22 ㅡ Gift

688 113 9
                                    

Hyejin langsung menepis tangan Yoongi dari bibirnya. Wajah panik yang tadi sempat ia tunjukan musnah digantikan dengan ekspresi kesal, terlebih saat mendengar gelak tawa Yoongi yang membahana di kamarnya.

"Ya! Aku mengkhawatirkanmu tau! Dasar!" Dengan brutal Hyejin langsung melayangkan pukulan di kepala, pundak dan lengan Yoongi. Membuat pria itu mengaduh karena Hyejin memang tak pernah main-main kalau kesal.

"Ya berhenti memukul ku! Hye berhen—UHUK!"

Gerakan tangan Hyejin terhenti saat Yoongi kembali terbatuk. Gadis itu menggigit bibir bawahnya kemudian menundukan wajah, menatap Yoongi yang masih terbatuk dengan suara menyakitkan.

"Kau baik-baik saja? Maaf Yoon.."

Yoongi mengangguk sambil kembali meraih botol air mineral. Setelah batuknya mereda pria itu langsung menghempaskan tubuhnya keatas tempat tidur sambil menghela nafas panjang.

"Aku ingin istirahat," Gumanya sambil melirik kearah Hyejin. "Kemari." Lanjut Yoongi sambil menepuk samping ranjangnya yang masih kosong.

Hyejin mendecak pelan namun gadis itu menurut dan segera merebahkan tubuhnya tepat disamping Yoongi. Sebuah bantal guling sengaja Hyejin tempatkan sebagai pembatas diantara mereka. Keduanya masih terdiam, dengan tatapan yang sama-sama tertuju kearah langit-langit kamar Hyejin yang dilukis dengan gambar awan.

"Sejak kapan kau sakit?" Hyejin mulai angkat bicara. Gadis itu melirik kearah Yoongi yang masih saja melemparkan pandangannya ke langit-langit kamarnya.

"Entahlah, mungkin sejak di Beijing." Jawabnya singkat. Hyejin membelalakan mata, kemudian membalikan badan hingga tubuhnya kini menghadap kearah Yoongi.

"Sungguh? Dan kau belum memeriksakannya ke dokter?" Suara Hyejin benar-benar kencang hingga membuat Yoongi mengernyit. Pria itu mengusap telinga sebelah kirinya kemudian melirik kearah Hyejin.

"Nyonya Min, kau bisa membuat suamimu ini tuli jika terus berteriak seperti itu." Sahut Yoongi masih dengan tangan yang ia usapkan pada telinganya. Mendengar itu Hyejin langsung mendecak keras.

"Cih! Suami apanya!"

Yoongi terkekeh pelan sementara Hyejin sudah kembali membalikan badannya. Gadis itu kembali melirik kearah langit-langit kamarnya, rasanya selalu damai jika menatap lukisan langit di atas sana.

"Tadi kau ingin belajar apa?" Kali ini giliran Yoongi yang bertanya. Pria itu masih mengamati Hyejin dari samping, manatap paras cantik yang kini tengah tersenyum simpul memandangi langit-langit kamarnya.

"Grammar," Balas Hyejin singkat.

"Tentang?"

"Simple present tense."

Yoongi kembali melirik kearah Hyejin. Gadis itu sungguh memintanya membantu hanya untuk sebuah simple present tense?

"Kau bercanda? Itu sangat mudah." Balas Yoongi dengan nada skeptis yang cukup menganggu di telinga Hyejin. Gadis itu langsung mengalihkan pandangannya dan kembali memposisikan dirinya menghadap kearah Yoongi.

"Kalau begitu jelaskan, kenapa simple present tense harus digunakan untuk hari ini?"

Yoongi berdehem pelan. Pria itu juga membalikan badan hingga sekarang keduanya saling berhadapan. Yoongi memang tak berniat untuk langsung menjawab, pria itu tersenyum singkat mengamati wajah kekasihnya dalam jarak yang cukup dekat.

Entah kapan terakhir kali mereka seperti ini, saling menatap satu sama lain. Saling mengagumi dalam diam dan hal ini benar-benar membuat Yoongi merasa kembali jatuh cinta pada sosok Choi Hyejin.

Entah apa yang ada di pikiran Yoongi saat ini, membuat Hyejin penasaran sambil menggigit bibir bawahnya. Gadis itu sangat gugup bahkan wajahnya memanas saat melihat Yoongi yang hanya diam tanpa menjawab pertanyaannya.

Pria itu justru mengamatinya, dengan senyum manis yang benar-benar membuat jantungnya lemah.

"Simpelnya, present artinya hadiah, dan hari ini adalah hadiah yang telah diberikan oleh Tuhan. Kita masih bisa diberi kesehatan untuk hari ini, jadi saat kau mendapat hal itu kau tidak perlu lagi memikirkan masa lalu yang pernah terjadi. Toh masa lalu hanya akan menjadi sebuah sejarah. Dan kau juga tidak harus memusingkan masa depan, karena kita belum sampai pada masa depan."

Hyejin terdiam mendengar jawaban Yoongi. Gadis itu bahkan mengerjapkan matanya beberapa kali dengan ekspresi tak percaya. Min Yoongi yang biasanya hanya mengungkapkan kata-kata dengan datar bisa merangkai kata seperti itu?

"Kau belajar dari mana kata-kata seperti itu?" Tanya Hyejin dengan senyum manis yang mengembang diwajahnya. Yoongi ikut tersenyum melihatnya.

"Hidup mengajari banyak hal," Yoongi kembali membalikan badannya. Kali ini tatapannya kembali tertuju ke langit-langit kamar Hyejin. "Dulu kau bukan siapa-siapa bagiku, sekarang kau segalanya, dan aku harap di masa depan kau masih akan tetap menjadi segalanya bagiku." Sambungnya tanpa menoleh kearah Hyejin.

Yoongi tak tahu kata-kata itu berhasil membuahkan senyum lebar di paras cantik kekasihnya. Dengan semangat Hyejin langsung membalikan posisinya dan sekarang gadis itu sudah tertidur dengan posisi tegkurap menghadap kearah Yoongi. Kedua tangannya ia tumpukan pada bantal guling yang menjadi batas mereka berdua.

"Uh Min Yoongi manis sekali." Balas Hyejin sambil menusuk-nusuk lengan Yoongi dengan jemarinya.

Dan sekarang Yoongi mulai gemas melihat ekspesi sok kekanak-kanakanan gadis itu. Ia tahu Hyejin pasti tengah menggodanya, maka dari itu Yoongi memilih untuk memejamkan mata sambil meletakan sebelah tangannya diatas keningnya.

"Aku sudah tahu." Balas Yoongi singkat.

Hyejin semakin melebarkan senyumannya, ia suka menggoda Yoongi jika pria itu sudah salah tingkah seperti sekarang. Gadis itu masih menusuk-nusuk lengan Yoongi dan kini beralih menyentuh pipi pria itu.

"Mau menjadi suamiku?" Tanyannya di iringi senyum bocah yang begitu menggelikan.

Yoongi merasa jantungnya berdetak, meski ia tahu Hyejin tengah menggodanya tapi ini pertama kalinya Hyejin mengatakan candaan yang membuat hatinya begitu berharap.

"Akan kupikirkan."

"Oh sekarang jual mahal ya?"

"Kau juga sering jual mahal nyonya Min!"

"Apa katamu? Nyonya Min?"

Min Yoongi membuka mata kemudian mendecak kencang. "Ck! Terserah."

Sungguh Hyejin tak bisa lagi menyembunyikan kekehannya. Gadis itu akhirnya terbahak sambil memeluk lengan Yoongi. Sebenarnya ia serius saat menanyakan apa Yoongi mau menjadi suaminya hanya saja timing yang ia gunakan kurang pas hingga membuat semuanya terasa seperti sebuah godaan semata.

"Saranghae Min Yoongi.." Bisik Hyejin sambil mengecup singkat bibir Yoongi.

Yoongi masih memejamka mata, dan saat Hyejin berniat menyudahi kecupan itu tangan Yoongi sudah lebih dahulu menekan tengkuknya membuat ciuman itu menjadi lebih dalam.

Sial! Hyejin dijebak!

Sial! Hyejin dijebak!

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Kalian ikut seneng juga gak sih ngebayangin min yoongi salah tingkah begitu? Hihi.
Jangan lupa vote n comment☺️💜

Something Sweet • MYGWhere stories live. Discover now