14 ㅡ Cause You Are Hyejin

1.1K 158 3
                                    

Langit diluar sudah mulai gelap. Bintang di angkasa mulai berkelip seolah tengah mengerling nakal kearah Hyejin. Pantulan cahaya rembulan juga terlihat begitu menakjubkan malam ini, sangat indah dan Hyejin sangat menyukai bintang.

Hembusan angin yang tidak begitu kencang membuat Hyejin betah berada di halaman samping kediaman keluarga Min. Setelah insiden puding super asin itu, Ayah Min memilih untuk memesan makanan dan mereka mulai melupakan kejadian itu. Tapi Hyejin tidak bisa begitu saja melupakan kecerobohannya, ia merasa begitu menyesal karena kajadian ini.

"Kemarikan tanganmu," Hyejin langsung mengalihkan pandangannya kesebelah kanan. Yoongi sudah kembali dengan sebuah kotak obat berwarna putih.

"Tidak perlu. Aku tidak apa-apa," Balas Hyejin sambil menautkan kedua tangannya dengan begitu erat.

"Aku bilang kemarikan tanganmu." Yoongi menghela nafas gusar kemudian menarik kedua tangan itu dengan paksa.

Dan Hyejin sudah tidak berbuat banyak saat Yoongi telah menatap tangan kedua telapak tangannya yang sudah memerah, bahkan ditelapak tangan sebelah kanan terdapat luka seperti lepuhan yang cukup menyakitkan dimata Yoongi.

Yoongi mulai membuka kotak obat dan mengambil, sebuah salep. Satu hal yang membuat Yoongi tidak pernah meminta Hyejin untuk memasak karena ia tidak ingin hal semacam ini terjadi.

"Kalau memang tidak bisa jangan dipaksakan, kau justru melukai tanganmu sendiri." Ucap Yoongi sambil mengoleskan salep itu kearah luka Hyejin.

Gadis itu meringis menahan perih, namun Yoongi dengan sigap langsung meniup lukanya meski pria itu belum menoleh kearahnya.

"Aku mengacaukan semuanya," Gumam Hyejin sambil menundukan kepalanya. Ia kembali merasa bersalah, merasa begitu bodoh dan merasa tidak berguna.

Perasaan itu langsung Yoongi ketahui, menjalin hubungan selama hampir setahun membuat Pria itu mengenal gadis ini dengan baik. Yoongi tahu jika Hyejin adalah sosok pemikir, ia akan memikirkan kesalahannya secara terus menerus hingga memuat gadis itu terlihat begitu megenaskan.

Dan Yoongi tidak pernah menginginkan Hyejin melakukan hal semacam itu. Dengan satu gerakan Yoongi membersihkan tanganya dari sisa salep dengan sebuah tisu, kemudian menarik dagu Hyejin agar gadis itu tidak kembali menunduk.

"Kau tidak mengacau. Kau hanya perlu belajar lagi," Serunya begitu lembut.

Yoongi tak menyukai raut sedih itu, dan sepertinya ucapannya barusan belum cukup untuk membuat Hyejin merasa lebih baik.

"Apa aku harus setiap hari belajar dengan Jaeyoung? Memalukan sekali tidak bisa membedakan garam dan gula. Sebagai seorang gadis apa itu tidak berlebihan? Entah kenapa aku merasa menjadi gadis paling tidak berguna disini. Haruskah aku mulai belajar memasak dan melakukan segala hal dengan baik mulai sekarang?"

Helaan nafas gadis itu terdengar begitu berat. Hyejin bahkan sudah melepaskan jemari Yoongi dari dagunya, kini pandangannya teralih kearah tangannya kemudian ia beralih menatap hamparan rumput dengan tatapan yang terlihat menerawang jauh.

"Kadang aku iri dengan gadis-gadis yang bisa melakukan semuanya dengan baik, cantik, pandai, dan pintar memasak. Hal yang harusnya bisa dilakukan setiap gadis dan aku? Aku hanya–"

Yoongi sudah benar-benar panas mendengar gadis itu terus merendahkan dirinya sendiri. Ia tak suka jika Hyejin berfikiran bahwa dirinya tidak bisa melakukan apapun. Itu sebabnya sekarang Yoongi telah menempelkan bibirnya pada bibir gadis itu. Hanya sekedar menempel untuk memotong rancauan Hyejin.

Debaran jantung Hyejin benar-benar tak terkendali, bibir itu menempel sempurna dibibirnya. Tanpa pergerakan dan itu mampu membuatnya berdebar hebat. Yoongi mulai menjauhkan bibirnya dari bibir Hyejin, kemudian mendaratkan kecupan singkat dikening gadis itu.

"Bagiku kau yang terbaik," Bisiknya sambil membelai lembut pipi Hyejin. Tatapannya masih sepenuhnya tertuju pada gadis itu, tatapan tajam yang selalu menyiratkan kelembutan. "Kau tidak perlu menjadi orang lain. Aku mencintaimu apa adanya." Lanjutnya diiringin senyum manis.

Sungguh Hyejin benar-benar berdebar dan ingin berteriak. Kenapa Yoongi bisa mengatakan hal semacam itu? Ia benar-benar bersyukur bisa memiliki Yoongi.

"Meskipun aku gadis bodoh yang tidak bisa memasak?" Pertanyaan bodoh itu justru meluncur dari bibir manis Hyejin.

Yoongi mengangguk kemudian membingkai wajah Hyejin dengan kedua telapak tangannya. "Karena kau adalah Choi Hyejin, gadis bodoh yang keras kepala."

Apa? Hyejin benar-benar tidak percaya dengan apa yang baru saja Yoongi katakan. "Ck! Aku kira gadis bodoh yang kau cintai."

Ya harusnya memang seperti itu kan? Kenapa Yoongi sudah kembali menjadi pria menyebalkan.

"Apa aku mencintaimu?" Dan pertanyaan itu langsung membuat wajah Hyejin kembali masam. Gadis itu memutar kedua bola matanya kemudian menatap Yoongi dengan tajam.

"Aku bisa menunjukan seluruh pesan yang mengatakan bahwa kau mencintaiku!"

Yoongi terkekeh. Pria itu mulai mengecup kedua kelopak mata Hyejin dengan begitu lembut, kemudian turun ke hidung, dan beralih ke kedua pipi hingga akhirnya ciuman itu berlabuh pada bibir manis gadis itu. Memangutnya dengan begitu lembut sambil menyesapnya dengan caranya sendiri.

Hyejin terdiam, tentu saja, diperlakukan seperti itu siapa yang tidak akan terdiam dan malu. Yoongi mulai menjauhkan wajahnya dari bibir Hyejin, tatapannya terlihat lebih lembut dari sebelumnya dengan senyuman tipis yang membuatnya terlihat semakin mempesona.

"Kau boleh menjadi gadis yang lebih baik, tapi jangan pernah merubah dirimu menjadi orang lain. Tetaplah seperti sekarang, selama itu masih Choi Hyejin yang aku cintai. Seburuk apapun itu, aku akan selalu menerimanya."

Tiga kalimat yang dilontarkan Yoongi benar-benar membuar hati Hyejin berdebar kencang. Ya Tuhan tidak bisakah pria ini berhenti membuatnya merona dan merasa begitu mencintainya.

"Min Yoongi, kau manis sekali." Seru Hyejin sambil berhambur kedalam pelukan Yoongi.

Ia bahagia, sangat bahagia. Menjadi kekasih Min Yoongi adalah hal paling membahagiakan baginya. Begitu juga dengan Yoongi, mencintai Hyejin dan menjadi bagian dari hidup gadis itu adalah anugerah terindah dalam hidupnya.

"Aku mencintaimu." Bisik Yoongi sambil mempererat dekapannya pada tubuh mungil Hyejin. Gadis itu tersenyum sambil menghirup dalam-dalam aroma tubuh Yoongi.

"Aku lebih mencintaimu, Min Yoongi."

—

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Something Sweet • MYGWhere stories live. Discover now