AE 53

8.5K 950 190
                                    






































" Tuan-

" Ada apa?! Beraninya kau masuk tanpa seizin ku?! "

" Maaf tuan, tapi tempat ini di sudah di kepung. Mereka menembak habis kawanan kita! "

" APA?!! SIAPA YANG BERANI MACAM MACAM PADA-

DORRRR!!!!

" Kalian berisik! "
























*

























Suara derap langkah kaki menggema di penjuru lorong gelap dan minim cahaya itu.

Udara begitu cukup sesak dan panas, mengingat ruangan ini cukup jauh dari permukaan tanah.
Dalam artian, ruangan ini jauh di dalam tanah.

Taehyung.

Pemuda manis dengan tampang sangar itu kini berjalan penuh amarah, tangannya mengepal kuat pada pistol perak milik Jungkook yang setia ia bawa kemana mana.

Ia tak sendiri, melainkan ada sekitar 8 orang anak buahnya mengikut di belakang plus dengan Gukie, yang memang sengaja Taehyung bawa.

Di ujung sana, pintu besi berwarna hitam langsung di buka kan oleh penjaganya, Taehyung masuk dengan angkuh.

Matanya berkilat tajam kala melihat sosok pria yang kini terduduk pada sebuah kursi listrik yang siap menyengat tubuhnya setiap kali memberontak.

Taehyung tak bisa melihat wajahnya, karena pada bagian kepala sosok itu masih terbungkus dengan sebuah kain.

Tak jauh darinya, pada sudut lain, sosok pria, Dave yang mengaku sebagai sahabat Jungkook juga ada.

Duduk santai dengan sebuah batang nikotin mengepulkan asap pada ujung bibirnya.

Ruangan itu cukup luas, mungkin hampir setara dengan luasnya kamar utama TaeHyung dan Jungkook di lantai atas.

Bersih.
Tidak kotor sedikitpun, walau ia tau, ruangan ini di khususkan untuk misi eksekusi korban Jungkook.

Hanya sedikit bau anyir saja, karena ia sendiri pun juga tak tau, entah sudah berapa banyak darah yang tumpah di ruangan ini.

Alat alat seperti benda tajam tersusun rapi di setiap gantungan dinding.

" Sesuai janjiku kemarin, dia pelakunya, sudah ku bawa kemari. "

Dave menceletuk dengan sedikit menghembuskan asap rokok nya.

Taehyung melirik dengan gumaman kecil.
" Terimakasih. "

Dave terkekeh kecil.

" Bukan masalah, apapun untuk istri sahabatku. "
Jawabnya santai.

Taehyung tak menanggapi.

Gukie di belakang terus menggeram, entah karena tak nyaman atau malah sudah tak sabar untuk menyantap makanannya itu.

Karena ia tau, setiap orang yang duduk di kursi listrik itu, akan menjadi santapannya, seperti biasanya Jungkook lakukan.

Tapi untung saja ia masih di tahan dengan leher yang berkalung khusus dan tali rantai di genggam Jacob.

Yuta juga ada.
Tapi hanya diam di sisi Taehyung lainnya.

Taehyung melangkah mendekati objeknya, membuka kain itu dengan ujung belati yang ada di tangan kirinya.

ÆTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang