11.Bule peduli

522 45 12
                                    

|11•|Seseorang mulai peduli saat ia merasakan cinta. -Bule

                              ******

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

                              ******

Kale tengah duduk di kursi ruangan pribadi miliknya, keputusan yang ia ambil sepertinya salah, itu malah menunjukan kalau dia memang egois. Sekarang apa yang dipikirkan Anya tentang nya, pasti memikirkan kalau Kale lebih memilih Salsabila, sungguh wanita itu memang mahluk ciptaan Tuhan yang sulit untuk dimengerti.

Getaran handphone membuat Kale tersadar dari lamunan nya. "Sini, Bule masuk rumah sakit." Ucap Epot.

"Kasih gue alamat nya." Ucap Kale lalu mematikan telpon.

Jawa tengah melipat tangannya di ambang pintu ruangan VIP milik Bule, Jawa panik setengah mati tapi Bule masih bisa-bisa nya bermain game di handphone. Sedangkan yang membuat panik, yaitu Epot tengah asik memakan buah-buahan milik Bule.

"Beli suntikan mati harga nya berapa si kira-kira?" tanya Jawa lalu mendekati mereka berdua.

Epot dan Bule menoleh. "Amjai baju kita samaan brow." Ucap Epot, mereka bertiga memang masih mengenakan seragam basket.

"Gausah ganggu ketenangan orang sakit, sana-sana bantuin suster misahan usus." Tandas Bule.

"Kata lo tangan sama kakinya misah, bangsat." Kesal Jawa sambil menendang kursi Epot.

"Saraf lo, gila aja kalau tangan sama kaki Bule nyatu." Ucap Epot.

"Sumpah demi apapun pot, gue panik. Takut Bule udah di kuburin jadi pocong." Jawab Jawa jujur.

"Gue nggak pakai kain kafan kalau meninggal." Ucap Bule kesal.

"Iya, Bule mah kalau meninggal di make up pin sabi banget lah, udah Le cepet mati aja gue mau liat." Tandas Epot. Bule langsung memukul menggunkan kakinya.

Tiba-tiba Kale datang membawa satu plastik buah tangan, Kale menyimpannya di nakas. Memang seperti inikan, hanya Kale yang waras.

"Kepala diperban gitu, padahal sikap lo yang saraf." Kata Kale.

"Aduh, emang Kale paling gue sayang." Ucap Bule lalu merubah posisinya menjadi duduk.

Mereka berkumpul di situ sampai malam, karena Anisah sudah mengirim pesan ia bisa kesana nanti malam. Kale melihat pemandangan kota Jakarta di jendela ruangan Bule, rasa resah ini benar-benar menghantui pikirannya. Jawa ikut mendekati Kale.

"Kenapa, ada problem?" tanya Jawa.

"Gue break sama Anya." Jawab Kale.

Jelas saja Jawa terkejut, hal yang ditakutkan benar terjadi. "Masalah Salsabila?"

Kale menggeleng kecil. "Gue bahkan nggak tahu masalahnya, apa ini masih permulaan bagi gue ya?"

Jawa tertawa kecil. "Iya, lo terima aja gitu dia minta break?"

KALE [END]Where stories live. Discover now