30. correct decision

2K 189 58
                                    

Cuaca hari ini cukup mendukung untuk kencan jihyo dan irene keduanya sangat menikmati kencan mereka. Biasa jihyo mengajak irene berkencan di tempat mewah tapi untuk kali ini jihyo mengajaknya ke sungai han

Harusnya mereka berkencan pagi tapi karna irene ada jadwal jadi mereka berencana berkencan malam hari dan jihyo memilih tempat favorit para pasangan kencan

Mereka berdua jalan sambil mengengam tangan satu sama lain entah kenapa rasanya sangat indah sekali untuk malam ini tapi tidak dengan jihyo karna dia tau pasti hari ini akan sangat menyakiti irene

Dia harus mengungkap semuanya kepada irene dan harus melepaskan irene entah kenapa rasanya sangat tidak rela sekali melepaskan irene padahal dia masih ada yerim

"Bagaimana dengan jadwal mu?"tanya jihyo di sela sela kesunyian mereka berdua "sangat melelahkan tapi karna ini adalah pekerjaan mau bagaimana lagi"ucap irene tersenyum melihat wajah jihyo yang menatap ke depan

"Apa hobi mu terus melihat wajah ku?"tanya jihyo "tentu saja"ucap irene  semakin lebar senyuman nya "jangan melihat ku atau kamu akan terus jatuh cinta pada ku"ucap jihyo melihat kearah irene

"Memangnya kenapa kalau aku jatuh cinta pada mu terus menerus bukan kah itu adalah hal bagus"ucap irene menyetuh pipi chubby jihyo dan mengelusnya pelan pelan

"Rene aku ingin mengatakan sebenarnya.."ucap jihyo serius membuat seketika irene berhenti mengelus pipi jihyo dan menatap jihyo serius "sebenarnya apa?"tanya irene dengan senyuman di wajahnya

Melihat irene tersenyum entah kenapa jihyo bener bener tidak tega mengatakan nya tapi mau apa lagi sesuai dengan perjanjian nya dengan jennie dia harus menepatinya dan tidak boleh langgar

"Hari ini adalah hari terakhir kita berkencan maafkan aku"ucap jihyo menunduk senyuman di wajah irene pun tiba tiba saja menghilang begitu saja menjadi wajah datarnya dan menyeramkan

"Aku dan jennie membuat perjanjian soal kencan ini. Waktu ku cuma satu bulan untuk membuat berubah menjadi lebih baik dan tidak terobsesi pada ku-"

Plakk

"Setelah membuat ku merasa senang dan meninggalkan ku begitu saja. Apa kamu pikir bagaimana perasaan ku saat ini! Kamu berkencan dengan ku hanya karna sebuah perjanjian saja apa kamu mikir seperti apa perasaan ku saat ini mendengar pernyataan mu!!"teriak irene penuh dengan emosi yang mengusai dirinya

"Mianhae rene"ucap jihyo menuduk tidak berani menatap wajah irene dia tau bahwa irene sedang menangis "mengapa kamu mempermainkan ku!!!"marah irene

"Mianhae aku melakukan ini supaya kamu tidak di krim ke rumah sakit"ucap jihyo "lebih baik aku tetap seperti dulu dari pada harus di permainkan oleh mu dan berakhir aku yang terluka"ucap irene langsung segera berjalan meninggalkan jihyo

"Tunggu rene!"tahan jihyo "lepaskan aku brengsek!! Aku membenci mu!!"ucap irene mencoba melepaskan tangan jihyo dari pergelangan tanganya

Puk*

Jihyo menarik irene kedalam pelukannya "mianhae atas semua ku lakukan tapi aku tidak rela kamu pergi"ucap jihyo membuat irene menangis di pelukannya

____________
Setelah irene menangis sekian lama dipelukan jihyo akhirnya pun dia pun berhenti menanggis dan menatap kearah jihyo "mengapa kamu tidak rela aku pergi?"tanya irene

Jihyo menatap mata irene membuat jantung irene kembali menggila lagi "aku jatuh cinta pada mu"ucap jihyo semakin membuat jantung irene semakin menggila. Keduanya terdiam dengan tatapan terpaku mereka

"Kalau begitu mari kita jalanin hubungan ini"ucap irene masih menatap jihyo "aku tidak bisa. Aku sudah janji pada yeri setelah semua nya selesai maka aku akan kembali dengannya lagi"ucap jihyo "kalau begitu jadikan aku selingkuhan mu"ucap irene

"Tidak bisa aku tidak mau menyakiti yeri dan dirimu"ucap jihyo membuat irene kecewa "pergi dengan yeri aku tidak apa"ucap irene mencoba melepaskan pelukannya dari jihyo tapi jihyo tetap menahan nya

"Rene kasih aku kesempatan untuk memilih antara dirimu dan yeri"ucap jihyo "baiklah aku memberikan kesempatan untuk mengambil keputusan yang bener"ucap irene "kalau begitu ayo kita lanjutkan kencan lagi sebelum semakin larut"ucap jihyo dan irene pun membalas dengan senyuman

Keduanya melanjutkan kencan dengan keadaan sunyi saja tidak ada yang memulai percakapan sama sekali. Mereka berdua hanya terngelam dengan pikiran masing-masing

sampai dimana tiba tiba saja jihyo mematung membuat irene bingung mengapa jihyo diam

Ia pun ikut melihat ke arah dimana jihyo lihat dan dia pun cukup terkejut melihat kedua pasangan itu sedang menikmati ciuman dan irene kenal siapa kedua orang tersebut "rene biar aku mencari kebenaran dahulu dan aku akan memutuskan semua nya"ucap jihyo segera mengeluarkan telepon nya dan menelpon yeri

Yeri merasa keganggu dengan suara di saku celana nya dan segera dia melihat siapa menelpon nya seketika dia panik dia pun menyuruh orang di depan nya diam dan orang di depannya menganguk

"Halo jihyo ada apa menelpon ku?"

"Kamu dimana sekarang?"

"Aku di luar"

"Bareng sama siapa?"

"Temen ku"

"Yeoja atau namja?"

"Yeoja"

Jawaban yeri berhasil membuat jihyo menatap yeri tidak percaya bagaimana bisa dia mengatakan bahwa dia sedang bersama seorang perempuan padahal dia sedang bersama seorang lelaki yang sangat amat jihyo benci dan selalu membuat dirinya dan yeri bertengkar

Irene yang melihat jihyo yang mengeratkan tangannya langsung irene memberikan nya penenang menyuruh jihyo harus bisa mengontrol emosinya jangan sampai semuanya hancur

"Oh begitu, yerim ada yang ingin ku katakan pada mu"

"Apa?"

"Kita akhirkan hubungan ini saja aku sudah tidak bisa lanjutkan lagi"

"Hah? Apa maksud mu? Jangan bercanda"

"Kita akhirkan semuanya. Kita tidak bisa bersama lagi, kamu menghianti ku"

"Aku menghianti mu hah?"

Yeri pun melihat semua arah dan dia langsung mematung melihat ada jihyo dan irene di sana dengan wajah jihyo sudah marah

"Selamat atas hubungan kalian berdua. Terima kasih telah hadir di hidup ku ku harap kamu bahagia dengan orang itu. Hubungan kita sampai disini saja"

"Jihyo-"

Jihyo langsung mematikan ponselnya "kajja rene"ucap jihyo menarik irene pergi dengannya sedang di belakang sudah yeri ingin mengejarnya tapi di tahan oleh sang pria.

Kedua nya pun masuk kedalam mobil dan jihyo pun menjalankan mobilnya menuju tempat tinggal irene. Irene ingin mengajak jihyo bicara menjadi tidak jadi karna di lihat jihyo sangat emosi saat ini

Sesampai di dorm redvelvet jihyo pun mengambil nafasnya dan setelah itu membuang nya dia menatap ke arah Irene "rene aku sudah memutuskan semua nya. Mari kita bersama menjalankan hubungan ini aku sudah tau yang mana keputusan ku sebenarnya"ucap jihyo menarik irene ke pangkuannya dan langsung mencium bibir irene

Bersambung...

| L.O.V.E | 1 & 2 {✓}Where stories live. Discover now