15-Black Night

1K 96 13
                                    





Bisa dibilang, hati Athalla mulai kacau sejak saat itu.

Athalla tak pernah menyangka akan sehampa ini hidupnya tanpa Milo, dan mungkin semesta sedang menertawakannya sekarang.

Semesta berhasil membuat dirinya mengaku atas perasaan yang selama ini terasa abu-abu, yang selama ini hatinya sangkal dengan penuh keyakinan bahwa itu hanyalah sebuah perasaan murni dari seorang sahabat.

Namun, Athalla kalah pada akhirnya.

Dia mengakui, telah jatuh cinta pada sahabatnya sendiri.

Dan ini gila.

Gadis yang sedang memakai piyama pororo itu pun menggeram lirih seraya menendang-nendang udara dengan kesal, bahkan tempat tidurnya sudah berantakan, mengingat hal itu membuat dirinya terus uring-uringan.

"Laper, sial."  gumamnya lirih, selanjutnya melihat ke arah jam yang ada di atas nakas, baru pukul 8 malam.

Athalla bangkit, "Beli makan ah."  selanjutnya, netra gadis itu menatap keluar jendela, tak lama senyum tipis tercipta dibibirnya, "Ternyata merelakan juga butuh tenaga, ya."

*******


Janied memarkirkan mobil kesayangannya dipekarangan rumah Milo. Pria blasteran itu turun dari mobil diikuti oleh Dhirga yang membuntutinya dari belakang, mereka melangkahkan kaki menuju pintu utama. Namun disaat bersamaan sosok yang mereka cari baru saja membuka pintu dari dalam.

"EH BANG MILO GANTENG MO KEMANA NIH KO DAH GAYA." Sapa Janied berusaha tersenyum manis dan terlihat imut agar tidak diusir oleh Milo secara cuma-cuma. Sedangkan Dhirga hanya menatap Janied malas.

"Ngapain lo kesini?" Tanya Milo tidak santai. Kalau lihat Janied bawaannya pengen ngegas mulu, sama halnya kalo liat Yudha.

"Hehehehehe."  Janied nyengir manja,

"Hehehehehe."  Milo mengikuti cengiran Janied dengan tampang keki.

"Mau nginep kita."  Ujar Dhirga menengahi, kalo dia tidak meyela mungkin perdebatan antara Milo dan Janied baru selesai minggu depan.

"Gabisa, gue mau ngin--"

"Nginep dirumah Neng pop es kan? ikutttt." Cowok blasteran itu berbicara dengan antusias.

Selama beberapa detik, Milo memilih terdiam. Sebenarnya, Milo ngin sekali pergi kerumah Athalla, memeluk sahabatnya itu dan mengucapkan kata maaf. Namun ia tak bisa melakukan hal itu untuk saat ini.

Milo menggeleng, "Bukan, tapi dirumah Kasa."

"Oh, degem lo yang kelas 10 IPS2 itu kan? emang rumahnya dimana?" tanya Dhirga penasaran, diikuti anggukan kepala oleh Janied.

Milo menunjuk rumah besar yang ada dihadapan rumahnya menggunakan dagu, membuat kedua sahabatnya menoleh sekilas.

"Trus neng pop es gimana? lo ga nginep dirumah dia? kata lo abangnya baru aja pindah ke luar negri?" Ujar Janied keheranan.

Milo menggeleng, membuang pandangannya kesamping untuk menghindari kontak mata dengan kedua sahabatnya.

"Yaudah kalo gitu kita nginep dirumah neng pop es aja, pasti banyak makanan tuh, yo Dhir cabut."

Ucapan Janied barusan membuat Milo menolehkan kepalanya dengan cepat, bisa-bisanya dalam keadaan seperti ini mereka malah mencari kesempatan.

"SEMBARANGAN, BALIK SINI NYET." 

Saat akan melewati gerbang, dengan cepat Milo menghadang kedua sahabatnya, mengunci pintu gerbang agar kedua sahabat kampretnya itu tak bisa keluar.

"Gausah macem-macem, tidur dirumah gue aja sana." Milo merengut kesal, sedangkan kini Janied menatap Milo dengan satu alis terangkat.

ALKAMILO [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang