chapter 22

789 103 18
                                    

Warning
Typo
Happy Reading

***

Drrt drrrtt

Jimin mendongakan wajah saat ponsel disebelahnya berbunyi, ia tidak peduli. Mungkin itu Namjoon atau Seokjin yang akan menanyakan keadaannya. Ia lebih memilih menenggelamkan wajah di atas bantal, berteriak sepuasnya dengan suara teredam. Kenapa ia jadi labil begini, kenapa dirinya terlalu terbawa suasana.

Salahkan Namjoon yang sangat seksi, tampan dan juga menggoda. Membuatnya jatuh cinta dalam sepersekian detik, menerima tawaran tanpa memikirkan risiko.

Jimin menghela nafas kasar, ia mengambil dan hendak membanting ponselnya yang terus berdering jika saja tidak keburu melihat siapa gerangan si pemanggil.

Kliik

"Jung Hoseok, kemana saja kau pergi hah? Memangnya lucu kau yang tiba-tiba menghilang seperti ditelan bumi. Meninggalkan teman seperjuanganmu menderita sendirian, kedinginan dan kelaparan hah?"

Jimin menggebu-gebu, ia tidak memberikan kesempatan untuk orang disebrang menanggapi amukannya. Setelah dirasa si mungil tenang, Hoseok berdehem pelan.

"kau lucu sekali Jimin-ah, apa suamimu tidak memberimu makan? Sampai kau kelaparan, hha."

"Hyung aku serius, kemana saja kau. Apa tidak rindu sama minie kesayanganmu."

"tentu saja aku rindu sayang, hanya belakangan ini aku sangat sibuk."

"sibuk ngapain hyung?"

"apa kau tidak lihat televisi? Jimin, aku debut jadi penari dan penyanyi solo loh. Sebentar lagi aku bisa mencapai cita-citaku sedari kecil."

Jimin terdiam, ia sedikit menitikan air matanya. Bangga akan pencapaian sang sahabat dan bersedih saat mengingat janjinya dulu untuk tetap menjadi seorang partner. Janjinya itu harus gagal karena keegoisannya secara sepihak yang lebih memilih untuk menikah.

"maafkan aku hyung, hikks."

"kenapa kau menangis hmm, apa ada masalah? Kalau kau punya masalah dengan suamimu, ceraikan saja. Aku siap menampungmu menjadi istriku."

"bukan hyung, aku cuma sedih karena tidak bisa menepati janji kita dulu."

Hoseok tersenyum lembut

"tidak masalah Jiminie, jika kau ingin menari datanglah. Aku siap menjadi partnermu, tapi harus sesuai jadwal ya. Aku artis yang sibuk sekarang."

Jimin kembali terdiam, ia mencari topik lain. Setelah pernikahannya bersama Namjoon, ia merasa canggung saat bersama sang sahabat.

"apa kau berhenti menjadi dokter hewan hyung?"

"ya mau bagaimana lagi, tapi kalau ada waktu luang aku menyempatkan datang ketempat penampungan hewan."

"lain kali mari pergi bersama."

"tentu saja Minie, kalau begitu kusudahi dulu ya. Aku sangat sibuk lho."

"terserah artis saja lah."

Jimin tertawa hingga menenggelamkan matanya, percakapan singkat itu mampu membuatnya melupakan sejenak tentang permasalahan yang tengah dialaminya.

Ia memutuskan untuk bangkit dan hendak menonton televisi, namun niat mulianya harus terhenti kala lampu dirumah itu padam begitu saja. Apa dia lupa mengisi token listrik, apa Taehyung jarang keapartemennya. Jimin menggerutu kesal, mau tidak mau si mungil memutuskan untuk pulang kerumah sang suami.

Sesampainya di mansion milik Namjoon. Jimin mengendap memasuki ruang tv, ia mengambil beberapa keripik kentang di kulkas dan mulai menikmati acara. Jimin berbinar saat benda itu menampilkan senyum sejuta watt sang sahabat yang terlihat begitu mempesona.

HEARTBEAT [END]Where stories live. Discover now