2.7 - Sakit

964 121 6
                                    

"Ck

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Ck. Cepet bangun kek," keluh Minju menghela kemudian menyambung ucapannya, "tapi jangan jutek-jutek, gue kangen lo yang dulu."

"Eh?" celetuk Jaemin tersadar bahwa saat ini dirinya tidak sedang bermimpi.

Mendengar celetukkan Jaemin, gadis itu mendelik cepat-cepat melepaskan genggaman tangannya. "Dari kapan lo bangun heh?!" sewot Minju seolah kepergok maling jajanan di warung.

Jaemin mengekeh kecil. "Lanjutin ngomelinnya Ju, gue dengerin," kata pemuda itu pelan kembali memejamkan mata sambil tersenyum sendiri.

"Ck. Dari kapan heh?! Ishh gue nanya dijawab kek!" geram kecil Minju mencolek-colek lengan Jaemin. "Dasar sinting ya lo senyum-senyum sendiri gitu?" komentar gadis itu pedas namun tak melunturkan senyuman Jaemin.

Pemuda itu kembali terbatuk-batuk kecil sesaat. "Cepet ih lanjutin ngomelnya. Gue juga kangen diomelin lo," tanggap Jaemin mengekekeh puas dengan mata yang sengaja dipejamkan.

Minju mengertakan giginya kecil, memicingkan mata. "Ish! Ish! Ish! Gue nanya jawab dulu! Jawab gak?! Jawab!" rajuk gadis itu memukul-mukul lengan Jaemin hingga pemuda itu meringis sambil batuk-batuk.

"I-i-iyaa ampun ampun Ju ampun! Sakit Ju sakit!" pelas Jaemin karena Minju tak berhenti memukulinya. "Dari superhero-superhero, gue bangun pas lo ngomong itu," kata Jaemin akhirnya membuat Minju berhenti. "Kenapa? Sebelum itu lo ngedo'ain gue yang engga-engga ya? Ahh atau semacam ngungkapin perasaan gitu?" kekeh Jaemin lagi kepedean.

"Cuih, ngaco banget ngomongnya ya," jawab Minju berdecih sebal. "Dasar, repotin mulu anaknya. Gue jadi bolos pelajaran kan, mesti jagain bocah yang sok orang gede. Sosoan jutek padahal sama anteknya cekikikan, sosoan perhatian, peduli biar keliat genlte, sosoan dateng saat gue gak sengaja butuh sesuatu biar kedatangannya macem supermen, dih," cibir gadis itu mengomel panjang lebar.

Jaemin anteng saja mendengarkan omelan Minju. "Iya lanjut," ucap pemuda itu sambil memejamkan mata.

"Lo segitu galaunya karena gue gajadi malmingan sama lo sampe sakit gini ha?" tanya Minju mendongakkan dagunya kecil, angkuh.

"Jah. Pede amat," jawab Jaemin menyeringai kecil.

"Lah bodo. Yang ngomong gue. Mulut, mulut gue," tanggap Minju songong mengibas-ngibaskan rambutnya.

"Bicaranya mulai gak sopan ya," ucap Jaemin mengomentari.

"Diajarin Renjun," kata Minju polos membuat Jaemin jadi batuk.

"Lulusan Renjun di kelas ada berapa orang sih? Akhlakless semua," ujar pemuda itu mengeruhkan wajah.

"Ck. Random banget omongan lo. Diem, dengerin gue mau ceramah dulu," kata Minju mengacungkan telunjuknya memperingatkan. "Lo itu gak cocok sok dingin begitu kayak si Jeno. Jeno mah coolnya murni dari sononya, ya elu mah petakilan gak perlu lah sosoan es-esan kek begitu. Bukan lo banget. Lo tuh bacot, tukang coblak, nyerocos mulu gak berenti kalo belum ditanggepin. Balik deh lu, gak suka gue liat lo sok irit omong. Jawabnya cuma ham hem ham hem macem gue lagi ngomong sama patung," omel Minju mengeluarkan unek-uneknya selama ini.

Hello, Minju! || Jaeminju ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang