BAB 22

410 28 2
                                    

Entah kenapa,aku begitu asing dengan siklus hidup ku yang sekarang.

☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆

"Oke.. bunda keluar dulu, nanti makan malam kamu harus ikut makan bareng kita, mau?" Ujar sang ratu Kholnaliga.

Pangeran Mateen pun mengangguk. Ratu Kholnaliga pun keluar dari kamarnya.

=====================

Setelah ratu Kholnaliga keluar dari kamarnya-maksudnya pangeran Mateen- ia terus menimang Delio sampai anaknya yang tertua itu tertidur kembali. Ia duduk dipinggiran kasur. Ia menerawang, kemana Vela-nya pergi selama ini? Apakah istrinya itu baik baik saja? Atau..? Ah tidak! Istrinya bakalan baik baik saja. Ia Vela-nya akan selalu baik baik saja. Selama lima bulan ini, pencariannya tentang Vela selalu sama. Nihil. Padahal semua anak buahnya sudah ia kerahkan. Terus ia harus berbuat apa? Mencari Vela mulai dari dinegaranya ini sampai ke Indonesia sudah ia lakukan sewaktu umur anaknya masih dua bulan. Ia meninggalkan anaknya itu selama satu bulan. Jadi setelah ia umur kedua anaknya genap tiga bulan, pangeran Mateen langsung pulang karena putus asa. Ia berharap Tuhan mempertemukan dirinya juga Vela secepatnya. Ia berharap waktu itu tiba. Sehari hari pangeran Mateen hanyalah mengurus kedua anaknya. Delio dan Delia. Mereka adalah putra dan putri yang paling disayangi pangeran Mateen setelah Vela. Awalnya berat, tetapi setelah  terbiasa hal yang semulanya berat tetapi setelah dijalani, semua terasa biasa saja. Ia semakin mahir dalam menjaga anak. Ia tak mau kedua anaknya itu besar ditangan orang lain, ia hanya mau dirinyalah yang menjaga kedua anaknya itu.




###############

Enam bulan yang lalu.

Vela merasa ada yang membekap hidung serta mulutnya dengan kain,lalu dalam hitungan detik semua itu gelap.

Entah dimana sekarang dirinya ia merasa sangat asing dengan tempat ini, tempat yang sunyi tapi megah. Ia tak tau entah apa yang difikirkan sang penculik sampai membawa dirinya kesini. Ia tak tau sekarang dimana? Apakah ini masih sama negaranya dengan negara suami serta... anaknya?

Hah.. dimana anak ku? Ujar Vela dalam hati.

Vela pun segera bangkit dan ia mencoba membuka pintu tetapi terkunci. Semua nya terkunci, jendela yang ada diruangan ini pun sudah berlapis dengan besi yang tebal. Ia tak tau bagaimana cara membebaskan dirinya. Ia terus mengetok-ngetok pintu tetapi hasil nya tetap sama. Tak ada. Ia juga berusaha membuka jendela yang ada dikamarnya itu pun tak bisa, kembali lagi dirinya kearah pintu tetapi tetap sama. Tak ada satu orang pun yang menolong dirinya.

"Hiks.. ku mohon bukalah! Siapa pun.. hiks.. ku mohon, anak ku pasti membutuhkan diri ku, ku mohon! Kau semua tuli!! Anak anak ku pasti kelaparan! Kau semua bodoh! Mati kau semua biadab!!!" Teriak Vela dari dalam ruangan tersebut.

Diluar ruangan, para penjaga tak menghiraukan panggilan serta permohonan dari Vela. Semua orang yang ada diluar ruangan tersebut seolah olah diri mereka semua tuli akan teriakkan Vela.

Vela pun sudah lelah, ia terus bersuara tetapi tak ada hasilnya. Tak ada yang bisa ia lakukan. Semuanya tampak sia sia. Ia hanya mau anaknya kembali kedalam dekapannya. Ia tak masalah jika harus pangeran Mateen menceraikan dirinya atau apapun itu, yang terpenting sekarang adalah kedua anak anak nya. Ia tak akan rela jika kedua anaknya bakalan tumbuh membesar tanpa dirinya.

Detik demi detik, menit demi menit bahkan hari berganti hari, serta bulan berganti bulan. Keseharian Vela pun sudah berubah, mulai dari terbiasa memeras air susunya lalu ia simpan dilemari es, serta kesehariannya seperti semula, ia sudah terbiasa tanpa anaknya, Vela yang sekarang adalah seseorang yang pendiam, kalau dirinya sendirian ia selalu menitikkan air mata. Beberapa bulan yang lalu, Vela sudah kuliah, hidup Vela yang sekarang berbeda dari yang dulu. Terkadang ia rindu kepada anak anaknya serta suaminya. Sekarang siklus kehidupan nya berubah total. Dimana dulu, waktu pagi pagi ia harus menyiapkan makanan untuk suaminya sekarang tak ada lagi. Sekarang dirinya hanya melakukan tugas tugas yang diberikan oleh dosen dosen yang menyebalkan pikir Vela. Dua bulan yang lalu dirinya dibolehkan untuk kuliah dan sekarang dirinya terbebas. Dirinya berada di Indonesia. Pernah satu bulan yang lalu ia datang kenegara sang suami, tapi tak dibolehi oleh pihak sana, terpaksa ia kembali lagi. Padahal dirinya baru sampai, tapi malah di usir. Sekarang dirinya berada ditaman kampus. Ia menunggu temannya yang sedang membeli minuman.

FOR MY HUSBAND Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang