10 ㅡ Lie

1.3K 163 6
                                    

Suara nyaring yang berasal dari sebuah alarm jam beker nampak tak dihiraukan oleh seorang gadis yang tengah terlelap dibalik selimut tebal yang membungkus tubuh rampingnya. Diluar mentari sudah tidak ragu lagi untuk menampakan cahayanya, mengingat waktu memang telah menunjukan pukul 8 pagi.

Sudah hampir lima belas menit alarm itu berbunyi dan akhirnya suara bising itu berhasil membuat Hyejin menggeliat karena merasa terusik dengan suara yang dikeluarkan oleh benda yang baginya teramat terkutuk jika bersuara dipagi hari seperti sekarang.

Dengan malas akhirnya ia mengulurkan tangan kanannya untuk menyentuh jam berbentuk bebek berwarna kuning tersebut. Tanpa berniat melihat jarum jam, gadis itu meraih jam beker imut itu dan dengan kekutan penuh melemparnya hingga suara benturan terdengar memekakan telingan.

Detik setelahnya Jam itu benar-benar diam dengan keadaan yang cukup mengenaskan. Seluruh bagiannya pecah tak berbentuk. Bahkan sekarang benda itu lebih pantas disebut puzzel dari pada jam beker imut berbentuk bebek. Setelah merasa tenang Hyejin kembali menarik selimutnya dan melanjutkan tidurnya.

Jika ada yang melihat kejadian itu secara langsung mungkin mereka akan menggelengkan kepala dan mulai berpikir mengenai asumsi mereka selama ini bahwa Choi Hyejin adalah gadis cantik yang begitu sempurna. Ya, di dunia ini memang tidak ada satu makhluk pun yang sempurna.

Drtt.. Drtt.. Drtt..

Hyejin kembali menggeram dan menyibak selimutnya dengan kasar saat tidurnya kembali terganggu oleh suara nyaring yang berasal dari ponsel miliknya. Gadis itu bahkan mulai mengumpat. Tanpa berniat melihat nama yang tertera di sana Hyejin memilih untuk segera menyentuh layar ponselnya kemudian menempelkan ponsel itu ke telinga kirinya.

"Hm?" Hanya itu yang ia keluarkan. Suara gumaman yang terdengar begitu malas karena pada dasarnya Hyejin masih berusaha mengumpulkan seluruh nyawanya. Mata indah gadis itu bahkan masih setengah terbuka menandakan bahwa ia menang benar-benar tengah mengantuk.

"Kau baru bangun?" Suara bariton itu benar-benar menyentak Hyejin.

Gadis itu seketika membelalakan matanya sambil menjauhkan ponselnya saat suara itu benar-benar terdengar mengerikan di telinganya. Hyejin melirik kearah layar ponselnya dan mata indah itu langsung mengerjap saat tahu siapa yang tengah menghubunginya. Oh God! Ia dalam bahaya.

Hyejin panik, gadis itu langsung bangkit dari tidurnya dengan sedikit oleng sambil melemparkan pandangannya kearah jam dinding yang membuat wajahnya seketika memucat.

"Tidak, aku sudah bangun sejak tadi." Dustanya dengan suara yang ia buat sebiasa mungkin.

Hyejin kini tengah duduk bersilah diatas tampat tidur, wajahnya benar-benar panik meski ia tengah berusaha mengumpulkan seperempat nyawanya yang entah belum terkumpul, meski suara Yoongi sudah membuatnya hampir saja masuk ke lubang neraka.

"Kenapa kau belum datang? Aku sudah menunggumu sejak satu jam yang lalu."

Matilah aku. Hyejin membatin sambil menggigit bibir bawahnya, gadis itu bergerak gelisah diatas tempat tidur sambil terus berusaha mencari alasan yang tepat.

"A–aku terkena macet, tadi Jaeyoung memintaku membawakan berkasnya yang tertinggal, maaf."

Entah ini kebohongan keberapa kali yang sudah ia lakukan hanya dalam waktu kurang dari sepuluh menit. Oh hell, bahkan Yoongi tahu jika Hyejin adalah orang yang sangat anti di suruh-suruh. Sejak kapan ia menjadi gadis baik hati yang penurut dan mau repot bolak-balik apartemen-kampus hanya untuk sebuah berkas?

"Baiklah. Hati-hati dijalan."

Hyejin tecengang mendengar jawaban Yoongi. Dia mempercayai bualannya? Sungguh tidak bisa dipercaya. Tapi biarlah yang penting ia bisa terbebas dari amukan pria itu pagi ini.

Something Sweet • MYGWhere stories live. Discover now