chapter 11

858 104 11
                                    

Warning
Typo
Selamaat membaca

***

      Hari ini adalah hari dimana diadakannya pesta makan malam dalam rangka menyambut kedatangan Namjoon dari Jerman. Sudah tiga bulan berlalu, dimana mereka mengikat janji untuk sebuah pernikahan yang otomatis akan segera berlangsung dalam waktu dekat.

Bukan makan malam mewah yang kalian bayangkan, melainkan lebih seperti reuni persahabatan karena yang datang hanyalah dua orang yang merupakan sahabat karib dari Kim Namjoon.

"yak Seokjin, akhirnya kau datang juga."

Namjoon menepuk punggung Seokjin semangat dan jangan lupakan dengan matanya yang mencuri pandang pada sosok yang berdiri disamping bos dari Jimin itu.

"kukira kau tidak akan datang Jisoo."

"cih aku tidak sesombong itu. Lagipula aku ingin melihat anakmu."

"anakmu juga omong omong."

Keadaan tiba tiba hening, namun teriakan gadis itu segera memecah suasana yang canggung.

"Dalam mimpimu sialan."

       Namjoon tertawa keras sedangkan Seokjin memperhatikan interaksi dua orang itu dengan wajah tanpa ekspresi. Sedangkan si mungil yang melihat kejadian tersebut memendam beberapa pertanyaan dikepala.
Apakah mereka teman akrab, kenapa Jimin baru tau. Rasanya seperti nyamuk saja.

"Jimin ah kau terlihat cantik."

Jimin berjengit kaget saat Seokjin memujinya, ia menggaruk tengkuknya yang tak gatal.

"terima kasih."

      Jimin mengangguk canggung, dapat ia lihat tatapan tidak suka dari istri sang bos itu. Dia mempoutkan bibirnya, merasa kesal karena suaminya memuji orang lain.

"tapi lebih cantik aku kan sayang."

Ia segera bergelayut manja pada Seokjin, masih mencoba menarik perhatian sang suami meski berakhir diabaikan.

       Namjoon hanya tertawa meledek wanita itu, dimata Jimin sepertinya Namjoon sedikit menyukainya. Terlihat saat ia selalu menanggapi apa yang Jisoo lakukan.
Mengapa seakan akan dirinyalah yang menjadi pengganggu  disini. Kebersamaan mereka saja sudah cukup sepertinya, lalu untuk apa ia masuk kedalam lingkaran ini.

"bibi kau jangan manja pada ayahku."

Jisoo melirik sinis kearah seseorang yang baru saja menuruni tangga, ia mendelik tidak suka.

"Jungkook ah, ayahmu mencarikan ibu baru. Apa kau tidak marah sama sekali?"

      Jimin memandang wanita itu tidak percaya, ia yakin jika wanita itu tengah meledeknya. Sedikit meremat garpu yang ia pegang, Jimin mencoba menahan geram dihatinya. Bahkan Namjoon yang ia harapkan untuk membelanya tidak memberi tanggapan sama sekali.

"tentu saja senang, ibuku yang baru sangat cantik."

Jisoo membuka mulutnya lebar, tidak menyangka jika Jungkook akan mengatakan hal seperti itu pada orang asing. Ia tahu betul jika anak itu sangat anti memuji orang lain.

     Seokjin yang sedari tadi diam menghentikan aktifitas memotong steak di piringnya. Menatap tajam kearah Jungkook dan mencoba meminta penjelasan. Namun Jungkook hanya tersenyum acuh dan duduk disamping Jimin. Ia meraih piring si mungil dan memotong steak itu.

"kau harus makan banyak Jimin ah, aku akan memotongkannya untukmu."

     Atmosfer disana tiba tiba memberat, Namjoon sangat tidak mempercayai pemandangan yang ada dihadapannya. Ada apa dengan Jungkook, kenapa dia tiba tiba berubah drastis.

HEARTBEAT [END]Where stories live. Discover now