AE 1

36.5K 1.8K 182
                                    












































Di suatu tempat, tepatnya pada sebuah arena balap liar tampak begitu ramai malam ini.

Suara sorak sorai terus menyerukan dukungan kepada pihak masing masing.

Mereka bahkan semakin memanas kala sebuah mobil sport hitam melaju dengan kecepatan tinggi ke arah garis finis di ikuti mobil sport lainnya yang berwarna putih.

Mobil berwarna hitam lebih dulu melewati garis dengan kecepatan kilat, hingga angin begitu berhembus cukup kencang.

Si pemilik mobil lantas keluar, menyugarkan surai coklatnya, membuat pekikan histeris nya para wanita cantik berpakaian seksi.

Puk

" Wahhh... Kau hebat kawan! Menang lagi, eoh??... "

Seru seorang pria dengan tubuh sedikit rendah darinya, sedangkan yang di tepuk pundaknya hanya menampilkan senyum miring.

" Aku tidak pernah kalah dalam hal
apapun! "
Balasnya dengan nada sombong penuh ke angkuhan.

Si pendek mengangguk saja, terlampau hafal dengan tabiat temannya itu.

Mereka berdua berjalan angkuh mendekati pria lain yang kini tengah meracau penuh emosi hingga melempar helm temannya ke aspal panas itu.

" Mengakui kalah kang?? "

" Kau!! "

" Ck... Sudah kalah, masih saja tak mengakui..? "

Pria bermarga kang itu menatap nyalang pada lawannya yang menang itu.

" Apa maumu?!! "

Si pemenang lantas tersenyum pongah, melirik ke arah samping tak jauh dari lawannya itu.

" Sesuai kesempatan, si pemenang berhak meminta apapun yang dia inginkan. Dan aku, menginginkan kekasih mu, untuk malam ini saja, bagaimana? "

Sebuah layangan tinju hampir saja mengenai wajah rupawan itu, tapi untung saja si tampan atau sedikit manis itu cepat mengelak karena ia dapat membaca gerakan sang lawan.

" Brengsek! "

" Wahhh... Tangan kotor itu hampir saja mengenai wajahku, kawan.. "

Pria yang lebih pendek tertawa pelan, menyetujui apa yang baru saja di katai temannya.

" Bagaimana, kang?? "

" Tidak akan, Brengsek!! "

" Eittss... Perjanjian, tetaplah perjanjian. Jangan mengelak, jika kau masih seorang pria sejati?! "

Si pria kang hampir saja kembali melayangkan tinjunya lagi jika saja seruan dari arah sampingnya tak menghentikan itu.

" Tuan muda Kim!! "

Yang di panggil menyipitkan matanya, lantas berdecak kesal kala menyadari siapa yang memanggilnya barusan.
Para bawahan ayahnya.

" Apa! "
Nyalaknya tak suka.

Dua pria berbadan besar itu hormat seketika, lalu kembali menatap tuan mudanya.

" Maaf tuan muda, tapi kami di perintahkan untuk menjemput anda. "

" Aku bisa pulang sendiri- "

" Maaf tuan muda, tapi ini perintah "

Tanpa banyak bicara si tuan muda itu berlalu menuju mobil si pengawal.

ÆWhere stories live. Discover now