BAB 32

450 25 3
                                    

'Akhlak dan adab'

Memakai pakaian syar'i itu gampang, tinggal jahit atau beli.

Tapi akhlak dan adab yang baik, tidak ada yang menjual dipasar atau ditoko manapun.

=========

Saat ini pangeran Mateen berteman lagi dengan senyap. Dengan pakaian sudah bersih, serta rapi. Tadi bundanya datang sekitar lima belas menit-an yang lalu bundanya sudah pulang.

Flashback on.

Setelah mendapat kabar kalo sang anak berada dirumah sakit. Sang ratu Kholnaliga pun bergegas kerumah sakit yang disebutkan sang anak. Ia pun sudah memerintah maid agar menyiapkan keperluan sang anak. Pangeran Mateen. Kedua anak pangeran Mateen pun sudah tertidur, jadi sang ratu Kholnaliga pun tak merasa khawatir menitipkan sang cucu kepada para pengasuh. Anaknya yang nomor enam sudah pergi kerumah miliknya- memang, umur puteri Tani lebih muda dari pada pangeran Mateen, tetapi Vela tetap saja memanggilnya dengan embel embel kakak- .Memang benar, puteri Tani sudah mempunyai suami. Bahkan anak. Setelah semua maid menyiapkan semuanya, sang ratu Kholnaliga pun langsung bergegas kerumah sakit yang disebutkan oleh sang anak. Pangeran Mateen. Ia-maksudnya sang ratu Kholnaliga- diantarkan oleh supir, ia tak mau meminta kepada sang suami. Raja Brasta. Mengantarkan dirinya, karena ia tau kalau sang suaminya itu enggan mengantarkan dirinya. Ia izin keluar dengan alasan bukan kerumah sakit, tetapi kerumah temannya. Ia juga tak mau dikawal karena pasti para pengawal itu mengadukan kepada sang suami jika dirinya, tidak kerumah temannya. Tetapi kerumah sakit. Tak memerlukan waktu lama, akhirnya ia sudah sampai juga. Ia bergegas kearah resepsionis menanyakan dimana letak ruangan Vela. Ia juga meminta bantuan security mengantarkan barang bawaan yang ia bawa tadi. Sang sopir yang mengantarkan dirinya kesini pun ia suruh kembali ke istana.

Sesudah bertanya dengan resepsionis, ia pun langsung bergegas keruangan tersebut.

Didepan ruangan tersebut, tak ada siapa-siapa. Bagaikan ruangan tanpa ada orang nya didalam. Ia pun mengetuk pintu, tiga kali ketukkan pintu pun terbuka dengan wajah sang anak yang berantakkan. Serta baju yang berantakkan dan juga ada beberapa bercak darah.

Pangeran Mateen pun melihat sang bunda, ia-maksudnya pangeran Mateen- langsung memeluk sang bunda. Ia ter'isak didalam dekapan sang bunda. Sang bunda pun mengusap belakang tubuh pangeran Mateen. Setelah merasa sang anak tenang, sang ratu Kholnaliga pun mengurai dekapan nya. Ia pun merapikkan rambut sang anak yang berantakkan. Pangeran Mateen sendiri pun langsung mengiring sang bunda masuk kedalam ruangan tersebut.

Saat didalam ruangan. Sang ratu Kholnaliga tercengang. Ia kaget, siapa yang ada didalam ranjang rumah sakit tersebut, menantunya. Vela. Ia pun mendekat dengan tangan yang gemetar. Ia tak percaya jika itu menantunya. Istri anak nya. Yovelansa.

"Vel.. Vela.. " ujar ratu Kholnaliga.

Ia pun mendekat lalu ia genggam tangan sang menantu.

"Mateen. Kenapa? Kenapa Vela seperti sekarang? Kenapa Mateen!!?" Bentak sang bunda karena tak mendapat jawaban ia pun berbalik kearah sang anak.

Sang ratu Kholnaliga pun mengguncang tubuh pangeran Mateen.

"Jawab Mateen! Kenapa bisa Vela seperti sekarang!!? Hah!? Jawab Mateen! Kenapa kau diam saja!? Why don’t you keep it!? Hah!? Why Mateen!? Mother asked! Why Vela like now!? Why!! ?" Bentak sang bunda kepada pangeran Mateen dengan air mata yang sudah mengalir dipipinya.

Sedangkan sang pangeran Mateen pun sudah luruh kelantai sambil terisak mendengar bentakkan sang bunda.

Pangeran Mateen pun menarik betisnya dengan menekuk. Sambil terisak, kepalanya pun sudah ia tenggelamkan ditengah tengah kaki nya. Ia pun menggelengkan kepalanya dengan keras.

FOR MY HUSBAND Wo Geschichten leben. Entdecke jetzt