33 ㅡ Purpose

846 135 7
                                    


Kediaman keluarga Min nampak begitu sibuk dengan lalu lalang beberapa asisten rumah tangga yang membawa beberapa barang bahkan buket bunga kesana kemari. Dua hari lagi, sang putri sulung Min Ahra akan melepas masa lajangnya. Gadis cantik itu akan menikah dengan seorang pengusaha yang telah menjadi kekasihnya selama kurang lebih dua tahun.

Rasa bahagia benar-benar menyelimuti suasana di dalam rumah besar tersebut, sang ibu bahkan tak henti-hentinya tersenyum haru karena sebentar lagi putri kecilnya akan menjadi milik orang lain. Begitu juga dengan Ayah Min, pria paruh baya itu masih tidak menyangka bahwa sebentar lagi tugasnya menjaga putri kecilnya akan segera berakhir.

"Hahh," Min Yoongi menghela nafas panjang sebelum akhirnya menutup pintu kamarnya dengan pelan. Pukul delapan malam, dan kondisi rumahnya masih sangat ramai. Banyak pelayan yang bergerak kesana-kemari sekedar untuk ikut menyiapkan berbagai macam persiapan untuk acara pernikahan nona muda mereka.

Dengan langkah pelan Yoongi memilih untuk bergerak menuju anak tangga rumahnya. Menaiki satu per satu anak tangga dengan langkah yang terlihat begitu pelan, tatapannya bahkan terlihat berbeda. Entah apa yang sedang di fikirkan oleh pria itu hingga sekarang ia telah berada tepat di depan pintu kamar sang kakak.

Yoongi memiringkan kepalanya sekilas, sekedar untuk melihat apa yang tengah dilakukan oleh Ahra di dalam karena pintu kamarnya tidak tertutup dengan rapat. Sepertinya ia tidak sedang sibuk, setelah menghela nafas akhirnya Yoongi memilih untuk mengetuk pintu dua kali sebelum membuka pintu bercat putih itu semakin lebar.

"Noona? Kau sedang sibuk?"

Min Ahra sedikit terperanjat kaget mendengar suara bariton dari arah pintu kamarnya, gadis itu tengah menyisir rambutnya menoleh kemudian menggeleng pelan saat melihat Yoongi yang sudah berada di ambang pintu kamarnya.

"Tidak. Masuklah.."

Yoongi mengangguk sebelum akhirnya masuk ke dalam kamar sang kakak yang terlihat begitu rapih. Kamar yang di dominasi cat putih dengan sedikit sentuhan warna gold itu memang selalu terlihat mengagumkan di mata Yoongi. Kakaknya memang selalu pandai mendekorasi sisi ruangan, ia juga suka wangi parfum yang di gunakan oleh sang kakak hingga membuatnya merasa betah berada di dalam kamar ini.

"Kenapa? Tumben sekali datang kemari." Tanya Ahra yang sekarang tengah sibuk berkutat dengan kutek barunya.

Yoongi belum menjawab, pria itu masih mengedarkan pandangan ke setiap penjuruh kamar sebelum akhirnya memilih untuk merebahkan tubuhnya di atas tempat tidur Ahra.

"Selamat.."

Ahra menghentikan gerak tangannya mengulas kutek ke atas kuku-kukunya. Pandangannya seketika teralih ke arah Yoongi yang tengah terbaring di atas ranjangnya dengan pandangan yang sepenuhnya tertuju ke arah langit-langit kamarnya.

Yoongi tak tahu apa yang sebenarnya sedang terjadi pada dirinya, jujur ia bahagia mendengar kabar bahwa sebentar lagi kakaknya akan menikah. Ya sebagai seorang adik sudah sepatutnya ia merasa bahagia atas kebahagiaan kakaknya kan? Namun belakangan ia merasa begitu aneh, semakin dekat acara pernikahan itu rasanya semakin ada yang mengganjal di dalam hatinya.

Ahra mengerutkan kening dengan ekspresi tak paham. Gadis itu memilih untuk meletakan kuas kuteknya dan bergerak mendekat ke arah Yoongi. Ahra duduk tepat di tepi tempat tidur, meski masih merasa ambigu dengan ucapan Yoongi namun gadis itu memilih untuk tersenyum singkat.

"Terima kasih." Balasnya semanis mungkin.

Yoongi tak menjawab, pria itu lebih memilih untuk memejamkan mata sambil meletakkan lengannya di atas kedua matanya. Sengaja menutup diri, atau lebih tepatnya menutupi perasaannya yang sedikit bergejolak.

Ahra bukanlah seseorang yang baru kemarin sore mengenal Yoongi, gadis itu tahu betul bagaimana sikap adiknya. Dan sekarang, ia bisa merasa bahwa Yoongi tengah menyembunyikan sesuatu darinya.

"Ada apa denganmu? Kau terlihat aneh."

"Aku tidak apa-apa," Balas Yoongi singkat. Pria itu bangkit kemudian tersenyum manis ke arah sang kakak. "Setelah menikah kau tidak boleh melupakanku, eoh? Ah satu lagi, kau harus cepat memberiku keponakan."

Mata Ahra seketika membulat lebar saat melihat cengiran menyebalkan yang tersemat di wajah adiknya.

"YA!"

Min Yoongi langsung beranjak turun dari atas ranjang sebelum Ahra melayangkan jitakan ke atas kepalanya. Pria itu terkekeh puas sebelum akhirnya menghilang di balik pintu kamar tersebut. Setibanya di luar kamar, entah kenapa kehampaan seketika menyerang Yoongi.

Lagi.

Senyum itu seketika pudar tak berbekas. Yoongi bahkan tak mengetahui apa yang sebenarnya terjadi pada dirinya, kenapa ia merasa begitu tidak rela dengan pernikahan kakaknya.

"Harusnya aku ikut bahagia kan?" Ujar Yoongi dalam diam.

Pria itu kembali menghela nafas berat sambil menoleh ke arah pintu kamar kakaknya. Ia tak ingin di sebut sebagai adik yang possessive, hanya saja ia masih belum siap jika harus berpisah dengan sang kakak.

Choi Hyejin masih terdiam dengan pandangan yang menyipit tajam. Gadis itu tengah duduk menyilah di atas ranjangnya, penampilannya terlihat begitu mengenaskan dengan pakaian tidur bermotif polkadot warna pink dan rambut yang masih setengah acak-acakan. Kedua mata gadis itu masih menatap heran ke arah Min Yoongi yang kini sudah berada di hadapannya. Pria itu benar-benar sinting karena datang ke apartemen Hyejin pukul setengah enam lebih lima belas menit.

Hell! Bukankah ini terlalu pagi untuk sekedar berkunjung?

Namun sejak sepuluh menit kehadirannya pria itu hanya diam, kepalanya menunduk ke bawah dengan raut wajah yang sulit di jelaskan. Hyejin bahkan tak tahu harus mulai bertanya atau memarahinya terlebih dahulu karena pria itu benar-benar sudah mengganggu tidur nyenyaknya. Namun saat melihat ekspresi Yoongi, entah kenapa semua kemarahannya hilang di gantikan dengan rasa penasaran yang berlebihan.

"Maaf menganggumu."

Eh?

Hyejin benar-benar kaget saat mendengar Yoongi menggumamkan kata maaf. Yang benar saja? Sejak kapan Min Yoongi bisa berkata selembut itu? Oh tidak, bahkan kata-katanya terdengar begitu tulus. Tapi hal itu justru membuat Hyejin heran, ia yakin ada sesuatu yang tidak beres disini.

"Kau ada masalah?"

Pertanyaan itu muncul karena Hyejin sudah cukup bingung menerka apa yang sedang terjadi pada Yoongi. Gadis itu benar-benar ingin tahu apa yang sebenarnya tengah terjadi. Tak biasanya Yoongi bersikap seperti ini.

Yoongi masih enggan membuka suara, pria itu terlihat beberapa kali menghela nafas berat. Hingga saat Hyejin berniat kembali mengajukan pertanyaan, saat bibirnya baru saja terbuka, Yoongi sudah lebih dahulu mengangkat kepalanya. Menatap dirinya dengan tatapan yang sulit di jelaskan, dan hal itu sukses membuat seluruh pertanyaan Hyejin kembali tertelan dan bibirnya kembali terkatup rapat.

"Boleh aku memelukmu?"

"Boleh aku memelukmu?"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Yoongi kalau galau mau nya di manja manja,
aku kan juga pengen><
Vote and comment juseyo😊💜

Something Sweet • MYGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang