41.Marah besar

566 40 1
                                    

Baik sama orang yang nggak punya hati sama halnya dengan nyape-nyapein diri sendiri.

Baik sama orang yang nggak punya hati sama halnya dengan nyape-nyapein diri sendiri

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

                               *******

Kale keluar dengan baju yang basah kuyup, sialan memang mantannya itu. "Lho den, ada hujan di mana?" tanya Bi Isma yang sedang membersihkan bakso yang Kale tumpahkan.

"Bi sama aku aja," ucap Kale sambil mengambil alih tugas Bi Isma. "Hujan di luar bi." Lanjutnya berbohong.

Kale memasuki kamarnya dan ia mandi untuk membersihkan diri agar setan-setan di tubuhnya hilang. Ia melihat dirinya di kaca sambil mengelap rambutnya menggunkan handuk lalu tersenyum tipis memikirkan apa yang telah ia lakukan pada Anya tadi.

"Bego banget gue nggak bisa ngontrol diri sendiri, terus apa bedanya gue sama Kevin?" tanya Kale pada dirinya sendiri.

Anya mematikan lampu kamarnya lalu menenggelamkan wajahnya di bantal dan menangis tanpa suara, ia ingin pergi dari rumah ini, tapi ia tak punya tujuan. Semakin hari ia diperlakukan seenaknya. Tiba-tiba ia baru ingat dan dengan cepat mengambil handphonenya untuk mengirim pesan pada seseorang.

Pagi-pagi buta Sifa sudah duduk manis di sofa rumah Galang yang luas dan sangat sepi ini, rumah sebesar ini pun tak ada asisten rumah tangga. Galang sangat mandiri begitupun Ayah dan Kakaknya.

Galang menyisir rambutnya sambil bersenandung kecil, hatinya sangat berbunga-bunga saat ingat kalau Anya akan satu kelas dengannya.

Saat ia membuka pintu kamar ia terkejut melihat Sifa yang duduk sambil memakan kue-kue di rumahnya.

"Ngapain lo, kunyuk?" tanya Galang.

Sifa memperhatikan penampilan Galang ia tampan menggunkan kaos basket, sangat terpancar sekali aura bahagianya.

"Nagih duit, mana? Anya pasti nggak lolos kan?" kata Sifa menebak.

"Pede banget lo ngomong gitu." Galang duduk di sebelah Sifa, "Gue dari awal udah bilang ya sif taruhan dosa, cepet-cepet siapin duit deh."

Setelah mengatakan itu Galang bengkit dan berdiri dari duduknya. "Pede banget," gumam Sifa.

Kale melihat Anya sedih, ia begitu tidak ceria bahkan melewati Kale yang sedang memanaskan mobilnya.

"Sonya!" panggil Kale membuat langkah Anya terhenti.

"Mau bareng?" tanya Kale, Anya membalikan badannya dan menggeleng.

"Kale hati-hati di jalan," kata Anya dengan suara lembut. Ia kembali berjalan.

Rasanya sudah benar-benar berubah dulu bila ada masalah Anya menceritkannya pada Kale secara detail tapi sekarang? Anya menutupinya karena Kale bilang semua telah usai dan hidup lah masing-masing seolah tak pernah kenal.

"Gue yakin bukan cuma gara-gara gue tu anak galau," ucap Kale.

Sepanjang jalan Kale memikirkan penyabab Anya galau. "Apa gara-gara si bangsat Galang? emang sepenting itu?" kesal Kale lalu meninju stir mobil.

KALE [END]Where stories live. Discover now