34 ㅡ Promise

751 130 6
                                    



"Boleh aku memelukmu?" Yoongi bertanya dengan suara lirih. Pertanyaan yang benar-benar terdengar asing di telinga Hyejin. Untuk apa pria itu bertanya di saat ia sudah terbiasa memeluk tubuhnya sembarangan?

Namun Hyejin tak mempedulikan hal itu, gadis itu hanya menganggukan kepala hingga detik berikutnya tubuh Hyejin sudah tertarik ke dalam dekapan hangat Yoongi. Yoongi benar-benar memeluknya dengan begitu erat, seolah Hyejin akan hilang jika Yoongi melonggarkan sedikit pelukannya. Hyejin bahkan bisa merasakan hembusan nafas Yoongi karena pria itu membenamkan wajahnya di lekukan lehernya.

Apa yang sebenarnya terjadi? Pertanyaan itu benar-benar berputar dikepala Hyejin. Ingin rasanya ia menghujam Yoongi dengan berbagai pertanyaan, tapi rasanya itu bukan waktu yang tepat hingga yang bisa ia lakukan sekarang hanyalah mengusap punggung Yoongi secara perlahan. Setidaknya hal itu bisa sedikit memenangkan Yoongi, atau paling tidak membuatnya merasa nyaman.

"Ada apa sayang?" Tanyanya pelan.

Yoongi masih belum menjawab, pria itu masih betah membenamkan wajahnya dilekukan leher Hyejin sambil sesekali mengeratkan pelukannya.

Beberapa menit berselang, pelukan Yoongi sedikit melonggar dan pria itu mengangkat wajahnya dari lekukan leher Hyejin.

"Aku tahu bagaimana rasa takut akan kehilangan seseorang," Gumam Yoongi masih dengan posisi memeluk tubuh Hyejin. "Tapi aku tak tahu, bahwa rasanya akan seburuk ini jika kita di tinggal oleh seseorang." Lanjut Yoongi seraya kembali mengeratkan pelukannya.

Jujur Hyejin tak begitu paham dengan apa yang baru saja Yoongi bicarakan. Kehilangan? Ditinggalkan? Semua hal itu benar-benar tak masuk akal.

"Siapa yang akan meninggalkanmu? Aku akan tetap disini, disampingmu." Jelas Hyejin seraya membalas pelukan Yoongi dan sesekali mengusap punggung kokoh pria itu.

Tapi Hyejin bisa merasakan gelengan pelan dari Yoongi. Entah apa maksud dari gelengan itu.

"Ahra noona," Serunya pelan. "Aku tak tahu kenapa, aku bahagia pada akhirnya noona akan menikah tapi aku merasa begitu tidak rela."

Jadi karena ini.

Baiklah Hyejin tahu bahwa Yoongi memiliki hubungan yang begitu dekat dengan Ahra. Pria itu benar-benar menyanyangi kakaknya dan selalu berusaha untuk menjadi adik yang baik untuk sang kakak. Begitu juga dengan Ahra yang selalu menyayangi Yoongi. Bahkan selalu memanjakan adiknya tersebut. Mereka berdua adalah saudara yang akur, dan kadang Hyejin iri akan hal itu. Maklum saja ia anak tunggal yang tak memiliki saudara kandung.

Hyejin masih mengusap punggung Yoongi dengan lembut, namun kali ini senyum manis tercetak di wajah cantiknya.

"Itu karena kau terlalu menyayangi Ahra eonnie." Gumam Hyejin pelan. Yoongi tak menjawab, tapi Hyejin yakin Yoongi juga mengetahui hal itu.

Melepaskan orang yang begitu kita sayangi adalah hal yang tidak mudah, namun kadang hal itu harus kita lakukan demi kebaikan orang-orang yang kita sayangi. Hyejin menghentikan gerak tangannya diatas punggung Yoongi, kemudian bergerak sedikit untuk melepaskan tubuhnya dari dekapan Yoongi.

"Dengarkan aku Yoon, apa yang perlu kau takutkan saat kau telah mengenal calon suami Ahra noona dengan baik? Kau mengenal Seokjin oppa kan? Kau pernah bilang bahwa sepertinya Seokjin oppa pria baik, dia sangat mencintai Ahra eonnie, dan kau yakin Seokjin oppa bisa membahagiakan Ahra eonnie."

Yoongi mengangguk sekali. Meresapi dalam-dalam apa yang baru saja Hyejin katakan. "Ya, mungkin aku hanya terbawa suasana. Aku belum terbiasa tanpa noona."

"Mulai sekarang kau harus membiasakan hal itu, sayang. Karena masih ada aku disini yang menyayangimu."

Hyejin mencondong ke depan untuk sekedar mengecup bibir Yoongi. Gadis itu ingin Yoongi tahu, meskipun selama ini hubungan mereka di penuhi degan cekcok, namun jauh dari dalam lubuk hati Hyejin yang paling dalam gadis itu sangat mencintai Yoongi.

"Kau berjanji akan selalu berada di sampingku?" Hyejin mengangguk semangat. Gadis itu tersenyum sambil menautkan kelingkingnya pada kelingking Yoongi.

"Im promise." Serunya sambil memamerkan deretan giginya yang rapih. Hal itu sukses membuat Yoongi terkekeh kemudian mengacak pelan poni Hyejin.

"Kau jelek. Mandi sekarang."

Ekspresi Hyejin seketika berubah, gadis itu langsung melepaskan tautan kelingking mereka dengan kasar sembari menatap Yoongi dengan tajam.

"Tidak mau! Aku masih ingin tidur,"

Kali ini Hyejin langsung merebahkan kembali tubuhnya ke atas ranjang. Gadis itu sedikit menendang kaki Yoongi untuk menarik kembali selimutnya, membalut tubuh rampingnya dengan selimut tebal berwarna babyblue.

"Aku akan mengajakmu ke rumah, cepat mandi."

Yoongi benar-benar tak pecaya bahwa ada gadis semacam Hyejin di dunia ini. Dengan gemas pria itu langsung menarik selimut yang membalut tubuh Hyejin, membuat gadis itu menggerang sebal kemudian melirik ke arah jam dinding yang ada di sudut kamarnya.

"Ini masih jam setengah tujuh, masih terlalu–Ya! Apa yang kau lakukan Min Yoongi?!"

Suara umpatan itu terdengar kencang saat Yoongi dengan sadis mulai menarik kaki Hyejin agar gadis itu segera bangkit dari atas ranjangnya. Hyejin menatap Yoongi dengan horor, sementara Yoongi hanya menyunggingkan senyum iblisnya.

"Mandi sekarang atau aku akan menyeretmu ke kamar mandi."

"Ah tidak mau!"

Sial! Sial! Sial! Hyejin benar-benar ingin menangis, gadis itu menggerakan kakinya dengan heboh. Masih berusaha membebaskan diri dari jeratan Yoongi yang menyebalkan.

"Satu,"

Yoongi semakin menyunggingkan senyum iblisnya sambil menarik kaki Hyejin higga gadis itu menjerit histeris karena tubuhnya otomatis ikut tertarik. Kakinya bahkan terus bergerak heboh, menendang lengan Yoongi dengan begitu brutal.

"Dua,"

"Ya Tuhan! Aku membencimu Min Yoongi!"

"Tiga!"

"YAK!"

"YAK!"

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Maaf guys agak telat update nya hehe
Jangan lupa vote and comment^^

Something Sweet • MYGWhere stories live. Discover now