BAB 21

492 24 4
                                    

Aku kangen kamu. Andai tadi aku lebih cepat, mungkin sekarang kita bisa berpelukkan. Aku kangen kamu Vela. I miss you so much. I need you, i so need you Vela, I'm begging back, dear. Ujar sang pangeran Mateen dengan air mata sudah menetes entah kapan.

======================

Setelah mendapatkan handphone-nya pangeran Mateen langsung menelpone Axel.

"Hallo Axel." Ujar pangeran.

"Ya tuan muda." Ujar Axel diseberang sana.

"Aku tadi sudah kerumah sakit yang kau sebutkan, tetapi entah kenapa malah yang ada dirumah sakit itu adalah kedua anak ku. Sedangkan istri ku tak ada, aku minta tolong sama mu. Tolong carikan seseorang yang ada dibalik semua kekacauan ini. Aku tak perduli ia siapa! Yang penting ia harus ada dihadapan ku! Aku mohon kepada mu! Jangan sampai sang penculik ditemukan kalau nanti anak anak ku sudah besar Paham!!?" Ujar sang pangeran Mateen.

"Paham tuan muda!" Ujar Axel dengan tegas.

Setelah itu sambungan telpone diputuskan secara sepihak oleh pangeran Mateen.

"pakcik datang ke sini!" Ujar sang pangeran Mateen kepada salah satu penjaga istana kerajaan ayahnya ini.

Yang dipanggil paham oleh pangeran Mateen tadi pun langsung bergegas mendetanginya. Setelah sampai didepan pangeran Mateen dengan senyum yang lebar serta membungkuk. Tanda memberi hormat kepada sang pangeran Mateen.

"Apa salah tuan muda?" Tanya paman yang dipanggil oleh sang pangeran Mateen.

"bolehkah saya meminta pertolongan?" Ujar pangeran Mateen dengan raut wajah yang tak sedingin tadi.

Yang dipanggil paman tadi pun tersenyum dan mengangguk.

"sila beli peralatan bayi, mulai dari kotak, pakaian, seluar dalam dan lampin serta mainan. semua itu mesti dibeli. wanita dan lelaki.
inilah wangnya, saya mahu semua peralatan tersedia malam ini! faham !?" Ujar pangeran Mateen sambil memberikan kartu debitnya.

Setelah itu yang pelayan pun pamit undur diri. Yang tersisa dikamar, hanyalah dirinya seorang. Ia kangen Vela-nya, ia mau Vela-nya hadir sekarang. Ia tak siap jika merawat kedua anak nya seorang diri, tanpa pasangan hidup. Ia percaya kalau Vela bakalan kembali lagi dengan selamat. Tetapi tak tau kapan waktunya akan tiba. Ia berharap semua ini hanya mimpi. Namun harapan nya itu tinggal-lah harapannya sendiri. Ini nyata, bukan ekspektasi. Kenyataan bahwa ia sudah menjadi papah, tapi sang istri meninggalkan dirinya. Satu lagi, sang ayah-raja Brasta- meminta dirinya harus menikahi Anisha sesegera mungkin. Itu adalah hal yang tak mudah bagi dirinya, ia hanya hanya mau Vela lah yang menjadi satu satunya pendamping hidupnya. Ia tak akan mau sampai kapan pun kalau ia diminta menikah lagi.

Bagi pangeran Mateen menikah itu cukup satu kali seumur hidup. Tulang rusuk gak bakalan tertukar. Ia sangat sangat percaya kalau Vela adalah tulang rusuk yang selama ini ia cari. Yang sekarang dilakukannya adalah menjaga kedua anak anaknya sampai Vela di temukan. Ia akan menunggu waktu itu tiba.

#################

Sudah lima bulan Vela meninggalkan pangeran Mateen. Dari situ sifat pangeran Mateen berubah 180°. Pangeran Mateen yang sekarang bukanlah pangeran Mateen yang ramah, sekarang cenderung temperamen, berwajah dingin walau dulu dingin tapi tak seperti sekarang, sering memarahi pelayan walau hanya salah sedikit saja. Dibalik sifatnya itu, pangeran Mateen adalah sosok papah yang sangat sangat menjaga kedua anak nya itu, lebih lembut serta tak pernah kasar sama kedua anaknya itu. Pangeran Mateen bagi orang asing ia adalah sosok yang sangat ditakuti semua orang termasuk orang tuanya. Padahal didepan kedua anaknya ia sangat menyayangi kedua anaknya.

FOR MY HUSBAND Where stories live. Discover now