34-Late, He Was Gone

957 95 23
                                    






Kekalutan dalam hatinya tak bisa lagi Athalla hiraukan, mengemudikan mobil dengan kecepatan tinggi di jalan yang sedang ramai pun Athalla lakukan, dia ingin cepat sampai ke rumah, ingin memastikan bahwa Milo-nya dalam keadaan baik-baik saja, terus bermunajat dalam hati, semoga pengawal yang Enrico utus sudah datang.

"Milo, tell me that you are fine.. " Athalla terus meracau, meremat kemudi dengan kencang.

Athalla terkejut bukan main, saat mengetahui Dhirga adalah anak dari pemilik Dimighty, lebih terkejut lagi, jika Dhirga dan Milo ternyata mempunyai hubungan darah. Namun kali ini Athalla sedang mencoba untuk tak mempedulikan hal itu, yang sedari tadi terus memenuhi fikirannya adalah, siapa saudara angkat Dhirga yang akan menuju kerumah? untuk apa pula? mengapa Dhirga bilang saudara angkatnya adalah orang yang berbahaya? saat akan menanyakan hal itu, Dhirga sudah beranjak pergi duluan, meninggalkan Athalla begitu saja.

Athalla turun dari mobilnya dengan tergesa, rumahnya tampak sangat sepi, pengawal Enrico belum datang sepertinya. Gadis itu berlari masuk, memeriksa setiap kamar dan ruangan, namun tak menemukan atensi Milo dimanapun,

Saat akan mencari ke taman belakang, tiba-tiba ponselnya berbunyi, otomatis Athalla menghentikan langkah. Lantas menjawab panggilan tersebut,

"Halo Ma,"

"Sayang!!! Mama punya berita gembira, Pradian dan Papa berhasil menjebak si pemilik Dimighty, meskipun Pradian harus kehilangan satu anak perusahaannya, tapi Mama puas, sekarang pemilik Dimighty jadi buronan, dia terbukti bersalah karena telah banyak menjalankan transaksi ilegal, memonopoli pemasaran, dan juga kasus tentang rencana pembunuhan pada Pradian dan Milo."

"Ma-"

"Ternyata pemilik Dimighty adalah orang yang Pradian kenal di masa lalu, lagian bodoh juga ya, masa nyerang Pradian dan Papamu secara terang-terangan pada saat jamuan makan, tapi sial, dia berhasil kabur,"

"Ma! Milo hilang!"

"Kamu bercanda ya? coba cari di deket taman, siapa tau lagi main sama cacing."

Athalla mengusap wajahnya kasar, "Serius Ma, Milo gaada!"

"Kamu ga ninggalin dia kan?"

"Maaf Ma, Athalla salah.." 

"Jangan kemana-mana, Mama dan Bintang segera pulang."

Athalla meremat ponselnya kuat-kuat, mencoba berfikir keras kemana Milo pergi, ingin menghubungi tapi Athalla melihat ponsel anak itu tergeletak di meja ruang Tv, Milo juga tak mungkin bepergian jauh tanpa seizinnya. Tak lama, Athalla memutuskan untuk berlari menuju rumah Milo, berharap anak itu ada disana.

Pintu rumah Milo tak terkunci, suasana pun tampak sepi. Saat langkahnya sampai tepat didepan kamar Milo yang pintunya tertutup. Athalla dikejutkan oleh suara gemerisik dari ruang kerja Pradian yang terletak tak jauh dari tempatnya berdiri.

Athalla mendekat, namun seketika langkahnya terhenti saat tiba-tiba sosok pemuda yang sangat ia kenali keluar dari sana sembari membawa map biru dongker ditangannya.

"Janied?"

Janied tak terkejut sama sekali, sebaliknya malah menampilkan sebuah senyum, "Athalla, apa kabar?"

"Lo, ngapain disini?"

Janied mengendikkan bahu tak acuh, "Main, mungkin."

"Dimana Milo?"

Janied diam, namun maniknya menatap Athalla dengan sendu,

"Dimana Milo?!"

"Milo terus yang dicari? kenapasi anak pembawa sial kaya dia beruntung banget?!"

ALKAMILO [COMPLETED]Dove le storie prendono vita. Scoprilo ora