 23

357 28 2
                                    

Mau tidak mau, suka tidak suka. Luka dan kecewalah yang akan mendewasakan kita.

€€€€€€€€€€€€€€€€€€€€€€€€

Vela berjalan kearah Kansa yang masih terbingung bingung karena interaksi Vela dengan orang orang tadi. Vela pun mengguncang bahu Kansa tidak terlalu kasar guna menyadarkan teman nya itu.

"Hey! Maaf aku tak bisa. Mungkin lain kali, tak apa kan?" Ujar Vela dengan wajah yang memelas.

Kansa pun tersadar kembali, lalu ia menatap Vela mulai dari atas sampai bawah.

Memang sih.. Vela ini pakaian yang ia kenakan selalu mewah, mulai dari baju, tas, jilbab, sepatu, bahkan jam tangan yang ia kenakan. Satu lagi mobilnya pun selalu berganti, jika ada keluaran mobil terbaru. Ujar Kansa dalam hati.

"Hey! Lah malah bengong lagi. Tak apa kan? Aku jadi gak enak hati dengan kamu, maaf yah?"ujar Vela sambil menangkupkan tanganya didada tanda ia benar benar minta maaf.

Didalam mobil kumpulan para bodyguard, mereka semua mengetatkan rahangnya karena melihat nyonya-nya itu memohon kepada gadis yang menurut mereka biasa biasa saja.

"Tak apa. Pulang lah.. pasti orang tua mu menunggu mu, iya. Kita bisa kok lain waktu." Ujar Kansa sambil terseyum hangat.

Vela pun tersenyum senang. Ia langsung memeluk Kansa.

"Yey.. makasih, bay Kansa." Ujar Vela lalu langsung masuk kedalam mobil keluaran terbaru itu. Mobil pun berlalu membelah jalanan yang sangat luas serta tak ada halangan sedikitpun.

Vela didalam mobil itu pun bersandar. Ia kepikiran kedua anaknya serta suaminya. Sudah enam bulan ia meninggalkan kedua anaknya, pasti sekarang anak anaknya menjadi anak yang ganteng juga cantik,seperti dirinya juga pangeran Mateen. Terkadang ia berfikir agar bisa masuk kedalam negeri itu, tapi selalu gagal. Ada saja seseorang yang tah bahwa itu adalah dirinya. Setiap hari bahkan menit ia memantau sosial media punya sang suami. Tetapi terakhirkali mempost suaminya itu enam bulan yang lalu, bersama dirinya tak ada lagi. story nya pun tak ada. Padahal ia berharap kalau pangeran Mateen mempost foto kedua anaknya atau hanya mempost di story. Tapi tak ada sama sekali. Berita kehilangan dirinya pun tak ada, seolah olah kalau dirinya masih berada disamping pangeran Mateen serta pemberian nama untuk kedua anaknya saja tidak ada. Ia sedih, karena tak tau siapa nama kedua anaknya itu. Tak terasa mobil yang ditumpangi Vela akhirnya sampai juga ke Mansion yang megah serta mempunyai lapangan besar. Ia tinggal di Mansion ini hanya sendiri, ralat. Ada beberapa pelayan, kebun, satpam, tukang kebun, serta para bodyguard bodyguard yang banyaknya minta ampun. Ia terkadang bingung, siapa dalang dari semua ini? Pikirnya.

"Sudah sampai nyonya." Ujar sang bodyguard sambil membukakan pintu mobil.

Vela pun tersenyum lalu berlalu pergi masuk kedalam rumah.

Saat masuk tak ada orang seorang pun. Sunyi serta kosong. Itulah yang Vela rasakan sekarang. Vela pun bergegas kekamar dan ia taruh tas punggungnya kesofa ia pun merebahkan tubuhnya itu kekasur yang sangat amat empuk. Semakin larut, akhirnya Vela pun tertidur.

Entah berapa jam ia tertidur, yang ia lihat diluar jendela mulanya siang sekarang berubah menjadi keorange-an. Pasti sudah sore. Ujar Vela dalam hati.

Lalu Vela pun bergegas kekamar mandi, membasuh wajah dan gosok gigi. Yang penting perut terisi. Ujar dalam hati.

Setelah selesai ritual nya dalam kamar mandi, baju yang Vela kenakan pun hanya memakai baju tidur. Setelah dirasa cukup Vela pun turun kebawah. Dibawah tak ada siapa siapa. Tetapi saat ditaman belakang tampak banyak orang berkumpul, entah apa yang mereka semua adakan ditaman belakang Mansionnya itu.

FOR MY HUSBAND Donde viven las historias. Descúbrelo ahora