1.2 - Gara Gara Rem

966 163 8
                                    

Minju mempercayai tangan dan kakinya yang sejak tadi jadi penahan tubuh

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Minju mempercayai tangan dan kakinya yang sejak tadi jadi penahan tubuh. Kedua tangan gadis itu terjulur kebelakang menggenggam kuat besi jok belakang, sedangkan kakinya jadi tumpuan untuk menahan pada rear footstep motor. Tingkah itu Minju lakukan hanya karena tidak ingin tubuhnya bertubrukan dengan punggung Jaemin tiap kali pemuda itu menarik rem.

Lama-kelamaan Jaemin jadi tersadar, bahwa gadis dibelakangnya kesulitan sendiri padahal pemuda itu biasa-biasa saja. Karena tak tahan lagi melihat ekspresi Minju yang menggemaskan tiap kali dirinya menarik rem, mata Jaemin mulai berkilat jahil. Pemuda itu sekali dua kali sengaja ngerem mendadak agar Minju kewalahan.

"Lo, kenapa sih?" tanya Jaemin pura-pura tidak tahu sebari menahan tawa.

"Kenapa apaan? Emang kenapa?" jawab Minju pura-pura tenang dengan wajah yang sudah jelas sedang menahan sesuatu.

Jaemin merapatkan bibir beberapa detik tak sanggup melihat ekspresi Minju. Namun kemudian ia kembali buka suara, "ck. Segitunya amat sama gue."

"Gitu gi−" Minju yang hendak menjawab tertahan karena Jaemin tiba-tiba menarik gas kencang hingga tangan Minju terlepas dari pegangannya. Namun Jaemin kontan kembali menarik rem secara mendadak membuat Minju bertubrukkan dengan punggung Jaemin dan secara reflek tangan gadis itu merengkuh tubuh kokoh Jaemin, "−mana," lanjutnya kikuk.

Jaemin yang tak menduga akan jadi seperti ini ikut tersentak ketika tangan Minju tiba-tiba mendekapnya dari belakang. Lima detik terasa semenit lamanya. Seolah lima detik itu semesta berikan hanya untuk mereka sekedar menikmati deruan napas masing-masing yang sudah tak karuan. Hanya lima detik, Jaemin merasa sekujur tubuhnya seolah tersetrum getaran asing namun menghangatkan.

Sampai akhirnya Minju tersadar kemudian langsung memukul punggung pemuda didepannya keras-keras hingga ia memekik.

"WOY WOY GILA GUE LAGI NYETIR!" kata Jaemin jerit-jerit kewalahan dipukuli Minju.

Jaemin menepi kemudian memeluk diri sekedar mengelus-elus pungungnya meringis. "Sakit banget anjir! Lo kenapa sih?!" runtuk Jaemin menolehkan sedikit wajahnya pada Minju.

Minju berdecih. "Lo sengaja ya, ha?! Gini nih kenapa gue gak mau dianter lo, modus mulu kerjaannya," tunding Minju sewot mengalihkan pandangannya tak ingin ditatap.

Jaemin berdehem kemudian menjawab, "a-apaan sih! S-sotou banget ya!" jawabnya sewot namun kikuk.

"Yaudah sana sana!" Minju mengarahkan kepala Jaemin agar kembali menghadap kedepan. "Maju mang!" seru gadis itu menenggelamkan canggung hingga Jaemin kembali melajukan motornya.

Jaemin jadi tak mampu menahan senyum. Suasana hati pemuda itu tiba-tiba jadi sangat bahagia entah mengapa. Rasanya angin malam tak lagi terasa dingin sama sekali. Dan tak perlu ditanya lagi, berapa kali pemuda itu mencuri-curi pandang dari kaca spion hanya sekedar melihat wajah cantik Minju yang kali-kali tertutup rambut ulah deruan angin malam.

Hello, Minju! || Jaeminju ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang