66.Terbiasa sepi

565 37 0
                                    

Banyak orang-orang yang suka kamu, tapi aku lebih suka diriku sendiri. -ANYA-
_______________________________________

Kicauan burung menyambut Minggu pagi ini dengan cerah, Risa bersiap-siap untuk pergi menuju tempat arisanya diantar oleh putra satunya-satunya yaitu Kale. Anya menyiapkan sarapan, seperti bisa tanpa kontak mata dengan Kale begitupun sebaliknya. Febrianto jadi bingung sendiri.

"Nggak sekalian ikut makan Anya?" Tanya Febrianto lembut.

"Nggak yah, Anya ada kerjaan lain," balas Anya sopan dengan senyum tipisnya. Kale pura-pura tak melihat ia diam sambil menuangkan sarapan paginya.

"Kamu nganter Bunda rapi banget Zil kaya mau ketemu cewek aja, Ayah lihat kamu jadi berasa ngaca," ucap Febrianto. Risa terkekeh kecil mendengarnya.

"Iya ketemu calon pacar baru," balas Kale dengan volume yang ia tinggikan agar Anya mendengarnya.

Langkah Anya terhenti beberapa detik. "Ciah cewek PDKT-an sama kamu nyerah duluan Bang." Kata Risa sambil menuangkan air ke gelas suaminya.

"Ya nggak lah, mirip-mirip kaya aku dulu kalau PDKT-in cewek, keturunan aku nggak akan ada yang bisa menolak ketampanannya," ucap Febrianto menyombongkan diri hingga Kale yang mendengarnya merasa malu.

"Banyak gaya Ayahmu Bang padahal PDKT modal teh gelas doang," balas Risa membuat Kale tersenyum tipis, andai Ica ikut makan akan semakin lengkap kebahagian keluarga kecil ini.

"Hei teh gelas juga kan Ayah isi cinta Bun." Kata Febrianto.

"Yah jangan bikin nggak nafsu makan," kata Kale membuat Risa tertawa kecil.

Selesai sarapan Kale dan Risa meluncur menuju rumah Chika, sudah ramai Ibu-ibu disana dari penampilan yang Kale perhatikan hanya Bundanya lah yang tidak terlalu mencolok.

Seperti biasanya Kale selalu mendapatkan pujian dari para Ibu-ibu tersebut, anak itu membalas dengan sedikit senyuman tipis. "Bu Chika nya ada? saya ada perlu," kata Kale sopan.

"Anak itu tadi pagi pergi ketemu Kakaknya di apart, ada perlu apa nanti Ibu sampaikan?" tanya Ibu Chika sopan.

"Ah nggak usah Bu, nggak terlalu penting juga," balas Kale. Ibu Chika mengangguk.

"Ibu-ibu sebentar ya mau ngambil aquanya dulu," ucap Ibu Chika. Tanpa Risa suruh Kale langsung bergegas membantu dan mengikuti Ibu Chika ke dapur, Risa begitu bangga pada Kale.

"Chika punya Kakak Bu?" tanya Kale sambil mengangkat dus aqua. Ibu Chika yang tengah membawa kue mengangguk.

"Haikal namanya," ucap Ibu membuat Kale langsung terkejut.

"Haikal Heryanto?" Tanya Kale memastikan.

Ibu mengangguk mantap. "Kenal toh kamu?" tanya Ibu membuat Kale tersenyum kikuk.

"Temen jauh Bu." Kilah Kale.

Kecurigaan Kale ternyata benar Chika yang dimaksud adalah Chika anak Gapara, dan lebih tepatnya adiknya Haikal, Kale semakin curiga ini ada sangkutannya perihal dendam Haikal yang masih belum terbalaskan.

Epot menelpon Kale memberitahu harus kumpul di RS ada kabar yang ingin ia sampaikan. Kale dengan sopan berpamitan pada orang rumah Chika. "Nanti aku jemput Bun, kabarin kalau acaranya selesai," kata Kale, Risa mengangguk.

"Hati-hati bang." Kata Risa.

Jawa datang lebih dulu dari pada Kale tapi anak itu masih saja sibuk dengan handphonenya seolah tak penasaran dengan kabar yang Epot katakan. "Lo nggak penasaran?" tanya Epot.

"Apa?" tanya Jawa dengan senyumannya karena ia telah membaca pesan dari pacarnya.

"Nggak," balas Epot lalu memalingkan pandangannya pada Bule. Andai Bule sadar mungkin Epot tak akan sekesal itu pada Jawa. Kale datang membawa makanan membuat kesal Epot sedikit mereda.

KALE [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang