28-it's okay, i will go

975 99 113
                                    






Plakk

Wajah Kasa tertoleh kesamping saat Athalla tiba-tiba datang dan langsung menampar sebelah pipinya.

"Keparat! lo udah gila?!"

Athalla menyeru marah, menahan tangannya yang sudah siap melayangkan tamparan kapan saja. Melihat Kasa yang hanya diam, membuat Athalla semakin murka.

"Bisa-bisanya lo lakuian hal gila kaya gitu, maksud lo apa?!" Bentak Athalla dengan kasar.

Kasa menoleh, memandang Athalla dengan tatapan yang sangat tenang, "Maksud kakak apa sih? dateng dan tiba-tiba nampar aku." gadis dengan sweater dongker itu menyesap teh hangatnya dalam cangkir, "Ganggu ketenangan pagiku aja."

Athalla berdecih, matanya berkilat marah, "Lo yang udah masuk kamar Milo, dan nulis kata laknat di cermin pake darah kan?"

Kasa terdiam, bahkan bibirnya masih menempel di pinggiran cangkir, namun tak lama, gadis itu tersenyum, "Oh itu. iya, aku yang lakuin."

"Sialan, kenapa lo lakuin itu?!" nafas Athalla memburu, tangannya semakin mengepal, "Oh gue tau, ini sebabnya Milo jauhin gue, karena lo kan?! karena lo yang ud-"

"IYA KARENA AKU!" bentak Kasa seketika membuat Athalla terlonjak tak percaya.

"Dan kamu, Athalla." Kasa menunjuk tepat didepan wajah Athalla, tak lupa menampilkan sebuah smirk mengerikan, "Cewek pengganggu yang harus aku singkirkan."

Athalla tersenyum sinis,"Gue? kenapa emangnya? karena Milo cinta sama gue? apa karena Milo say-"

"BERHENTI, JALANG!"  Kasa berteriak marah, membanting cangkirnya dengan keras ke lantai hingga pecah berkeping-keping, "Al hanya cinta sama aku! bukan kamu!"

Kasa tertawa keras, membuat Athalla terperangah, "Cinta kami berdua begitu suci, seperti ditakdirkan oleh Tuhan untuk tetap bersatu, aku juga udah sayang sama Al dari masih kecil, dia udah mirip malaikat pelindung saat Mama selalu marah sama aku."

Kasa berjalan mengitari Athalla, masih mempertahankan senyum manisnya, namun terlihat mengerikan dimata Athalla, "Tapi, Al gapernah dateng lagi, aku selalu nunggu dia, bahkan ketika aku menjerit, ketika Mama marah dan mukul aku, Al tetep aja gadateng."

Kasa berhenti, menatap foto dirinya dan sang Mama yang terpajang di ruang tamu dengan terluka, lalu mulai menangis, "Saat aku pindah kesini, aku baru tau kalo Al gapernah dateng itu karena," Kasa menatap Athalla dengan dingin dan sangat tajam, "Kamu, Athalla."

Athalla menggeleng, "Sa, itu bukan sebuah cinta, tapi obsesi. Lo harus sadar, karena itu bisa menyakiti diri lo sendiri."

"Atau mungkin itu khayalan alam bawah sadar lo, jangan terjebak sama fikiran aneh yang menguasai lo Sa, itu bi-"

"OMONG KOSONG! KAMI SALING CINTA!"

Kasa menyeringai tipis, tangannya bergerak menyambil gunting yang ada disebelah vas bunga, "Maka dari itu, aku harus membuhuhnya, sebagai bukti pengabdianku padanya."

Gadis itu memutar gunting menggunakan jari, lalu menatap gunting itu lamat-lamat, "Setelah itu, aku juga akan membunuh diriku sendiri, agar kami bisa bersama di dunia keabadian."

Kasa menatap kearah Athalla dengan tenang, namun wajahnya sangat datar, "Namun sebelum itu, aku harus membunuhmu dulu, sebagai persembahan dan syarat."

Athalla menggeleng tak percaya, sebenarnya apa yang Kasa fikirkan? mengapa gadis cantik itu terlihat seperti psikopat sekarang? kata-kata yang dia ucapkan sangat tak masuk akal. Pengabdian? kehidupan abadi? persembahan?

ALKAMILO [COMPLETED]Onde histórias criam vida. Descubra agora