64.Double kill

524 38 1
                                    

Kau bukan rumah-ku

                             ********

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

                             ********

Karena Anya tak kunjung datang akhirnya Abigel menyusul takut ada hal-hal yang tak diinginkan terjadi.

"Lo Sonya, pacarnya Kale kan?" tanya Ray.

"Pacar?" tanya balik Anya seraya mengusap air matanya.

"Bukan," balas Anya.

Ray malah memperhatikan Anya, gadis di depannya ini benar-benar mirip dengan Tapasya. Yang ditatap merasa risih. "Aku permisi Kak."

"Gue mau ngomong sama lo!" ucap Ray dengan nada meninggi. Anya membalikan badannya.

"Kenapa?" tanya Anya.

Kemudian Ray membawa Anya duduk di tempat yang lumayan sepi. Sepertinya ada hal penting yang harus ia bicarakan pada Anya. "Kenapa Kak?" tanya Anya dengan suara parau. Ray sebenernya ragu untuk mengatakan ini karena melihat mata Anya yang memerah.

Tapi bila mengingat foto Mutiara dengan Dimas membuat tekadnya bulat untuk menghancurkan hati Galang. "To the point aja, Galang jadiin lo pelampiasan."

"Galang?" Tanya Anya. Mengapa semua ini terjadi diwaktu yang bersamaan hingga Anya merasa ini hanyalah mimpi buruknya.

"Iya, lo deket sama dia kan?" Anya mengangguk. "Nama ceweknya Tapsaya, dia mirip banget sama lo, selama ini Galang mati-matian move-on tapi nggak bisa sampai akhirnya ketemu cewek yang perwatakannya mirip banget sama Tapasya dan itu lo."

Lagi-lagi Anya tertawa hambar karena tak percaya. "Hah? nggak lah, Galang tulus sama Anya Kak."

"Lo ngerasa gitu karena nggak tahu semua tentang dia," balas Ray. "Gue ini mantan pacar Kakaknya dan Kakaknya lebih tahu dari lo, dia bilang semua ke gue tentang adiknya itu, jauhin Galang tetep sama Kale. Kale jauh lebih baik dari Galang."

Anya menunduk sambil kembali terisak, bisa-bisanya ia dijadikan boneka oleh kedua laki-laki yang ia sayang dan sangat ia cintai dengan tulus, sandiwara mereka membuat Anya terpukau hingga ingin memutuskan urat nadi mereka. "Apa bedanya?" tanya Anya.

"Yang harus lo tahu lo nggak akan jadi nomer satu di hati Galang, lo cuma pengobat lukanya," lanjut Ray membuat air mata Anya semakin deras.

"Kak Ray nggak bercanda kan?" tanya Anya.

"Ini bukan saat yang tepat buat bercanda, apa gue keliatan bercanda?" Ray mengehela nafas. "Galang bikin hubungan gue ancur sama Kakaknya itu lah sebabnya gue kasih tahu kebusukan Galang agar rasa sakit gue dan dia setimpal."

"Sayangnya Anya nggak akan benci Galang!" Jawab Anya dengan suara lantang.

"Nggak masalah, tetep aja di deketnya dan jadi kekasih bayangan dia, Sonya Galang akan selalu anggap lo gadis di masalalunya bukan lo bukan," kata Ray membuat Anya mengingatkan Galang terus saja berkata mirip padanya.

KALE [END]Where stories live. Discover now