14 (1)

312 55 36
                                    

Dimohon bijak
dalam berkomentar

Dimohon bijakdalam berkomentar

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

└> @Mj is typing... ❜
. . . 💌 : New message¡

╰┄┄┄┄┄┄┄┄┐

Halo. Sebelumnya, aku mau bilang Terimakasih. Terimakasih udah buat project se-keren ini. Project yang kalian buat sangat membantu kami, para oknum yang gemar memendam kesedihan sendiri.

2018 adalah tahun TERBURUK buat hidup aku. Aku rasa, aku kehilangan semuanya pada tahun itu. Bermula dari bulan Februari, aku dan dia memulai hubungan yang istimewa. Seperti pasangan baru pada umumnya, dibulan-bulan pertama semuanya berjalan indah dan bahagia. Aku dan dia melewati hari-hari dengan perasaan berbunga-bunga. Belanja berdua, nonton bioskop berdua, dinner berdua, semuanya kita lakukan serba 'berdua'.

Tapi sayangnya, semua itu gak bertahan lama. Di bulan ke-tiga, akhirnya aku mengetahui penyakitnya, Bipolar. Tiba-tiba dia jambak aku tanpa alasan yang jelas. Suasana rumahnya lagi sepi, cuma ada aku sama dia. Sakit, takut, dan bingung. Otak bodohku ini malah berpikir kalau di kesurupan. Not funny, dude.

Dijambak, dipukul, ditampar. Itu yang dia lakukan sama aku waktu itu. Selang satu setengah jam akhirnya dia sadar.  He hugs me and say sorry. Dari situ, dia mulai nyeritain semuanya. Tentang penyakitnya, dan peredanya. Dia bilang, "Kalau suatu saat aku kambuh lagi dan cuma ada kamu, tolong, tolong banget. You have to say this, 'Don't worry Nando, Bunda disini.' Yaaa?"

Iba. Aku jelas merasa iba. Bunda nya udah bahagia diatas sana. Sedangkan dia harus menderita karena penyakitnya.

Dengan anggukan dua kali. Aku setuju akan itu. Aku cinta dia. Aku harus jaga dia. Presetan sama keadaannya.

Sejak hari itu, hariku terlewati dengan beberapa luka. Gak masalah kalau tubuhku yang membiru atau berdarah. Aku cuma... sakit. Hatiku yang sakit karena gak bisa cerita ke siapa-siapa.

"Kamu jangan bilang ke temen-temenmu, okay? Nanti mereka ngehasut kamu buat putus sama aku. You love me, right?" Gak boleh cerita, lebih tepatnya.

Aku kira, itu penderitaan aku yang paling berat. Ternyata bukan. Agustus 2018. Dia ngajak aku singgah disalah satu apartement. Dengan alasan, "Semalem aku abis nginep disana bareng anak-anak. Dan dompetku ketinggalan. Anterin aku ngambil, ya?"

Yang ada dipikiran aku saat itu cuma "ngambil dompet." Aku gak punya pikiran yang aneh-aneh. Lagipula aku ini budak cinta, aku percaya sama semua omongan yang keluar dari mulut dia. Haha.

Setelah sampai disana, keadaan apartement itu kosong. Aku pikir masih ada temen-temennya, karena waktu itu masih jam 9 pagi.

Nando : "By, baliknya nanti aja. Aku mau tiduran dulu, kamu kalau mau tidur, tidur aja."

Me : "Eh, gapapa? Nanti kalau temenmu pada kesini gimana?"

Nando : "Mereka gak bakal balik lagi."

Me : "Oh, okey."

Nando : "Haus gak kamu?"

Me : "Iya nih, hehe."

Nando : "Mau minum?"

Me : "Mauuuuuu."

Nando : "Yaudah aku beliin dibawah. Tunggu sini ya, By."

Padahal, aku liat ada dispenser yang isinya masih penuh dikamar apartement itu. Tapi... kenapa Nando harus repot2 kebawah?

Nando : "Nih minum, abisin aja langsung."

Me : "Makasih, By."

Aku teguk satu botol air mineral itu. Jujur aku haus banget, karena jarak apartement dan rumahku makan waktu yang lama.

Me : "By, AC nya mati? Kok panas banget sih?"

Nando : "Kamu gerah?"

Me : "Gerah banget malah."

Nando : "Kalau gerah buka aja bajunya. Masih pakai tanktop kan?"

Me : "Gapapa emang?"

Nando : "Yaa gapapa dong. Sama pacar sendiri juga, kaya sama siapa aja."

Me : "Akh, udh dibuka kok masih tetep gerah sih ini?"

Nando : "Yaampun, By. Sini sini..."

Jangan tanya kejadian selanjutnya gimana. Karna otakku yang tolol ini gak mampu buat inget semuanya. Haha, aku nangis.

Perih.

Itu yang aku rasain pas bangun tidur. Waktu aku liat ke samping kanan, ada Nando yang lagi tidur dengan keadaan shirtless. Oh God.
Aku nangis saat itu juga. Aku merasa... hina, kotor, bodoh, murahan, menjijikan.

Nando kebangun karna suara tangisan aku yang makin kenceng. Dan lagi, he hugs me and say sorry.

"Maaf, By. Aku jamin semuanya bakal baik-baik aja. Aku gak akan ninggalin kamu setelah ini. Aku ngelakuin ini karena aku gak mau kamu jadi milik orang lain."

Obat perangsang sialan.

Setelah kejadian itu, semuanya berjalan seperti biasa. Nando dengan penyakitnya, dan aku sebagai sasaran empuknya.

Dan gila nya lagi. Kami tetep ngelakuin itu. Gak, kali ini gak pakai obat perangsang. Kali ini aku melakukannya dengan sadar.

"He said he love me and would never leave me. It won't be a problem if he wants to making love with me."

Bodoh. Harusnya saat itu aku sadar, itu bukan making love, tapi having sex.


bersambung di halaman selanjutnya !

DARKEST SECRETSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang