23.Bekas luka

403 29 2
                                    

{}Kurang-kurangin kuat

                               ******

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

                               ******

"Ah, ini bukan apa-apa kok." Jawab Anya dengan senyum manisnya. Kale langsung percaya dengan mudah.

"Hati-hati ya, aku duluan. Bye." Ucap Kale.

Anya melambaikan tangan pada Kale untuk perpisahan. Ia segera berjalan mencari kopaja untuk pulang kerumahnya. Menunggu dengan keresahan sungguh tidak menyenangkan.

Dari jauh sana ada laki-laki yang memantau keresahan Anya, ingin sekali ia mengantar Anya pulang dengan selamat, tapi apa boleh buat, tokoh figuran akan tetap jadi tokoh figuran, mungkin jika Tuhan berkehendak ia bisa saja jadi tokoh utama yang disandingkan dengan Anya.

"Ini gimana cara pakainya ya?" tanya Anya saat dirinya sudah duduk di dalam kopaja.

Setelah berada dalam kamarnya ia segera googling dan mempraktikannya ke kamar mandi. "Negatif?" tanya Anya pada dirinya sendiri. "Apa artinya?" tanya Anya lalu kembali membaca artikel. Ia bernafas lega saat dinyatakan tidak hamil. Tapi tetap saja, ia sedih karena mahkotanya sudah di renggut begitu saja oleh Kevin.

"Apa ini beneran?" tanya Anya. "Setau Anya orang yang udah ngelakuin hal itu pasti hamil deh."

Antara polos dan bodoh, Anya ada diantara keduanya. "Ah ini gara-gara pas pelajaran biologi Anya jarang nyimak jadi begini." Ucap Anya kesal.

Ia menyimpan tespek itu di dalam lemarinya. Lalu ia turun ke bawah untuk makan.

"Anya, apa kamu baik-baik aja?" tanya Senja sambil menuangkan air ke gelas milik Anya.

Senja ternyata masih ingat hal kemarin. "Nggak Bun, kemarin kayanya Anya terbawa perasaan karena habis nonton drakor sama Sifa." Kilah Anya.

Dengan mudah Senja percaya. "Mama tadi besuk Ayah." Ucap Senja.

Putrinya itu langsung tersedak. "Gimana keadaannya?"

"Membaik, dia nanyain kamu." Kata Senja.

Anya jadi merasa bersalah, ia sudah lama tidak menjenguknya. "Nanti aku kesana deh, Ma."

Sebagai balasan Senja mengangguk. "Bunda juga bicarakan masalah kedepannya sama Ayah kamu, katanya dia mau menebus salahnya di dalam sel." Kata Senja dengan mata memerah. "Ayahmu minta di bebaskan sebelum kamu gradution nanti, semangat sekolahnya ya."

Ah ucapan Senja sungguh menyentuh, mata Anya ikut berkaca-kaca. "Anya bakalan belajar sungguh-sungguh." Jawab Anya.

Senja sangat sadar suasananya jadi berubah melow, ia pun kembali tersenyum dan mengusap pundak Anya dengan lembut. "Bertahan ya, Mama juga bakalan kerja sampingan buat kamu." Ucap Senja.

Tidak seharusnya Senja bekerja sampingan, pasti akan melelahkan baginya karena tidak terbiasa, tapi apa boleh buat tabungan keluarga Anya juga semakin hari semakin menipis.

KALE [END]Where stories live. Discover now