29.Sekolah robot

363 29 17
                                    

Besok atau lusa~

                               *******

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

                               *******

Apa maksud perfect yang Noni katakan? apakah Galang memang sebaik dan semenyenangkan itu, tanggapan Anya malah berbanding terbalik, tapi ia tidak boleh menilai seseorang dalam satu atau dua pertemuan saja. Kita lihat hari ini dan seterusnya apakah benar yang Noni katakan.

Galang duduk di kursi kantin sambil memikirkan apa yang Dika katakan. "Lang, makasih ya. Maaf juga." Ucap Wanda.

"Santai aja kali." Jawab Galang lalu tersenyum tipis.

"Oh yaudah, gue duluan ya." Ucap Wanda yang dijawab anggunkan oleh Galang.

Setelah duduk di sebelah Abigel dalam kelas Anya langsung disuguhi soal-soal ujian, melihatnya saja membuat Anya menghela nafas berkali-kali apa lagi mencoba mengerjakannya. "Duh, ini masih pagi juga."

"Nya, bentar lagi ulangan kita harus banyak belajar supaya masuk kelas unggulan." Jawab Abigel.

Orang-orang di dalam kelas juga banyak yang belajar, Anya jadi merasa orang pemalas sendiri. Tapi apa sepenting itu kelas unggulan? ia baru ingat kalau Febrianto juga akan memberikannya hadiah bila ia bisa masuk kelas unggulan.

"Kamu mau banget ya gel, masuk kelas itu?" tanya Anya. Abigel yang sedang menulis langsung menoleh pada Anya.

"Iya lah oncom!" jawab Abigel dengan suara meninggi, ia menghadap Anya. "Dengerin gue ya, di sekolah ini kalau lo masuk kelas unggulan univ yang bagus pasti bakalan nerima lo, nah kalau lo nggak milih kuliah juga pasti bakalan dapet kerja yang gajinya gede. Enak banget kan? yang dapet enaknya anak kelas unggulan yang bisa lulus dengan memegang status sebagai anak kelas unggulan. Jadi mereka mati-matian buat bisa bertahan sampe kelas tiga dan anak yang lain juga berjuang supaya pas kelas tiga dia bisa ada di kelas itu." Tutur Abigel.

Ternyata itu alasannya, pantas saja semuanya sangat berambisi untuk mendapat nilai besar, bahkan di setiap lorong sekolah ada saja ditemui anak-anak yang membaca buku tebal tentang pelajaran, mungkin ada yang masa bodo seperti Anya tapi hanya beberap saja.

Anya mengangguk. "Hm, setiap tahun kelas unggulan bertambah dong?"

Abigel yang kembali menulis mengangguk. "Nggak cuma bertambah tapi juga ada yang keluar dari kelas unggulan, sedih banget si pasti, maka dari itu kalau udah masuk kelas unggulan harus bisa bertahan. Nggak banyak kok yang dipilih paling cuma dua atau tiga orang perkelas." Jawab Abigel.

"Oh." Jawab singkat Anya. Abigel menatap sinis pada Anya.

"Yaudah belajar dong!" perintah Abigel mengomel layaknya Ibu pada anak.

Anya langsung mengambil alat tulis untuk mengikuti Abigel. "Ahhh, nyebelin banget."

Tak hanya Anya Kale juga sedang belajar bersama kedua temannya. Ralat, bukan kedua temannya hanya Kale yang belajar yang lain hanya mengiyakan dan menguap berkali-kali, apa lagi Epot.

KALE [END]Where stories live. Discover now