27-Me, You, Birthday

1K 96 69
                                    

Kita yang sekarang, menurutku sudah lebih dari cukup. Walaupun tak semirip yang aku inginkan, tapi mungkin memang begini caramu membuatku bertahan untuk tetap bersamamu.

.
.

********



Athalla melangkah dengan cepat menuju rumah besar milik Milo. Tak peduli ini sudah hampir tengah malam dan gerimis mulai turun, tangan gadis itu sudah terkepal kuat, menahan rasa sesak sekaligus amarah yang terus menyeruak dari dalam hatinya.

Athalla membuka pintu utama rumah Milo yang sudah terkunci dengan leluasa, karena Athalla memiliki kunci cadangannya. Athalla menelusup masuk kedalam rumah yang setiap hari memang selalu sunyi, dengan cepat gadis manis itu menapaki tangga menuju kamar Milo, tak peduli jika pemuda itu sudah tidur atau belum.

Hampir saja Athalla masuk kedalam, ingin memaki Milo dan meminta anak itu untuk berterus terang padanya. Tapi langkah Athalla terhenti seketika, bahkan tangannya masih memegang gagang pintu kamar Milo.

Athalla tercekat dan diam seribu bahasa, saat malihat Milo yang sedang berusaha membersihkan noda merah dicermin besar miliknya. Nafas Athalla memburu ketika netranya sempat menangkap sesuatu yang tertulis di cermin, bahkan kamar Milo sangat berantakan sekali.

Athalla mendekat, lantas menyentak bahu Milo sedikit kasar, memaksa anak itu untuk berbalik kearahnya.

"Siapa yang ngelakuin ini?!"

Milo terlonjak, bahkan dia tak menyadari kedatangan Athalla, dengan gerakan perlahan Milo berhasil menyembunyikan kedua tangannya ke belakang tubuh.

Athalla menatap Milo marah, "Sebenernya apa yang lo sembunyiin dari gue?!"

Milo masih bergeming, membuat kemarahan Athalla semakin memuncak.

"Sialan, jangan buat gue kaya orang bodoh! kenapa makin kesini, lo makin nyembunyiin banyak rahasia dari gue?!"

Tak ada tanda-tanda Milo akan berbicara, membuat Athalla berdecih sinis, "Oh gue ngerti, lo nyuruh gue menjauh dengan alasan akan ada orang yang ingin celakain gue, itu semua bohong kan? karena faktanya, lo yang sekarang dalam bahaya, bukan gue. Ada orang yang ngincar nyawa lo, iya kan?!"

Athalla maju selangkah, mata hazelnya terasa sangat menusuk, "Lo juga sengaja nyuruh gue buat deket sama Dhirga, supaya kalo nanti lo mati, gue gaakan ngerasa kehilangan, gitu? sialan, otak lo dimana?!"

Milo hanya diam tak menjawab, tak ada riak apapun dalam wajah tenangnya. Dia hanya memandangi Athalla secara teduh, bahkan Milo sempat tersenyum simpul, siapa yang mengajari tutur kata gadisnya hingga menjadi kasar seperti ini.

"Om Pradian lagi berusaha melindungi lo dari orang-orang jahat itu. Tapi lo selalu berkata seolah akan menyerah gitu aja? apa-apaan!"

Athalla tak ingin menangis, sungguh. Sudah lelah rasanya menangisi hal yang bahkan dia pun tak mengerti.

"Lo nganggep gue apasih, Mil? kita udah bersama sejak masih bayi, dan lo juga udah tau semua hal tentang hidup gue, bahkan hal kecil pun lo tau. Sedangkan gue, sekarang aja gatau hal apa yang sedang menimpa diri lo, gue cuma mau lo terbuka sama gue, jangan bikin gue merasa seperti orang yang paling gak berguna." Athalla melirih diakhir kalimat, menatap Milo dengan pandangan kecewa yang amat kentara.

Netra Athalla melirik kearah tangan Milo yang tersembunyi dibelakang tubuh. Dengan gerakan cepat Athalla berhasil merebut benda yang Milo sembunyikan.

Athalla terkejut, kala melihat gumpalan tissue yang sudah berwarna merah pekat. Tangannya bergetar ketika mengingat potongan tulisan yang belum sempat terhapus oleh Milo dan berhasil terekam oleh netra hazelnya.

ALKAMILO [COMPLETED]Where stories live. Discover now