19 ㅡ Need Him

828 110 3
                                    

"Akh perutku!"

Untuk kesekian kalinya Hyejin merintih sambil memeluk erat perutnya yang terasa begitu melilit. Sudah hampir satu jam lamanya gadis itu meringkuk ditengah ranjang tempat tidurnya sambil berguling-guling tak jelas untuk meredam rasa sakit yang menyerang perutnya.

Pagi ini tak ada yang ia butuhkan selain obat lambung dan Yoongi. Ia benar-benar membutuhkan mereka berdua untuk mengurangi rasa sakitnya yang terasa begitu luar biasa. Tapi kenyataannya obat lambungnya sudah habis dan Yoongi masih berada di Beijing untuk urusan projeknya.

Sebenarnya ia ingin sekali menghubungi Yoongi tapi itu sangat tidak mungkin mengingat betapa nekatnya pria itu. Mungkin nanti Yoongi akan segera pulang dan mengabaikan pekerjaannya hanya untuk menemui dirinya.

Hyejin kembali berguling kesisi sebelah kanannya. Tangannya masih setia mendekap erat perutnya sementara wajahnya sudah terbenam sempurnya pada sebuah bantal. Rasa sakit itu benar-benar menyiksanya dan ia sangat membutuhkan Yoongi dalam kondisi seperti ini.

Biasanya jika penyakit lambungnya kambuh Yoongi lah yang akan merawatnya dengan baik, meski tak jarang ia mendapatkan berbagai macam omelan karena penyakit ini kambuh akibat dirinya yang kurang menjaga pola makan.

Tapi semua itu lebih baik dari pada ia harus merasakan sakit ini seorang diri. Lagi pula jika ada Yoongi, pria itu bisa menjadi tempat pelampiasannya untuk sekedar mengumpat atau menjambak rambutnya. Yoongi juga rela lengannya di gigit oleh Hyejin saat gadis itu tidak tahan dengan rasa sakit yang menyerangnya.

"Oh sialan!" Umpatan itu akhirnya terlontar begitu saja. Hyejin mengangkat wajahnya dari bantal kemudian kembali meringkuk seperti kucing kedinginan diatas tempat tidurnya.

"Min Yoongi!"

Lagi-lagi Hyejin mengeluh saat merasa perutnya semakin sakit dan ia tak bisa menahannya lebih lama lagi. Gadis itu meraih ponselnya, ia bisa merasakan tangannya yang bergetar hebat saat menyentuh ponsel itu. Ia berniat menghubungi Yoongi, namun lagi-lagi akal sehatnya yang masih berfungsi mengatakan untuk tidak melakukan hal itu. Jangan membuat Yoongi khawatir dan nekat kembali ke Korea hanya karena ia sedang sakit seperti sekarang.

Akhirnya dengan helaan nafas pasarah ponsel itu kembali terjatuh keatas tempat tidur. Hyejin kembali meritih sambil memeluk perutnya. Masih dalam posisi yang sama meringkuk diatas tempat tidurnya dengan mata terpejam dan kening mengerut menahan sakit.

"Yoongi.." Gumamnya mirip seperti rintihan.

Akhirnya Hyejin memutuskan untuk menghubungi seseorang yang mungkin bisa menyelamatkannya sekaligus bisa menjadi tempatnya melampiasakan umpatannya tanpa takut mendapatkan balasan makian nantinya.

"Kook.." Serunya saat seseorang disebrang sana telah mengangkat panggilannya. Hyejin bisa mendengar gumaman tak jelas dan ia yakin jika seseorang yang ia hubungi pagi ini belum bangun dari tidurnya.

"Hm? Hye? Kenapa pagi-pagi menghubungiku?" Suara itu benar-benar terdengar parau. Hyejin menghembuskan nafas kemudian menyerngit pelan kala merasakan ngilu di bagian lambungnya.

"Cepat datang ke apartemenku!" Serunya dengan suara sedikit meninggi. Membuat pria disebrang sana sontak menjauhkan ponsel hitamnya dari telinganya.

"Untuk apa? Jika kau memintaku datang hanya untuk memperbaiki kran washtafel dapurmu aku tidak mau! Aku masih mengantuk."

"Tidak Kook, aku mau kau cepat kemari."

"Tidak! Aku masih mengantuk!" Tolak pria itu dengan tegas.

Hyejin menggeram pelan karena sikap bodoh yang ditunjukan pria tidak berdosa disebrang sana. Gadis itu menghela nafas dengan tangan yang masih sepenuhnya memeluk perutnya yang semakin terasa begitu nyeri.

"Ya Tuhan sialan kau Jeon Jungkook! Cepat kemari, atau aku akan menjambak rambutmu hingga botak!" kesal Hyejin sambil mengepalkan kedua tangannya. Peluh seketika membanjiri keningnya dan ia merasa pandangannya sedikit mengabur.

"Hey, kenapa jadi kau yang galak sekali."

"Huh. Cepat kemari atau—AKH ya Tuhan!" Hyejin merintih saat rasa sakit itu semakin dahsyat terasa. Paras cantik gadis itu semakin berpeluh dan kulitnya mulai memucat. Ia butuh obat segera sebelum ia pingsan di apartemennya sendiri.

"Ya! K-kau kenapa Hye? Kau sakit?" Suara Jungkook mulai terdengar panik disebrang sana. Hyejin merasa ia tidak lagi memiliki tenaga untuk sekedar membalas pertanyaan Jungkook.

"Cepat kemari dan bawakan obat lambung, aku mohon.." Akhirnya Hyejin mengalah gadis itu mulai memohon agar Jungkook segera datang dan membawakannya obat.

"Memang kemana Yoongi?"

Ya Tuhan. Tidak bisakah pria itu bergerak cepat? Hyejin membatin dengan gemas. Tangannya benar-benar terasa gatal ingin segera menjambak rambut pria itu jika ia sudah datang kemari. "Dia sedang di Beijing. Cepat kesini Jungkook! Kau mau membuatku mati menahan sakit?"

"Iya-iya, aku segera kesana tapi aku butuh mandi sebentar."

"Cepatlah!" Bentak Hyejin sembari memutuskan sambungan telfonnya.

Gadis itu menghempaskan ponsel putih itu kesamping sebelah kanannya sebelum akhirnya memilih untuk kembali meringkuk sambil memeluk perutnya yang terasa seperti dicabik-cabik dari dalam.

"Min Yoongi, cepat pulang.." Hyejin menggumam sambil memejamkan kedua matanya. Ia masih menahan dirinya untuk tidak menghubungi Yoongi. Setidaknya Jungkook akan segera datang, dan jika pria itu sudah datang Hyejin akan segera meluapkan seluruh rasa sakitnya pada pria itu.

Ya setidaknya pria itu harus siap menahan sakit karena tangan mulus gadis itu sudah bersiap akan meluncurkan jambakan menyakitkan untuknya.

Sementara itu di dalam sebuah ruang studio besar disebuah Kantor Agensi mewah yang ada di Beijing, Yoongi nampak tidak begitu fokus mendengarkan apa yang sedang di jelaskan oleh produser yang akan bekerja sama dengannya mengenai projek yang akan mereka liris dalam waktu dekat ini. Sejak tadi Yoongi tidak berhenti memikirkan Hyejin.

Entahlah ia tidak biasa merasakan hal seperti ini. Ia seperti merasa begitu khawatir dengan gadis itu. Sebenarnya ia ingin menghubungi Hyejin untuk memastikan bagaimana kondisi gadis keras kepala itu, namun niatan itu urung ia lakukan karena produser memintanya untuk segera datang.

Yoongi menyentuh ponsel yang ada disaku celananya. Pandangannya mulai teralih kearah layar ponsel yang menunjukan potret dirinya bersama Hyejin. Ia sangat merindukan gadis galak itu.

Merasa kurang nyaman karena tidak juga mendapat kabar dari Hyejin seharian ini membuat perasaannya gaduh. Ia rasa pasti ada sesuatu yang tidak beres. Begitu selesai dengan diskusi panjang yang mereka bicarakan, Yoongi langsung mengirimkan pesan singkat untuk Hyejin.

Kau baik-baik saja?

Kau baik-baik saja?

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Haiii~ gimana kabarnya kalian semua? Semoga baik-baik ya, dan semoga masih betah baca cerita ini^^

Something Sweet • MYGWhere stories live. Discover now