AE 3

13.9K 1.4K 71
                                    





















































Kim taehyung menguap entah untuk keberapa kalinya.
Menatap jengah pada ketiga orang yang berada di ruangan itu, yang sejak tadi sibuk dengan perbincangan mengenai perusahaan dan berbagi hal berbau bisnis.

Taehyung bosan.

Kue kering sebagai cemilan nya itu tinggal sedikit, karena sejak tadi ia makan untuk penghilang rasa bosan.
Teh di gelasnya bahkan sudah habis beberapa saat lalu.

Apalagi ketika melihat bagaimana pemuda berstatus sebagai cucu pria tua itu yang sungguh entah mengapa meyebalkan di matanya.

Padahal yang dilakukan jungkook sejak awal hanyalah duduk manis, diam dengan tab di tangannya.
Sesekali mengalihkan pandangannya untuk menjawab pertanyaan jika itu tertuju padanya.
Tab itu sangat penting baginya.

Dan taehyung muak melihat itu.

" Ayah, jika aku disini hanya untuk mendengarkan celotehan kalian, lebih baik aku ke kamar, aku bosan. "

Celetuk taehyung memutus pembicaraan antara dua pria dewasa itu.

Daehyun melirik lantas tersenyum tipis. Pengusap rambut putranya sedikit kasar, yang mana langsung di tepis oleh taehyung sendiri.

" Ah, tampaknya putra manisku ini sudah tak sabaran dengan topik utama kita. "

" Aku tidak manis! "

Taehyung melirik sinis pada ayahnya. Oh ayolah..., jadi sejak tadi itu bukanlah topik utama yang akan di bicarakan?
Kalau tau begini lebih baik ia pergi ke kamarnya lalu tidur.
Atau setidaknya ia pergi main bersama jimin, temannya.

Daehyun mengabaikan putranya, menatap Bernand juga jungkook.

" Bagaimana ini tuan Bernand, tampaknya putra ku sudah tak sabaran menikah dengan- "

" Apa?! Menikah? Apa kalian semua sudah gila?!! "

Taehyung sontak berteriak keras dengan suara beratnya.
Menatap mereka semua dengan tuntutan, terutama pada sang ayahnya.

" Jaga ucapanmu taehyung. "

Taehyung mendengus kesal,

" Aku akan menjaga ucapanku, jika ayah bisa menjelaskan sekarang, atas apa yang baru kau ucapkan.
Apa maksudmu dengan 'menikah'!?, bukankah waktu itu kau hanya mengatakan akan Menjodohkan?? Menjodohkan, bukan berarti menikah! "

Seru nya dengan suara semakin meninggi.

Taehyung paling sulit dalam mengatur emosi. Itulah dia.

" Itu benar, tapi ayah rasa menikahkan mu, lebih baik daripada menjodohkan yang suatu saat bisa saja kau batalkan- "

" Menikah juga bisa cerai. "

" Jangan memotong ucapan ayah, kim! "

Taehyung memutar matanya malas.

" Terserah, lagipula mana calonku itu? Kenapa hanya kedua pria ini yang ada? Bukankah kata ayah tadi, calonku sudah tiba. "

Bernand tersenyum begitupun dengan Daehyun, mengabaikan tatapan heran dari si anak muda kim.
Jungkook hanya diam, tak begitu peduli.

" Memangnya kau mau cari siapa lagi tae..? Dia, calonmu. "

Taehyung mengikuti kemana arah telunjuk sang ayah yang ternyata malah tertuju pada jungkook.
Mereka berdua saling berpandangan sebelum taehyung lebih dulu tertawa membahana.

ÆWhere stories live. Discover now