3.1 - Putus

929 105 8
                                    

Renjun dan Jihoon yang mendengar teriakan Minju dari koridor cepat-cepat berlari menuju kelas

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Renjun dan Jihoon yang mendengar teriakan Minju dari koridor cepat-cepat berlari menuju kelas. Ketika mendapati situasi keruh disana keduanya langsung melerai Jaemin dan Jungwoo dengan menjauhkan keduanya.

"Ada apa ini kenapa?" tanya Renjun tegas menatap Jaemin dan Jungwoo bergantian.

Namun yang ditanya tak menjawab. Justru keduanya masih saling memicingkan mata.

"Upacara udah mau mulai siap-siap ke lapangan!" celetuk petugas osis yang menyisir kelas, mengingatkan. "Ada apa ini?" tanyanya polos melihat keadaan hening dan menegangkan dalam sana.

"Kagak bukan apa-apa. Oke gue nyusul, lo duluan aja," sahut Renjun mengalihkan.

"Okey," tanggap petugas osis itu berlalu pada kelas berikutnya.

Renjun kembali beralih pada kedua orang yang tengah berselisih itu. "Bakal gini terus? Kita udah harus ke lapangan," ujar pemuda itu memperingatkan.

Jihoon yang masih menahan Jungwoo itu menolehkan wajah. "Lo pada duluan ke lapang aja," katanya hingga para siswi yang sejak tadi diam menonton bergegas keluar kelas.

Renjun melipat tangan di dada. "Gue gak tau apa yang jadi permasalahan kalian. Tapi tolong secepatnya diselesaikan dengan baik-baik kalo lo pada gak mau masuk ruang BK," ujar Renjun memperingatkan.

Jungwoo mendekatkan wajah pada Jaemin, mendorong tubuh pemuda itu dengan telunjuknya. "Urusan kita belum selesai," katanya menekan ucapan tersebut. Jungwoo melepaskan cekalan Jihoon kasar kemudian berlalu keluar kelas.

"Minju?" tanya Renjun to the point.

* * *

Minju merasa beruntung karena hari ini jadwal pertukaran tempat duduk. Dirinya merasa tersiksa sejak dua hari lalu duduk disana. Rasanya menyesakkan. Ia sama sekali tak bisa berucap apapun pada teman sebangkunya saat itu. Minju tidak mengerti, mengapa dirinya jadi sebaperan ini. Sebenarnya sampai saat ini Jaemin tak menyerah bicara bahwa dirinya hendak menjelaskan, tapi hanya saja Minju memang tak mau dengar. Gadis itu tak mau dengar karena itu justru akan lebih menyakitkan, toh mereka memang bukan siapa-siapa. Apa ada yang perlu dijelaskan?

"Ju, lo kenapa sih?" celetuk Haechan bertanya pada teman sebangku barunya itu.

Minju tertawa renyah. "Lah emang gue kenapa?" tanya balik gadis itu seolah tak ada masalah apapun.

"Yeuu, maksud gue elo sama si Jaemin kenapa?" tanya Haechan lagi lebih lengkap.

Minju menggedikkan bahu cepat. "Tanyalah sendiri sama temen lo. Kalo gue gatau sih kenapa," jawabnya acuh.

"Ih anjir mana berani gue mukanya kek pms gitu."

Sedangkan di meja belakang, Yujin tak berhenti menghela memperhatikan teman sebangkunya yang selama pelajaran hanya menempelkan sebelah pipinya ke meja. Gadis itu tak paham, apakah takdirnya itu memang untuk mengurusi percintaan orang lain?

Hello, Minju! || Jaeminju ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang