Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
└> @DF is typing... ❜ . . . 💌 : New message¡
╰┄┄┄┄┄┄┄┄┐
Hai? Tumbuh buat jadi anak yang kuat tanpa kasih sayang orang tua dari kecil ternyata memang bahaya banget, itu bagi aku pribadi.
Awalnya memang semua masih wajar-wajar aja. Aku duduk di bangku kelas 4 sd dan aku ditinggal orang tua yang mengantung hidupnya buat pekerjaannya masing-masing di luar kota itu. Wajar, untuk anak yang ditinggal kerja sama orang tuanya, pasti orang tua selalu ambil opsi untuk nitipin anaknya ke seseorang. Ayah gak mau aku jatoh dilindungan pembantu rumah, jadi ayah lebih pilih adeknya yang secara jelasnya itu uncle aku. Dan itu masih amat wajar.
Dimulai dari umur 10 tahun, aku cuma bisa dapet kasih sayang dalam konteks dari keluarga itu cuma dari uncle. Ya mau gimana lagi? Ayah bunda cuma pulang 2 sampe 3 kali setahun. Itupun gak menjamin mereka untuk lepas dari laptop pas di rumah.
Uncle baik. Ngelindungin aku selayaknya ayah walau naluri orang tuanya beda. Dia gak pernah marah dan lebih milih nasehatin aku baik baik kalau memang aku salah. Dia selalu bilang ke aku sisi baik dari orang tua yang rela kerja ke luar kota demi anaknya.
Tapi, terkadang kejahatan setan bisa kalah sama kejahatan manusia.
Dimulai dengan hari menstruasi pertama aku, itu bagaikan hari yang paling aku benci. Aku nyesel kenapa harus uncle yang jadi orang pertama tau tentang haid aku. Aku nyesel kenapa aku sebego itu buat gak paham sama pubertas sampe harus ada campur tangan uncle.
Sampai sini, aku harap kalian paham alurnya bakal menjurus ke mana. Ya, uncle yang rusak hidup aku. Dia ancurin masa depan aku dengan... ya ambil mahkota aku. Tolong ini salah banget, ga pantas anak di umur segitu untuk udah tau hal gitu.
Saat itu semua hancur dan aku baru sadar pas di sekolah aku baru belajar tentang pubertas. Dia bego-begoin aku untuk dapetin apa yang dia mau untuk nafsunya.
Yang awalnya, "Ka, uncle punya mainan baru. Lebih asik dari pada slime kamu itu." Sampai yang udah berani untuk ngajak tanpa embel embel alasan lagi, "Ka, ayo."
Hancur. Aku udah ancur banget untuk jadi anak perempuan.
Rusak, sampah, ampas, murahan, rendah, itu udah ada buat diri aku.
Aku gabisa ceritain ini semua ke ayah bunda. Memang kayaknya bahaya banget kalo aku gak ceritain ini ke mereka, tapi... gabisa. Berat. Rasanya kayak aku yang bikin dosa itu. Aku gabisa lampiasin ini semua ke siapa siapa.
Aku ga yakin tuhan masih mau anggap aku.
Temen? Aku gak percaya sama mereka.
Selfharm, gak aku gamau. Aku udah rusak dan gamau tambah rusak.
Aku pengen banget mati karena saking tertekannya aku, tapi... berani apa aku nantang maut disaat amal iadah aku udah ngalur ngidul gak jelas?
Sampai di umur aku yang sekarang udah masuk angka belasan dan masih sama uncle, aku masih pendam itu dan.. masih ngelakuin itu. Gak tau tuhan bakal semurka apa.
Pesan ku, jaga diri kalian baik baik, ya? Dan kalau udah punya tanggung jawab untuk punya anak, rawat anak kalian sebaik mungkin.
Uang memang kebutuhan, tapi uang gak bikin anaknya bahagia kok, cukup sama kasih sayang kalian dan ajaran damai kalian aja itu udah berharga banget.
Kasih sayang yang harusnya diperjuangkan. Makasih. Ambil sisi baiknya, kalau ada.
Bagaimana tentang meninggalkan sepercik kalimat sebagai bentuk apresiasi terhadap pemilik rahasia?
Kalau iya, boleh, di sini ya.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Hai @DF !
Terimakasih sudah berani menuangkan ceritanya di sini. Percayalah, kamu orang yang hebat! Semangat selalu!♡
Untuk kamu, @DF. Jangan lupa untuk cek komentar di halaman curhatanmu ini, karena akan ada banyak tanggapan positif dari teman-teman yang sama luar biasanya dengan dirimu.
