chapter 34

636 90 17
                                    

Warning
Typo
Happy Reading

***

Seperti yang dikatakan sebelumnya, tidak mungkin memiliki pria itu seutuhnya. Min Yoongi kini tengah sibuk memperhatikan Jimin yang tengah berlalu lalang dengan jus jeruk di tangannya. Tidak lupa beberapa cookies buatan tangannya sendiri.

"aku tidak tahu jika Yoongi hyung kenal dengan Taehyung." ucapnya polos. Anak itu akan menunjukan sifat manja dan kekanakan dihadapan Yoongi.

"yah kami berkenalan tidak lama ini, karena insiden perebutan sekaleng kopi." ujarnya asal, meski tidak sepenuhnya salah.

Taehyung hanya bergeming menyaksikan interaksi keduanya, ia sedikit tidak suka. Hanya saja melihat Jimin yang begitu antusias Taehyung lebih memilih mengebelakangkan perasaannya.

"perihal kafe, bagaimana menurutmu Jim." ujar Yoongi mengingatkan. Jimin sedikitnya terlihat ragu, namun Yoongi tidak akan menyerah begitu saja.

"kudengar Seokjin akan lebih aktif di perusahaan cabang yang terletak di Jepang. Bukankah itu akan menyulitkanmu?" ucap pria pucat itu melanjutkan.

"hyung tahu?" tanya Jimin hati-hati. Yoongi mengangguk, ia memasukan kookies kedalam mulutnya.

"aku juga berteman dengan Namjoon, jadi sedikitnya aku tahu tentang keluarganya." Yoongi melirik kearah Taehyung, ia tahu jika alien itu mengumpat dalam hati. Pasti Yoongi mencari informasi, mana mungkin ia berbasa-basi membicarakan keluarga dengan Namjoon yang notabene sama-sama pria apatis.

"begitu, tapi sebaiknya aku memikirkannya lagi. Terima kasih hyung sudah mau membantuku." ucap Jimin tulus.

"jika begitu aku akan sering datang kemari untuk memastikan jawabanmu." ucapnya pelan namun penuh intimidasi. Seperti seorang pemaksa berkedok kumamon yang imut, Taehyung sedikit terpancing emosi.

"tentu saja boleh." ujar Jimin antusias, ia tidak tahu jika Taehyung tengah terbakar.

Setelah Min Yoongi berlalu Jimin dapat merasakan aura gelap, ia menoleh lalu berjalan mengacuhkan pria itu.

"Jimin kenapa kau manja sekali dengan Yoongi."

"Yoongi hyung, dia lebih tua."

"tetap saja dia pendek."

Jimin membalik tubuhnya, bukan karena apa. Tapi Yoongi mempunyai tinggi hampir sama dengannya, jadi tidak heran jika ia juga tersinggung.

"bodoh, kau juga mengejekku sialan." ujar Jimin mengumpat.

"ssstt tidak boleh mengumpat sayang." Taehyung membekap mulut Jimin. Pria mungil itu memberontak, ia tidak terima.

"kau yang memancing." teriak Jimin sambil berjalan menghentak ke kamarnya. Ia benar-benar tidak mengerti dengan jalan pikiran alien itu.

Beberapa minggu berlalu, akhirnya Jimin menerima penawaran setelah berembuk dengan Seokjin. Pemuda berbahu lebar itu menerima keputusan Jimin, karena tidak memungkinkan untuknya membawa pria itu bolak-balik Jepang-Korea. Mengingat kandungsnnya yang semakin besar dan rentan.

Tapi ia berjanji akan sesering mungkin mengunjungi Jimin. Di awal pembukaan Jimin begitu antusias, begitu sibuk sehingga lupa akan istirahat. Ia sempat drop dan dilarikan ke rumah sakit. Saat itu pula ia semakin memperlihatkan sikap manjanya terhadap Yoongi. Membuat Taehyung bahkan Namjoon merasa naik darah.

"kau tahu siapa yang kalah telak." ujar Yoongi pelan dengan tangan yang sibuk mengelus rahang Jimin lembut. Namjoon mendengus kesal, ia tidak menyangka jika pria pucat disampingnya akan berbuat jauh dan selicik itu.

HEARTBEAT [END]Where stories live. Discover now