29-Thankyou, Milo

1K 96 45
                                    





Berita perihal Kasa sudah menyebar ke seluruh penjuru Wisesa. Hal ini membuat hampir seluruh penghuninya menghujat, bahkan memaki Milo secara terang-terangan. Mereka menyangka bahwa Milo sengaja menyembunyikan sakitnya Kasa karena pemuda itu terlalu mencintai Kasa. Hingga banyak dari mereka menghujat Milo dengan sebutan 'Laki-laki Gila'.

Milo menaikkan tudung hoddienya kala melewati koridor menuju kelas, mencoba menghiraukan segala umpatan yang dilontarkan kearahnya. Tapi tetap saja, umpatan itu masih terdengar jelas. Namun pada akhirnya Milo hanya bisa menerima dengan dada lapang. Faktanya, dia memang pantas mendapatkan ini semua karena sikap bodohnya.

Suasana kelas yang sangat ribut dan berisik tiba-tiba hening kala Milo melangkah masuk. Pandangan mereka semua tertuju kearah Milo, bahkan ada segerombolan siswi kelasnya yang menatap Milo remeh,

"Cih, ganteng tapi gila."

"Nyesel gue pernah suka sama dia."

"Ganyangka, ko bisa-bisanya dia nyembunyiin orang gila disekolah ini?"

"Ya wajar, kan sama-sama gak waras."

"Cinta mati sih, jadi ceweknya gila pun dia fine-fine aja."

Terdengar suara tawa bersahutan, tapi Milo terus melanjutkan langkah menuju bangku. Para sahabat Milo menatapnya dengan pandangan berbeda-beda, mereka merasa perlakuan teman-temannya sungguh keterlaluan dan berlebihan, mereka hanya bisa menghujat tanpa mengetahui kebenarannya.

"Jaga mulut lo semua! gausah sok menghakimi seolah kalian manusia paling bener!" sentak Elang kepada segerombolan siswi itu dan membuat mereka langsung terdiam.

"Mil, lo oke?" tanya Elang khawatir, pasalnya wajah dibalik tudung hoddie itu terlihat sedikit pucat.

Milo mengangguk kecil tanpa berniat menjawab, membuat keempat sahabatnya dilanda rasa khawatir yang sangat hebat. Mereka baru tahu hal ini pagi tadi, karena grup angkatan sangat ramai membicarakan perihal Kasa yang dibawa kerumah sakit jiwa. Mereka juga tak tahu, siapa yang telah menyebarkan berita laknat ini hingga Milo dicerca habis-habisan oleh para penghuni Wisesa.

Baik Janied, Yudha, Dhirga, maupun Elang tak mau menghakimi ataupun memojokkan Milo. Karena mereka yakin, Milo mempunyai sebuah alasan. Justru, yang mereka takutkan adalah kondisi Milo sekarang. Dhirga juga sempat bercerita bahwa Athalla sangat kecewa, dan tak mau menemui Milo lagi. Padahal mereka tahu, meskipun Athalla sedang dekat dengan Dhirga, tapi gadis itu adalah salah satu sumber kebahagiaan Milo.

Dan sumber kebahagiaan itu, kini benar-benar telah pergi

Saat pelajaran berlangsung pun Milo tetap tak bergeming, padahal seisi kelas tengah tertawa bersama Pak Dhirmo karena beliau sesekali mengeluarkan candaan. Janied yang menyadarinya pun hanya bisa terdiam, tak bisa bersuara untuk sekarang ini.

Saat memasuki jam istirahat pun tetap sama, Milo masih terdiam ditempatnya.

"Mil, kantin kuy? katanya Dhirga mau traktir, bokapnya baru aja buka cabang perusahaan." ujar Yudha antusias, mencoba membuat suasana hati Milo sedikit lebih baik,

"Kalian aja, gue mau ke perpus." balas Milo sedikit menyunggingkan senyum, saat hendak bangkit, namun pergelangan tangannya sudah dicekal oleh Dhirga terlebih dahulu.

"Jangan pernah ngerasa sendiri, masih ada kita yang selalu ada buat lo. Coba sedikit lebih terbuka, kita udah bersahabat sejak lama." perkataan Dhirga tak terkesan marah, malah terlihat sangat tenang. Tapi Milo merasa, dia telah melakukan sebuah kesalahan lagi.

Elang menepuk bahu Milo, "Ke perpus gih, kalo ada apa-apa, cepet hubungi kita." 

Ucapan Elang barusan disuguhi anggukan oleh ketiga sahabatnya, mereka tersenyum, seolah mengatakan bahwa mereka memang tak akan meninggalkan Milo sendiri, mereka akan selalu berada disegala sisi,

ALKAMILO [COMPLETED]Onde histórias criam vida. Descubra agora