BAB 28

370 26 2
                                    

Bukan HARTA maupun TAHTA yang menjadikan puncak BAHAGIA.
BUKAN pula RUPA yang RUPAWAN selalu menjadi letak KENYAMANAN.

+++++++++++++++++++

Setelah melalui beberapa soal soal dan keluar hasil nya memuaskan akhirnya sekarang Vela sedang bersiap siap memilih pakaian yanga akn ia bawa selama dinegara sang suami. Ia tak sabar lagi karena sebentar lagi ia dan juga suami serta kedua anaknya akan bertemu. Dengan semangat empat lima, akhirnya Vela pun sudah selesai memilah baju yang akan ia bawa. Tak banyak, karena ia disana hanya sebentar. Paling tidak satu minggu. Serasa cukup, akhirnya ia pun berjalan menuju tempat tidur miliknya. Sekarang sudah jam delapan malam. Tapi ia sama sekali tak keluar dari kamar miliknya. Sedangkan diluar kamarnya, bi Ijah sudah bolak balik mengajak Vela agar makan malam. Tetapi tak di indahkan oleh Vela. Juga Max dan Roby, mereka bertiga sudah mengajak Vela makan malam sudah sedari jam tujuh tadi. Tapi Vela tak menuruti apa kata mereka bertiga. Lampu kamar Vela sudah ia ganti menjadi lampu tidur yang tersisa hanya cahaya remang remang. Vela menerawang apa yang akan ia lakukan setelah bertemu dengan sang suami, juga anaknya. Tak sabar lagi rasanya Vela menantikan waktu itu. Besok ia akan berangkat bersama dengan Kansa dengan jet pribadi milik sang penculik Vela. Vela mengatakan ia akan berlibur kenegara singa. Ya Singapura. Vela meminta izin berlibur kenegara Singapura, akhirnya di izinkan. Tetapi, ia dan juga Kansa akan melanjutkan perjalanannya kenegara sang suami. Vela tak sabar lagi menunggu waktu itu akan tiba. Vela tak mendengarkan apa yang para maid juga pengawalnya itu diluar kamar miliknya. Ia tak mau makan. Semakin larut, maka mata Vela semakin berat. Akhirnya mata Vela tertutup juga, tanpa menghiraukan panggilan bi Ijah, Max juga Roby.

###########

Pagi ini dikamar Adelio juga Adelia sedang ramai, ya! Ramai. Ramai tangisan mereka berdua. Sang ayah pun kelimpungan karena itu. Sejak jam 05:00 pagi, Delio dan Delia menangis terus entah kenapa. Pangeran Mateen pun sudah berusaha menenangkan yang satu tetapi satunya lagi yang menangis. Sudah diberi susu, tetapi masih saja terus menangis. Ia kewalahan, andaikan ada sang istri. Sang bunda pun mendengar tangis sang cucu langsung saja ia masuk kedalam kamar Delio dan Delia. Ratu Kholnaliga pun menggendong Delia, karena sejak tadi Delio yang di gendongan pangeran Mateen gak mau berhenti menangis. Ratu Kholnaliga pun menimang nimang sang cucu. Akhirnya mereka berdua pun sudah tak menangis lagi, malahan tidur pulas sekarang. Ratu Kholnaliga menatap sang anak dengan raut wajah yang tak terbaca. Ia menatap sang anak yang sedang meluruhkan kelambu yang ada di atas box bayi tersebut. Setelah itu pangeran Mateen menyemprotkan, semprotan anti nyamuk agar sang anak tidak digigit oleh nyamuk. Ia pun memastikan apakah kelambu yang menutup box bayi tersebut sudah tertutup sempurna atau tidak, serasa tak ada celah nyamuk masuk akhirnya pangeran Mateen pun ikut bergabung dengan sang bunda yang duduk dipinggiran ranjang. Pangeran Mateen menatap wajah sang bunda yang sudah mulai menua.

"Ada apa?" Tanya sang pangeran Mateen.

Ratu Kholnaliga pun menggelengkan kepalanya.

"Tak apa. Hanya saja, tadi bunda mendengar suara tangis anak mu. Bunda kira kamu tidak ada, eh? Tau taunya sudah ada. Kenapa tidak minta tolong sama bunda Mateen? Bunda bisa kok bantu kamu jaga-in si kembar." Ujar ratu Kholnaliga sambil memandang kearahnya juga tersenyum.

Pangeran Mateen pun menggeleng. Ia tak mau merepotkan siapa pun dalam menjaga si kembar.

"Tak apa. Mateen hanya mau merawat Delio juga Delia sendirian." Ujar pangeran Mateen sambil mengalihkan pandangannya kearah jendela.

Ratu Kholnaliga pun memegang tangan sang anak.

"Sampai kapan?" Tanya sang ratu Kholnaliga ambigu.

Pangeran Mateen pun menatap wajah sang bunda dengan tatapan bertanya.

"Apanya? Ah! Maksud ku apanya yang sampai kapan?" Ujar pangeran Mateen sambil meremas tangan sang bunda yang ada digenggamannya.

FOR MY HUSBAND Où les histoires vivent. Découvrez maintenant