chapter 17

795 96 27
                                    

Warning
Typo
Happy Reading

***

     Dua bocah dengan seragam Junior High School tengah memandang sungai han dengan tatapan berbeda, ada perasaan senang yang membuncah di hati salah satu dari mereka. Pemuda Tan itu tidak melunturkan senyumnya sama sekali.

Sedangkan pemuda mungil disampingnya justru memandang sendu entah kemana, seperti memikirkan sesuatu namun kepalanya terasa begitu kosong. Hampa tanpa emosi menghiasi.

Jimin memekik saat pemuda tan yang tak lain adalah Taehyung tiba-tiba merangkulnya, mengundang rintihan yang tidak sengaja keluar dari labium tebalnya.

"kau oke chimm?"

"iya aku tidak apa apa"

Taehyung tidak begitu yakin, sekilas dirinya melihat memar di tulang selangka sang sahabat. Namun ia tidak mau bertanya lebih jauh karena tidak ingin terkesan terlalu ingin tahu.

"ayo kita pulang tae, nanti appa mencari."

"iya ayo. Biar aku yang membawa sepedamu, kau pasti lelah."

Jimin mengangguk pasrah, memang hari ini terasa begitu melelahkan. Ia hanya ingin berbaring dan tidur jika saja...

Praaaang,

"bocah sialan. Kenapa tidak ada makanan hah?"

Pemuda mungil itu meringkuk di sudut ruangan, ia memandang takut kearah pria paruh baya yang tengah memegang sebotol minuman.

"makannya kau harus kaya raya Jimin, atau setidaknya nikahi pria kaya aisssh."

Jimin terisak, ia tidak mengerti. Bagaimanapun bocah tiga belas tahun mana faham menikah dengan orang kaya.

Mereka tidak menyadari seseorang tengah menatap melalui kaca jendela, tidak percaya dengan apa yang baru saja disaksikan olehnya.

     Seminggu berlalu dan Jimin hilang tanpa kabar, tidak bersekolah tanpa keterangan apapun. Taehyung begitu khawatir, ia memutuskan untuk mengunjungi si mungil.

_________

"tae hentikan hikks, j-jangan."

Jimin kalap saat melihat sahabatnya yang tengah menduduki seseorang dengan pisau ditangannya. Tersenyum miring saat melihat pria dihadapannya tergeletak tidak berdaya.

Sekali lagi Taehyung menancapkan pisau itu dibagian dada orang itu, menyeringai saat dara muncrat kewajahnya. Ada sensasi tersendiri.

Si mungil beringsut mundur, ia ketakutan melihat sang sahabat yang tampak berbeda. Ia hanya terpaku saat Taehyung memeluknya dengan begitu erat, membisikan kata-kata kau aman sekarang.

Perasaan antara bahagia dan ketakutan, bahagia terbebas dari belenggu dan ketakutan kehilangan sahabat dimana Jimin dapat melihat sahabatnya dibawa ke tempat rehabilitasi dengan wajahnya yang kosong.

"ahjussi apa taetae akan baik saja?"

Jimin menarik mantel yang digunakan seorang polisi, ia tersenyum dan mengusap si mungil. Mengangguk prihatin melihat keadaanya.

HEARTBEAT [END]Where stories live. Discover now