AE 32

15.9K 1.1K 53
                                    



































Jimin total bingung sekaligus penasaran sekali dengan sahabat nya itu.

Ini sudah dua hari tiga malam ia berada di negara menara indah itu. Tapi sahabat bangsatnya itu tak juga kelihatan wujudnya sejak malam kala ia memperingati dirinya untuk tidak naik ke lantai 3,kamar mereka dengan ancaman jungkook akan marah.

Kemana sahabatnya itu pergi?
Tidak. Ia tidak yakin pemuda kim berganti jeon itu pergi.

Tapi, apa dia sakit?

Hanya jungkook saja yang terus ia lihat bolak mandir menuruni tangga untuk mengambil keperluan lainnya beserta para dayang yang siap melayaninya itu.

Mau tanya, tapi ia keburu ciut duluan saat mata kelam jungkook menatap nya layaknya laser permusuhan?!

Jadi, selama ini jimin hampir menghabiskan waktunya dengan mengelilingi rumah besar itu di pandu salah satu pengawal tentunya.

Jaga jaga, siapa tau is tersesat dan tak tau arah balik ke kamar.

Sebenarnya jimin betah di rumah besar itu, semua fasilitas tersedia untuknya secara cuma cuma.
Bahkan ia bebas melakukan apapun.

Para maid serta pengawal di sini pun juga ramah kok.
Enak saja gitu ya jadi taehyung, hidup dengan bergelimpangan harta baik orang tua, maupun dari pihak suaminya.

Jimin juga kaya kok, ayahnya seorang pengusaha dan ibunya seorang desainer terkenal di korea.
Hanya saja mereka selalu sibuk.
Itu saja.

Kini jimin masih berada di kamarnya, tepatnya di balik pintu bercat putih itu, dengan tubuh menempel seperti cicak.

Knop pintu ia buka pelan, sedikit saja untuk sekedar bisa melihat situasi di luar sana.

Matanya sipitnya itu seketika terpaku kala mendapati siluet tubuh tegap jungkook baru saja melewati pintu kamarnya.

Berjalan angkuh dengan pakaian formal juga dua pengawal setia yang terus mengekorinya, membawakan sebuah tas hitam kerja.

Pintu semakin ia buka lebar, memastikan tubuh jungkook benar benar menghilang dari balik pintu utama besar di depan sana, yang mana tak lama berselang terdengar suara mesin mobil menyala kemudian berlalu pergi hingga tersisa kesunyian.

Jimin menghela nafas, ia seperti tengah bermain kucing kucingan dengan suami temannya itu yang super duper datar wajahnya baik suaranya juga.

Kadang jimin sempat berfikir, kok teman laknatnya itu bisa bertahan bahkan hampir dua bulan ya?

Hei.!!
Dua bulan itu adalah waktu pencetak rekor seorang taehyung yang nyatanya adalah tipe pembosan pada suatu hal, apalagi yang sangat bertentangan dengan pemikiran nya!

" Tuan jimin? "

" Eh? "

Jimin terperanjat kaget, hampir saja ia membanting pintu kamarnya itu jika tidak melihat sosok wanita yang ia kenal sebagai salah satu pelayan setia khusus untuk taehyung.

" Apa tuan butuh sesuatu? "
Tanya nya lagi.

Jimin berdeham kikuk, lalu sedikit lebih maju menampilkan tubuhnya keseluruhan dari balik pintu itu.

" Apa..., jung, ah maksudku tuan jungkook sudah pergi kerja? "

Wanita itu terdiam, tapi kemudian tersenyum manis dengan anggukan kecil.

" Ya, tuan jungkook baru saja berangkat. Apa tuan jimin butuh sesuatu? "

Jawab wanita itu dengan mengajukan pertanyaan yang sama lagi.

ÆWhere stories live. Discover now