02.Lingkungan Kale

2.3K 157 1
                                    

Pagi ini saat memasuki kelas Anya disambut oleh sifa yang terlihat galak menagihi uang kas. Gadis galak itu teman satu mejanya.

"Fa goceng sebulan ya?" kata anak laki-laki yang Sifa tagih, ragu-ragu memberikan uang.

"GUE TAMPOL MAU LO?" Anya tertawa melihat kegalakan Sifa.

Untung Anya bukan golongan orang yang suka nunggak. Sebelum bermain ponsel baru Anya mengambil makanan di kolong meja. Roti dan susu hangat, entah pengirimnya siapa. Setiap hari selalu ada. Awal Anya penasaran setengah mati sampai menyelidiki, tapi nihil. Sifa menyimpulkan jika itu adalah pengagum rahasia sebab di sekolah Alberto ini banyak laki-laki yang terpikat oleh paras cantik Anya. Tidak mau ambil pusing, Anya memakan saja. Rasanya enak juga sehat, suatu hari nanti Anya pasti akan mengetahui siapa pengirimnya.

"Eh kapan datang lo?" tanya Sifa heran melihat tiba-tiba Anya duduk manis.

Dengan mulut terisi penuh makanan Anya menjawab singkat, "tadi."

Sifa duduk di sebelah Anya, menampilkan senyum sumringah. "Lo udah salamin gue ke Kale kan?"

Jangan tanya. Jelas Anya langsung tersedak. Sifa puas tertawa. "Enak aja!"

"Ya elah nya punya pacar cakep bagi-bagi kenapa," gurau Sifa. Ketampanan Kale membuat Sifa tertarik tapi hanya untuk kagum, bukan untuk merebutnya dari Anya.

"Sama Kevin aja sana," jawab Anya sambil menjentrikan jari-jarinya.

"OGAH!" Sifa mengatakan dengan wajah marah. "Orang dia suka sama lo Anya, udah lo sama dia aja biar gue sama Ka---"

"Leng susu?" sekat Anya. Sifa menggeram kesal.

"Udah ah gue mau setor aja!" Anya tertawa dan mengangguk.

🐟🐟🐟

Kale tersenyum tipis melihat ketiga kawannya dihukum berdiri di depan papan tulis lantaran terlambat.

Sebelum memulai pelajaran biologi, Pak Nichol menatap tiga murid berseragam urakan, cengengesan berdiri. "Besok orang tua kalian bertiga wajib datang menemui wali kelas untuk konsultasi segala macam bentuk biang onar kalian!"

Ketiga laki-laki itu ber-yah. Pasalnya baru tiga hari yang lalu panggilan orang tua, sekarang lagi?

"JANGAN BANTAH!" sentak Pak Nichol saat salah satu dari mereka buka mulut minta dikasihani. "Jangan juga ada seperti sebelumnya, menyewa tukang ojeg, tukang bakso, tukang batagor, tukang cilor, tukang es, tukang martabak---"

"Pak bapak lapar ya?" celetuk laki-laki berlesung pipi yang tengah diomeli itu. Satu kelas tertawa.

Plak!

Kepalanya langsung bapak jitak pakai gulungan buku paket. "BERDIRI YANG BENAR, MASUKAN BAJU!"

Bel istirahat berbunyi. Mereka berempat memutuskan pergi ke tempat biasa. Di lorong dekat gudang yang berhimpitan samping kelas 12 ujung. Jauh dari pantauan guru, sehingga kadang mereka diam-diam suka berani merokok disana.

"Najis dah," celetuk Bule pada si kempot Epot yang membuka seragamnya, ganti memakai kaos distro original. "Jelek banget baju lo, murah."

KALE [END]Where stories live. Discover now