Chapter 20

843 103 41
                                    

Warning
Typo
Happy Reading



***


      Setelah dipikir lagi Jimin merasa bingung, ia tidak tahu mau dibawa kemana kisah hidupnya ini. Miris ketika sang suami pergi dengan wanita lain tanpa dalih sebuah perselingkuhan melainkan kejujuran yang nyata alias dengan terang-terangan tanpa menyembunyikan kebohongan.

Kehilangan pekerjaan dalam satu hari tanpa permintaan dari sang bos untuk kembali, jangan lupakan sahabat alien yang memang jika dilihat dari luar hubungan mereka terlihat baik-baik saja padahal kehampaan justru menginvansi hubungan keduanya.

Teman dance clubnya yang tiba-tiba menghilang tanpa jejak seperti ditelan bumi, dan juga status gantung dari si dingin Min Yoongi. Lalu perlakuan kurang ajar dari si kelinci mesum, kurang mengenaskan bagaimana lagi hidup seorang Park Jimin.

     Sepertinya ia harus membuat ulang rangkaian rencana kehidupannya, ia tidak mau berakhir mati sia-sia. Mungkin sedikit hiburan tidak masalah.

Bartender dengan kacamata cupu bertengger apik di wajah tampannya. Dengan bantuan hidungnya yang mancung ia tidak perlu khawatir kacamatanya merosot sampai ketenggorokan. Sebagai basa-basi ia menyapa si mungil.

"sudah lama tidak berkunjung ya Jiminie."

"kurasa sekitar tiga bulan." ucap si mungil dengan wajah datar.

"cukup lama, kudengar kau telah bersuami."

Jimin mengendikan bahu acuh. Ia lebih memilih menenggak minuman yang disediakan sang bartender, dengan seringai di wajahnya sang bartender menyajikan kembali segelas wine dihadapan si mungil.

"bagaimana keadaan Baekhyunie, kudengar ia mengandung."

"dia baik-baik saja, benar. Sudah kubilang benihku berkualitas. Mau mencobanya Jimin?"

Kembali si mungil menghabiskan minuman dalam sekali tenggak, pandangannya mulai buram. Ia pikir badannya terasa semakin panas.

"maaf kurasa tidak perlu, aku punya sumber benih yang lebih berkualitas. Hikk."

Sepertinya Jimin sudah diambang batas, sekitar enam atau tujuh gelas wine sukses masuk ke dalam perutnya. Labiumnya mulai meracau kata-kata yang sulit dimengerti.

"kau mabuk Jimin-ah, sebaiknya segera pulang atau sesuatu yang tidak di inginkan akan menimpamu."

"seperti kau memasukan afrodisiak kedalam minuman itu? Sialan sekali hikk."

Bartender itu tersenyum puas, Jimin memang luar biasa. Meski ia masih saudara jauhnya, pria mungil itu selalu mampu menggodanya.
Pria jangkung itu mulai melakukan aksinya, ia memberikan sentuhan kupu-kupu di area leher si mungil.

"Park Chanyeol, hentikan itu geli. Ahh"

Jimin meremat jari-jari yang mulai menggerayangi leher yang terekspos karena kameja yang ia kenakan berkerah pendek. Jangan lupakan bagian atas yang tidak terkancing, membuatnya semakin terlihat seksi.

"aku tak akan berhenti, menemani dan menyayangimu /eh kok nyanyi"

"sialan,"

Jimin menggeliat atas respon dari sentuhan kupu-kupu itu. Ia hampir saja terbawa suasana sebelum seseorang mengintrupsi kegiatan mereka.

"seharusnya kau menyiapkan minuman, bukan  menggerayangi pelanggan."

Chanyeol menghentikan kegiatannya dan menoleh kearah sumber suara, ia melihat pria pucat tengah menatapnya tajam. Sepertinya hidup Chanyeol akan berubah drastis karena ketahuan sang atasan.

HEARTBEAT [END]Where stories live. Discover now