20-Heart, can i go?

1K 96 39
                                    




Hari ini cukup panas meskipun sudah beranjak sore. Namun seorang gadis berkuncir kuda dengan pita merah itu masih betah duduk dibawah pohon mangga yang terletak di taman belakang sekolah. Kedua telinganya tersumbat airpods, tanpa henti mengalunkan lagu kesukaan.

Bel pulang sekolah sudah berdering sejak 15 menit lalu, namun tak ada tanda-tanda bahwa gadis itu akan pergi meninggalkan tempat yang sudah menjadi favoritnya sejak pertama kali bersekolah disini.

Tempat ini nyaman, bisa membuat hatinya sedikit lebih tenang. Karena ia merasa, semakin hari suasana hatinya makin tidak mengenakkan saja. 

Gadis itu menyenderkan punggungnya ke pohon, lalu mulai memejamkan mata. Menikmati semilir angin sore yang menerpa wajahnya.

"Permisi, Kak."

Sontak gadis itu membuka mata lalu melepas airpordsnya, mencoba menyesuaikan cahaya yang masuk kedalam retina matanya, dapat ia lihat siluet seseorang tengah berdiri dihadapan.

"Iya ada ap- eh, Haikal ya?"

Haikal tersenyum canggung, "Iya Kak."

Athalla menepuk tempat kosong yang ada disamping tubuhnya, memerintahkan Haikal untuk duduk, "Ada apa?"

Haikal menyerahkan paperbag berwarna hitam kepada Athalla, "Ini, aku mau ngembaliin baju punya Kakak, makasih banyak ya Kak, udah nolongin aku waktu itu."

Athalla tertawa kecil, lantas menerima paperbag yang Haikal berikan, lalu menaruhnya di pangkuan, "Mereka udah keterlaluan, dan aku gasuka. Lagian juga aku gak bantu banyak kok, gausah berlebihan gitu." 

Haikal tersenyum, memperlihatkan dimple manis yang muncul di pipi kanannya. Harus Athalla akui kalau adik tingkatnya ini tampan meskipun dengan penampilan yang sangat sederhana.

"Mulai sekarang, kamu harus percaya diri, dan belajar yang rajin. Kesuksesan seseorang bukan ditentukan oleh orang lain, jangan pedulikan orang-orang yang merendahkan kamu, karena kesuksesan juga bukan ditentukan oleh banyaknya harta atau kekuasaan yang dimiliki." 

Athalla menoleh, tersenyum pada Haikal yang tengah menatapnya juga, "Dengan kerja keras, keikhlasan hati, dan selalu berdoa, aku yakin kamu bisa."

Perlahan, sebuah senyum terbit di wajah Haikal, kepalanya mengangguk paham, seolah atmosfer disekitarnya berubah,  membuat dirinya kembali bersemangat untuk menggapai cita-cita yang selama ini diimpikan. Kemudian, tangan kanan Haikal merogoh saku blezer seragamnya, mengambil sebuah benda dari sana.

"Ini buat Kakak, sebagai tanda ucapan terimakasih."

Athalla menatap dua buah gantungan kunci berbentuk gitar yang Haikal berikan, gantungan ini sepertinya couple, yang satu berwarna putih sedangkan satunya lagi hitam, "Bagus banget, tapi ini ada dua, yang satunya buat siapa?"

"Buat pacar Kakak, hehe.."

Athalla mengubah ekspresinya menjadi cemberut membuat Haikal melunturkan senyuman, lalu menggaruk tengkuknya, "Itu Abangku yang buat lho Kak, dia ngucapin terimakasih banyak karena Kakak udah nolong aku, kalo Kakak ada waktu, bisa mampir ke toko gitar dekat gor kota, Abangku kerja disana."  Ujar Haikal pada akhirnya, mengalihkan pembicaraan.

Athalla menatap lekuk wajah Haikal secara teliti, tak lama setelahnya Athalla menjentikan jari dan memekik keras membuat Haikal sedikit terperanjat, "Oh! Iya tau, aku pernah beli gitar disana bareng Arsa."

"Mas Arsa itu temen baiknya Abangku sejak kami masih tinggal di malang, beberapa bulan yang lalu, orang tua ku meninggal karena sebuah kecelakaan beruntun Kak, saat itu Aku dan Abang bingung harus bagaimana karena Abang juga masih duduk di bangku kuliah."

ALKAMILO [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang