AE 41

12.6K 1K 63
                                    













Malam ini, langit kota Paris tampak begitu indah dengan berhiaskan hamparan bintang bintang yang saling berkedip mesra menemani bulan di langit kelam itu.

Suasana yang begitu berbanding terbalik dengan suasana di kediaman megah milik jungkook Arnault, tepatnya pada ruangan besar meja makannya.

Suasana dingin nan mencekam tak lain berasal langsung dari si pemilik rumah.

Jeon Jungkook Arnault.

Wajah tampan nan rupawan nya itu, hanya terlihat dingin tanpa ekspresi selain rahang yang tiap saat saja mengeras dan genggaman erat pada pisau makannya.

Memotong daging sapi itu begitu sadis seolah ia tengah melampiaskan betapa geramnya ia pada si korban eksekusinya.

Taehyung yang memang sedari awal sudah berada tepat di sampingnya hanya diam saja. Terlampau fokus atau lebih tepatnya cuek pada aura mencekam suaminya itu.

Jemari lentiknya begitu santai mengupasi kulit yang menempel pada tubuh udang goreng nya.

" Jungkook, kau mau tambah? "

" Tidak. "

Singkat juga begitu datar mendalam dalam heningnya suasana.

Tak

Pisau serta garpunya di lepas keras oleh jungkook, menyapukan sarbet pada sekitar area sudut bibirnya sebelum menyeruput jus jeruknya.

" Aku selesai. "

Baru saja ia akan beranjak, tapi suara pelan lebih dulu menahannya.

" Bisa kau tetap di sini dulu bersama
kami? "

Jungkook menurut, walau sesungguhnya ia amat enggan berdiam di sana.

Suhu dingin tapi tidak mempan untuk mendinginkan kepala juga hatinya yang panas panas seperti lava yang siap meledak dari dapur magma.

Menghela nafas sejenak sebelum akhirnya menatap taehyung yang masih sibuk memakan udangnya itu.

Mengambil sarbet bersih lainnya guna menyeka saus sambal yang amat kurang ajar mengotori area bibir si manisnya ini.

Sebenarnya ia tak berdua saja di meja makan itu, melainkan ada beberapa orang lain juga yang ikut bergabung makan bersama.

Di antaranya adalah sang kakek, Bernand Arnault.

" Ck. Sok romantis. "

Celetuk terdengar begitu jelas hingga jungkook langsung membalas dengan tatapan sadisnya.

Sedangkan yang di tatap memilih balas senyum mencemooh.

" Kau tersinggung jeon muda? "

" Bukan urusanmu! "

Sosok itu terkekeh, meminum cairan anggurnya perlahan tanpa melepas kontak pada wajah jungkook yang mengeras.
Kesal.

" Kau tetap saja kaku seperti dulu. "

" Aku tidak pernah berubah. "

" Ya tidak, kecuali pada kakek juga istri manismu itu. "

Merasa dirinya di sangkut pautkan, taehyung pun mendongak menatap pria yang duduk di sisi kiri kakek itu juga jungkook bergantian.

Jungkook tak berubah, rautnya tetap sama. Datar.

"  Mereka penting bagiku. "
Jawabnya lugas.

ÆWhere stories live. Discover now